part 12

53 5 0
                                    

Jam istirahat merupakan surga yg dinantikan para siswa SMA bakti mulia. Mereka berbondong bondong mengunjungi kantin untuk mengasi  makan para cacing di dalam perut mereka

Begitu juga dengan Vira dan para sahabat nya mereka memutuskan untuk pergi Kekantin guna mengisi perut yg sudah berdemo

Di sepanjang jalan mereka terus bercanda gurau tanpa memperdulikan tatapan dari para siswa di koridor

Sesampainya nya di kantin Vira melihat pemandangan yg tidak mengenakan dimana Vira melihat seorang wanita yg sedang bermesraan kepada pacar nya, eh ralat maksutnya Daril

" Dasar centil " kesal selvia yg membuat Vira melihat kepadanya

" Nek lampir emang suka gitu kali ya" ucap yessa

Selvia dan yessa terus bercerocos berbeda dengan tita yg hanya sibuk memandang Vira dengan tatapan kasihan

" Pesan yuk lapar ni" ucap tita

" Benar juga gosipin org juga butuh tenaga kali" ucap selvia sambil menarik yessa untuk memesan bakso favorit mereka

Setelah kepergian Selvia dan yessa Vira memberanikan diri bertanya kepada tita siapa perempuan itu,

" Itu siapa ta" tanya vira, Tah kenapa melihat Daril bermesraan dengan perempuan lain membuat hati nya sakit

" Emmmm itu.....Wina" jawab tita lirih

" Siapa nya Daril" tanya Vira lagi

" Ehh..... Dia anak baru vira" jawab tita

" Iya gue tau tapi siapa nya Daril" ucap vira

" Gak ta.....u gue..... vir" ucap tita gugup

Vira hanya diam dan tidak menanggapi lagi ucapan tita. Vira rasa para sahabat nya mengetahui sesuatu tapi mereka merahasiakan nya

Mungkin ini maksut dari perkataan daril di rumah sakit kemarin, yg harus Vira lakukan sekarang adalah percaya dengan ucapan Daril walau pun rasa di dalam hati nya bimbang  tapi hanya itu yg saat ini bisa dia lakukan

Dia tak mau mengulangi kisah cinta yg hanya sampai di tengah jalan dan mengalah demi perempuan lain. Cukup sekali dia memberikan orang yg dia cintai kepada perempuan lain sekarang dia harus memperjuangkan semua ini

Luka lama di hati Vira baru saja sembuh seiring hadir nya Daril tapi disaat luka itu sudah sembuh seseorang kembali menyayat luka itu

" Tara pesanan datang" ucapa yessa menghentikan lamunan Vira

Merekam memakan makanan yg telah dipesan dengan nikmat sesekali mereka tertawa tapi tidak dengan Vira yg hanya menampilkan senyum tipis

" Kenapa Lo" tanya Selvia kepada Vira, yg mendapat gelengan kepala Vira

Tita yg peka hanya mengerlingkan mata kearah Daril berharap kedua sahabat nya itu peka

Selvia yg paham atas kode tita hanya menganggukan saja berbeda dengan yessa si lemot

" Apa ta " tanya yessa

" Dasar bodoh" kesal Selvia

" Gak paham apa sih jelasin dong "

" Oon " tita menonyor kepala yessa

" Vir Lo pasti mikirin siapa itu si Wina kan " tanya selvia

" Nek lampir itu'' bukan vira yg menjawab melainkan yessa

" Diem" ucap tita

" Kata nya sih dia pacar nya Daril" jelas Selvia

" Oh" hanya itu yg di ucapkan Vira

" Oh dong gila Lo ya vir Daril itu pacar Lo" cerocos yessa

" Lah terus gue harus marah marah sambil guling guling dikantin gitu atau jambakan Sam si Wina itu Lo tau gue kan sa gue anti banget rebutan cowok " jelas Vira

" Benar sih tapi udh ah....." Selvia berdiri dan menarik yessa menuju meja Daril dkk

" Gawat" tita menepuk kening nya

Vira dan tita menyusul dua curut itu

******

Sedangan kan di meja Daril hanya terjadi tatapan sengit antara sahabat Daril dengan wanita ular

" Daril jalan yuk nanti sore" ajak Wina dengan nada genit yg tak di hirau kan daril, Daril lebih berminat memperhatikan pacar nya yg berada di meja pojok itu

" Huek.... Do pengen muntah gue" ucap Andre menyindir

" Muntah aja ndre di muka ular" ucap Edo tak kalah sengit

" Lepas" ucap Daril datar

" Ga mau" jawab wina manja

" Dasar ular berbisa mematikan tak tau malu suka menggoda " ucap Andre sambil memainkan game cacing

" Itu cacing begok" Edo menonyor kepala Andre

" Ini ular Edo ganteng ular yg mematikan dia punya racun dan Lo tau gak ular ini penggoda terus sok cantik sok centil tapi emang centil sih" jelas Andre dengan menekankan semua kata kan nya

" Apa Lo" sinis Wina

" Lah kesindir Lo" tanya Edo

" Iya lah dia kan ular..... Ups salah" ucap andre sambil tertawa

Wajah Wina telah merah seperti cabe busuk, sedangkan Daril tak memperdulikan ejekan para sahabat nya kepada Wina dia masih asik memperhatikan sosok perempuan yg mungkin akan salah paham terhadap kelakuan yg di lakukan nya sekarang ini

Daril tidak bisa melakukan sesuatu untuk mengusir Wina dari hadapan nya ini, semua ini dia lakukan demi keluarganya yg merasa berhutang Budi kepada keluarga Wina yg telah membantuk papa nya membangun perusahaan hingga sekaya sekarang ini

Daril merasa perjodohan yg dilakukan ke dua orang tua nya ini snagat konyol. Daril tak bisa menolak keinginan papa nya tapi di satu sisi Daril juga sudah mencintai Savira.

" Daril papa cuma minta 1 permintaan .....terima perjodohan ini dan lupakan Vira hanya itu yg papa ingin kan"

Kata kata itu selalu terngiang di telinga Daril sampai membuat nya frustasi, saking asik nya melamun Daril sampai tak sadar bahwa Vira dan sahabat nya sudah berada di depan meja nya

" Woi cabe busuk" teriak Selvia,yg membuyarkan lamunan Daril

" Apa Lo" tanya wina tak kalah nyaring

" Jangan sok ganjeng ya Lo jadi perempuan sok ngaku pacar nya Daril segala nyadar dong pacar nya Daril itu ni " ucap selvia menggebu gebu sambil menarik Vira agar berdiri di samping nya

" Hahahahaaa..... Muka kayak kaleng rombeng aja sok sok an ngaku pacar daril....hello gak level ya" ucap Wina meremehkan

" Eh dasar nek lampir ya Lo Cantikan Vira kemana mana kali dari pada wajah busuk Lo itu udh kayak cabe busuk di pasar yg sering di injek sama pembantu gue kalau kepasar" ucap yessa yg membuat seisi kantin tertawa

" Pinter juga kamu beb" ucap Andre

" Jadi nama Lo wina....." Tanya vira "gini ya Wina orang cantik itu gak pernah memuji diri nya sendiri dan dia juga gak pernah merendahkan orang lain.....dan satu lagi jangan mau jatuhin harga diri Lo demi laki laki yg gak suka sama Lo dan jangan pernah memaksa seseorang untuk selalu suka sama Lo biar pun Lo cantik tapi kalau kelakuan Lo kayak gitu sama aja Lo kayak cabe pasar yg harga nya murah meriah itu"  ucap Vira halus tetapi pedas, setelah itu Vira langsung meninggal kan kantin yg di ikuti para sahabat nya

" Gila halus tapi pedas" ucap Andre

" Ajaib juga Vira " ucap rio geleng geleng

" Gak nyangka gue Vira yg suka ramah bisa ngomong pedas juga" ucap Tama

Daril hanya berdiam seperti orang bisu dengan wajah lempeng nya tak tau ingin merespon seperti apa

Daril tau setiap kata yg di ucap kan Vira tadi ada rasa kekecewaan dan kesedihan yg menjadi satu

saviraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang