Bagian 12 : Si Udin

65 10 7
                                    

'Si Udin' of Kanebo Kering!

Jangan lupa vote dulu.

Jangan lupa vote dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●□●

R

iuh peralatan dapur yang saling beradu berkombinasi dengan suara manusia. Ichis sudah datang setelah panggilannya diputus sepihak dan kini ia tengah memasak bersama kakak dan adik ipar.

Ngomong-ngomong gadis itu senang berada di sini karena keluarga suaminya yang selalu membuatnya nyaman. Ichis benar-benar merasakan bagaimana mereka yang tidak semenyeramkan keluarga Eyang pada Ummi. Mengajak Ichis membicarakan hal-hal tentang desa ini ataupun yang tidak penting.

"Bagaimana dengan Takim?" tanya Salsa melirik Ichis sebentar di sela memasaknya.

Ichis menoleh kemudian terkekeh pelan sebagai pedengan menutupi ketololannya. Ia tidak tahu maksud pertanyaan Salsa itu 'bagaimana' yang bagaimana? "Mas Takim baik, kok, Mbak. Dia tidak suka neko-neko dan cukup pendiam."

Dia juga tampan.

Seperti itu jawaban Ichis akhirnya. Ia menoleh lagi dan menemukan Salsa sedang tersenyum.

"Kaku?" Salsa tiba-tiba bertanya dengan setengah berbisik.

Ichis melirik Nika yang tengah meniriskan sayuran yang telah direbus. Mereka akan membuat keluban. "Bagaimana maksudnya, Mbak?" tanya Ichis setelah menatap Salsa kembali. Ichis tidak tahu kenapa ia berbisik, tapi suaranya memang turut rendah serendah suara Salsa tadi.

"Dia itu pria lemah," jawab Salsa ambigu. Ichis menyerngit bingung, ia semakin tidak mengerti.

"Apa dia bersikap manis, Ichis?" Salsa memberi pengertian pelan-pelan.

Ichis menggeleng, "Tidak... Mas Takim justru seperti tidak mau berdekatan denganku, Mbak," balasnya sembari melanjutkan kegiatan menggoreng kerupuknya dengan malas. Sekarang ia paham maksud Salsa dan ia sudah kelewat jujur. Biarlah, toh Salsa seperti sudah tahu.

"Itu karena Takim pria lemah. Dia pernah keceplosan mengaku pada Mbak. Duluuu banget pas masih muda-mudanya. Dia bilang, dia akan memilih menjauh jika berdekatan dengan wanita yang dia suka."

Ichis terdiam sebentar, ia baru saja mendengar fakta tentang suaminya.

Gadis itu kembali berpikir dan mencoba mempercayai ucapan kakak iparnya itu karena Salsa sebagai kakak tentu lebih mengenal suaminya. Namun, Ichis sedikit ragu mengingat Takim yang tidak terlihat gugup meski memang benar pria tersebut sering menjauh saat berada bersamanya.

"Jadi, dia menghindar karena jantungnya berdebar?" simpul Ichis.

"Dia suka menghindar?"

Ichis mengangguk sambil sesekali melirik Nika lagi.

Kanebo Kering!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang