Alin tiduran dengan gaya tertelungkup di kasur milik kakaknya, Farhan. Gadis itu sedang bermain ponsel sambil mendengarkan lagu lewat earphone. Alin sibuk menatap ponselnya sambil cengar-cengir sendiri.
Farhan mengetuk pintu dari luar, tapi tidak dapat didengar Alin karena gadis itu sedang memakai earphone.
Farhan geleng-geleng kepala melihat kelakuan Alin yang menguasai kamarnya. Lalu tersenyum jahil sambil menaik turunkan alisnya.
Farhan mengendap-endap ke arah Alin, dan ...
"Dor!!"
"Eeeehh ayam!!"
Bukan, itu bukan suara kaget Alin. Justeru itu suara kaget dari Farhan.
Alin mendudukkan badannya saat mendengar suara gaduh. Lalu menatap heran pada Farhan yang sedang meringis kesakitan di bawah, dengan Shandy—kakak Fajri, yang sedang tertawa di sebelahnya.
"Apa sih orang tua berisik banget?" Alin melepas earphone-nya, lalu membantu Farhan berdiri.
Fajri datang dengan membawa dua kantong plastik berisi camilan, mereka berempat akan bermain PS malam ini di kamar Farhan.
Mereka berempat sudah bersahabat sejak kecil. Persahabatan mereka mungkin juga diwariskan dari orang tua mereka yang memang sudah berteman sejak dulu.
Mereka begitu dekat, karena rumah mereka bersebelahan. Ah bukan, maksudnya mereka sangat akrab, seperti satu keluarga.
"Tau nih si Shandy hobi banget ngerjain orang." Farhan menatap Shandy penuh dendam.
"Jail itu passion gue, kalau gue nggak jail, dunia sedang tidak baik-baik saja," ucap Shandy lalu tertawa sendiri.
Alin menatap dua laki-laki itu lelah. Hey, dua abangnya itu sudah kepala dua, tapi melihat tingkah lakunya sama sekali tidak menunjukkan bahwa mereka sudah dewasa.
"Sebahagia orang tua aja deh." Alin tersenyum lelah pada keduanya.
Alin menghampiri Fajri yang sedang mencolokkan kabel PS, dan mulai merecoki laki-laki itu.
"Ji tau nggak?" Tanya Alin.
Fajri menggeleng, "kan lo nggak ngasih tau."
"Kakak pembimbing kita tuh, Kak Fenly, nge-follback gue." Alin menunjukkan ponselnya pada Fajri.
Tadi sepulang sekolah Alin stalk akun sosial media milik Fenly. Tersenyum gemas saat melihat salah satu postingan Fenly yang meng-cover sebuah lagu, bernyanyi dengan merdu dan diiringi gitarnya.
Lalu Alin dengan penuh pertimbangan mulai mengikuti Instagram Fenly, lalu memberikan diri untuk mengirim direct message pada laki-laki itu.
alinrayani__
Follback dong kak :)Setelah menunggu selama sepuluh menit, akhirnya pesan Alin dibalas.
fenly.christovel
okeSaat mendapat notifikasi dari Fenly, Alin menjerit tertahan. Membekap mulutnya sendiri dengan tangan.
Padahal Fenly hanya membalas pesannya dengan tiga huruf, tapi mampu membuat Alin guling-guling di kasur.
Fajri melirik sekilas layar ponsel Alin, lalu kembali memasangkan kabel-kabel lainnya.
"Gila sih, gue hampir pingsan pas dia bales DM dari gue." Alin tersenyum gemas.
Fajri memperhatikan gadis itu, Alin terus mengoceh tentang Fenly.
"Cuma di follback, Lin. Nggak usah geer," kata Fajri membuat Alin terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle
Teen FictionKamu pernah merasakan cinta segitiga? Dan kamu tanpa sadar justeru menyia-nyiakan orang yang tulus menyayangi kamu, dan hanya menjadikan orang itu sebatas friendzone. Kamu malah mengejar orang yang jelas-jelas tidak pernah bisa kamu miliki. Karena...