Bagian 9 : Panggil Adek

84 12 5
                                    

'Panggil, Aku' of Kanebo Kering!

'Panggil, Aku' of Kanebo Kering!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●□●


Malam ke 2 setelah pernikahan.
8, Jumadil Akhir 2018.

Malam mingggu di bulan Februari. Tidak menumbangkan niat gadis pengantin baru itu untuk tetap masuk kelas menerima setoran hafalan santrinya.

Peduli apa dengan tanggapan santri tentang malam kedua pernikahannya justru dihabiskan untuk menyimak hafalan mereka? Bagi Ichis ini adalah malam-malam terakhirnya di Purworejo. Besok malam Ichis sudah tidak ada di sini sebab harus ikut suami barunya.

Menjelang bubar, Ichis berpamitan pada murid-muridnya. Gadis itu mengatakan jika ini adalah malam terakhirnya di pondok.

"Ke Kebumen, Ning?" tanya salah satu dari mereka.

"Iyah. Nanti ustadzah Nisa yang akan menggantikan saya. Waktu saya kosong kemarin, kalian setor hafalan ke beliau, 'kan?" tanya Ichis yang diangguki semua kepala. Ichis ikut mengangguk lalu menunduk untuk membereskan kertas absensi santri di mejanya.

"Ustazah Nisa itu baik lho hafalannya, suaranya juga lebih merdu daripada suara saya." Ia melirik santri di depannya untuk melihat respon mereka. "Yang jelas, beliau lebih sabar dan lembut tidak seperti saya. Meski begitu, kalian jangan meremehkan kelembutannya dengan bermalas-malasan menghafal kitab," lanjutnya tajam di saat murid-murid justru sudah berkaca-kaca.

"Al-Quran itu sebaik-baiknya tempat kalian untuk menuntut ilmu. Di dalamnya buanyak sekali ilmu-ilmu. Ada sejarah sebelum alam semesta ini ada, ada ilmu untuk kehidupan di dunia dan akhirat, ada ilmu masa depan, ada peringatan, ada perintah, ada larangan. Intinya Al-Quran itu sebaik-baiknya kitab. Saya suruh kalian menghafal yang betul-betul benar supaya kalian juga mengambil ilmunya. Kita ini khalifah, wanita, calon istri, calon ibu, calon jenazah."

"Apa-apa kalau tidak pakai ilmu itu tidak akan jadi. Sekali pun jadi, tidak akan sempurna. Naah, jadi saya harap tetap yang serius hafalan dan tadabur al-Qurannya setelah ketidakadaan saya. Yakin sama saya, ilmu di dalam Al-Quran tidak akan membuat otak kalian kelebihan muatan. Kita diberi otak sama Allahu Rahim yang sekali pun kita masukan ilmu Al-Quran, ilmu fisika, kimia, biologi dan segala macam, atas izin Allah tidak akan penuh oleh ilmu-ilmu tersebut."

"Hanya itu pesan saya. Tetap semangat hafalannya! Saya juga mohon maaf jika selama saya menjadi mentor kalian, saya sering marah-marah, sering menyindir bahkan menyakiti hati kalian. Wallahu, saya hanya ingin kalian tetap semangat dan benar dalam menghafal kitab dan al-Qurannya, supaya kalian ingat dan menghargai perjuangan orang tua kalian di rumah sana. Bagaimana caranya agar kalian serius bukan main-main di sini, seserius mereka mendoakan kalian."

Ruangan seketika sunyi. Hanya suara hujan berkolaborasi dengan ingus yang diserot ke dalam. Ichis yang awalnya kuat tiba-tiba ingin menangis juga. Niat hati ingin pamit kenapa jadi melow begini. Ichis pikir muridnya akan bersorak ria mengingat sesering apa ia marah-marah membuat para santri dongkol padanya selama ini.

Kanebo Kering!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang