Part 4

195 78 279
                                    

Selamat datang kembali di cerita aku semoga kalian suka😉
.
.
.
.
.
_Happy Reading_


"Memang berat menerima kenyataan hidup yang tidak menyenangkan, tapi kamu harus belajar bersabar."

Brukk!

Gadis itu pun terjatuh di depan Faisal.

"Astagfirullah...!" ucap seorang gadis bernama Aulia.

"Maaf," ucap Faisal dengan enteng.

Dinda yang melihat sahabatnya tersungkur segera membantu Aulia untuk berdiri.

"Maaf, maaf!! Udah tau temen gua jatuh bukannya ditolongin malah diem aja," omel Dinda dengan nada kesal.

"Udah-udah, Din. Jangan ribut gitu, gak malu apa diliatin banyak orang?" tutur Aulia sambil berdiri.

"Tuh, temen lo aja gak sewot, kenapa lo yang sewot, lagian salah temen lo juga jalan gak pakai mata," balas Geri.

"Eh, lo tu ya ...." ucap Dinda namun terpotong oleh Aulia.

"Udah Din, lagian aku gak kenapa-kenapa kok," tutur Aulia lembut seraya menengahi perdebatan pagi ini.

Tanpa merasa iba, tiba-tiba Faisal pergi begitu saja meninggalkan kedua sahabatnya yang lagi bergelut membelanya.

"Woy Sal!! Tungguin kita dong, main pergi gitu aja!" teriak Iqbal. Geri dan Iqbal pun menyusul Faisal yang jaraknya tak jauh dari mereka.

"Tu cowok sebenarnya siapa sih? Benar-benar gak tau sopan santun, udah tau dia yang nabrak kamu, ehh main pergi gitu aja," gerutu Dinda dengan nada kesalnya.

"Udahlah, Din. Gak usah diperpanjang, lagian dia gak sengaja 'kan?" tanya Aulia.

"Iya sih gak sengaja tapi 'kan gak gitu juga Lia," sahut Dinda

"Sabar Din, pasti dia punya alasan," jawab Aulia.

" Hm, terserah kamu ajalah," ucap Dinda pasrah, dia selalu aja kalah kalo lagi debat dengan sahabatnya itu.

"Nah gitu, itu baru sahabat baikku," goda Aulia sambil tersenyum.

~~~

Setelah insiden kecil yang terjadi di pagi ini, Aulia dan Dinda memutuskan untuk ke kelas.

"Mending kita ke kelas sekarang, keburu bel bunyi," ajak Dinda.

Aulia tersenyum, "Iya nih udah jam 06:50 lagi," sambil melihat jam yang ada ditangan kiri Aulia.

Tak berapa lama Aulia dan Dinda menyusuri koridor sekolah. Akhirnya mereka menemukan kelas masing-masing. Dinda lebih memilih memasuki kelas lebih dulu.

"Lia aku masuk dulu ya, sampai bertemu di jam pulang," pamit Dinda kepada sahabatnya. Sedangkan Aulia dia masih berjakan beberapa langkah lagi ke kelasnya.

Kini Aulia sudah berada di depan kelas yang tertulis 12 IPA 1.

"Em ini kelasnya, bagus juga ternyata," gumam Aulia. Tak berpikir panjang Aulia melangkahkan kakinya memasuki kelas itu. Tak lupa dia mengucapkan salam kepada teman-teman.

"Assalamualaikum teman-teman," sapa Aulia sambil tersenyum

"Waalaikumsalam, eh Aulia sudah datang," sahut salah satu temannya bernama Tika.

"Iya Lia, tumben jam segini baru sampai?" Tanya Nina, teman sebangku Aulia.

"Maaf. Tadi aku ke perpustakaan dulu, lihat dena kelas," jawab Aulia sembari melangkah menuju tempat duduknya di samping Nina.

"Selama itu 'kah Lia?" tanya Tika penasaran.

"Iya Lia, bukannya lihat dena hanya sebentar ya, pasti kamu keliling dulu," ucap Nina.

"Ehh... Enggak kok Nin, Tik. Itu tadi kebetulan ada insiden kecil." Aulia menjawab dengan nada santai.

"What!! Siapa yang jahatin kamu, Lia?" kaget Tika.

"Aduh, Tika jangan teriak-teriak gitu napa," sahut Nina sambil menutup telinganya dengan kedua tangan.

"Hehe iya maaf, habisnya aku kaget kok ada yang mau jahatin temen kita, dia 'kan baik, Gitu lo." Tika menjawab dengan senyum lebar.

Selang beberapa menit Tika berbicara, bel sekolah pun berbunyi pertanda jam belajar sebentar lagi dimulai.

Krriing!!

"Eh bel sudah bunyi tuh. Tik sebaiknya kamu kembali ke tempat duduk kamu aja, keburu guru datang," perintah Aulia kepada Tika yang sedari tadi berdiri di samping Nina.

"Iya benar juga kata Aulia. Iya kalau guru kita nanti baik, kalu garang gimana coba," kata Nina sambil menakut-nakuti temannya.

"Iya ya, gua duduk. Lia buat lo masih punya hutang sama kita, hutang penjelasan," ancam Tika. Aulia yang melihat itu hanya bisa membuang nafas berat.

Aulia bersyukur allah telah menghadirkan teman-teman yang baik seperti mereka.

_TBC_

Hallo gaes mimin kembali nih, ada yang kangen gak sama mimin.

Cinta Dalam Doa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang