Bagian 17 : Kucing yang Bodoh tapi Hebat

65 7 0
                                    

'Kucing yang Bodoh tapi Hebat' of Kanebo Kering!

'Kucing yang Bodoh tapi Hebat' of Kanebo Kering!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●□●


Selasa, 22 Ruwah 2018.

Memiliki arti; sudah bertambah dua bulan lebih umur pernikahan Ichis dan Takim.

Bunga mangga yang bulan lalu baru muncul kini sudah menjadi buah segar nun manis. Ayam Takim yang bulan lalu masih bertelur setiap hari kini sudah mau bertelur lagi. Ichis sendiri yang menyaksikan proses pembuatan anak ayam itu Minggu kemarin di depan rumah. Pun bu Ajeng yang bulan lalu masih terlihat kelelahan mengandung anaknya kini sudah langsing kembali. Anaknya berjenis kelamin perempuan, bahkan sudah memiliki nama Nicole. Ichis sempat berpikir bagaimana jika Udin dijodohkan dengan Nicole?

Semuanya sudah berkembang dan maju tentunya. Cuma pernikahan Ichis dan Takim yang masih jalan di tempat tampak biasa-biasa saja. Atau lebih tepatnya Ichis sedang berjuang menggenggam tangan Takim agar bisa maju bersama, tapi sayangnya pria itu memilih berjalan sendiri. Padahal pada hakikatnya hubungan mereka tidak akan berjalan jika tidak saling mengeratkan genggaman.

Mereka masih tidur murni tidur tanpa melakukan apa-apa, paginya makan bersama seperti biasa lalu Takim berangkat ke balaidesa mencium puncak kepala Ichis, sore hari Takim ke sawah, malamnya menonton tv bersama lalu tidur. Seperti itu siklus kehidupan mereka. Terlalu monoton untuk kategori rumah tangga.

Mereka seolah tidak lebih dari teman untuk di rumah dan di ranjang. Meski seperti itu, tidak ada siapapun yang tahu tentang kondisi mereka termasuk orang tua Takim.

Jujur, Ichis sudah jengah dan ingin ketidakberubahan ini berakhir meski sebenarnya situasi tersebut tidak memperbaiki dan juga tidak memperburuk hubungannya dengan Takim. Hanya saja, Ichis sebagai seorang wanita merasa jika pria dewasa itu seakan tidak menginginkan hal yang sama dengannya.

Lain sisi, saat Ichis melihat bagaimana suaminya memperlakukan ibu dan saudara perempuannya. Lalu bagaimana suaminya yang berusaha jujur dan adil dalam melayani masyarakat, Ichis jadi yakin jika Takim pria yang konsisten dalam sebuah komitmen. Bisa menghargai wanita dan tidak mempermainkan sebuah pernikahan.

Hanya kepada Riskalah Ichis bercerita, itu pun cuma beberapa. Sedangkan Takim, Ichis tidak tahu apakah pria itu suka menceritakan tentang perasaannya atau tidak, tapi Ichis yakini tidak mungkin mengingat seberapa seriusnya Takim saat di luar rumah.

Jika menunggu saja tidak cukup, mungkin, Ichis harus kembali bergerak lagi?

Dua minggu yang lalu, Ichis sudah memberanikan diri meminta izin pada Takim untuk menjadi guru honorer di sebuah instansi Pendidikan Anak Usia Dini. Kebetulan mereka sedang membutuhkan seorang guru, Ichis yang mendengarnya langsung dari perbincangan ibu-ibu di warteg Alifah. Ia memang sedang di sana waktu itu.

Ichis ingin hidupnya tidak begitu-begitu saja. Ia tidak mau hanya berdiam di rumah mengurus suami, menunggu suami pulang, lalu mengurus suami lagi lalu menunggu suami pulang lagi.

Kanebo Kering!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang