6

2.6K 261 9
                                    

Abraham membanting semua berkas berkas di ruang kerjanya, gelas, hingga aksesoris ruangan, semuanya!

Abraham terduduk di lantai dengan tangan yang mengacak rambutnya,

Tangisannya menyayat hati, bahkan Abraham tidak mendengarkan gedoran pintu dan suara anak istri nya yang memanggil namanya terus menerus

"Hiks... Maafin Daddy Gavin... Hiks.. Daddy minta maaf hiks"

Gumamnya terus menerus, ruangannya gelap,tadi lampunya dia hancurkan dengan setarik letukkan pistol yang mengarah tepat ke lampu dan cctv

Abraham kacau!! Sumpah demi tuhan abraham tidak bermaksud menabrak wanita itu, wanita itu datang dan langsung menghadang mobilnya yang baru saja melaju

Brak!!!

Brakk!!

Tok

Tok

Tok

""Abraham buka pintunya mas!!" Abraham menulikan pendengaran nya....

Abraham malu menemui istrinya, dia sudah berjanji untuk membawa Gavin pulang kepelukannnya hari ini

"Hiks... Gavin pulang sayang.... Daddy mohon... Hiks... jangan benci Daddy... Hiks... Maafin Daddy.... Hiks Daddy gak sengaja" Abraham menyentuh luka di sudut bibirnya bekas pukulan Gavin yang tidak main main kuatnya.

Hiks...



Brukk!!!!





***




"Catat waktu kematian"

Cklek


Brian memandang harap dokter yang keluar dari dalam ruangan operasi,diikuti Tama di belakangnya,

Brian sudah berderai air mata dengan pakaian kusut dan sedikit bercak darah

"Gimana keadaan istri saya dokter?" Tama bertanya pertama, sang dokter wanita Yang mengenakan hijab menghembuskan nafas dan memasang wajah sedih





"Maaf tuan, nyawa istri bapak.....




Tidak bisa kami selamatkan..."



Brian mematung, sedangkan Tama langsung berlari dan menerobos masuk memeluk istrinya yang sudah ditutup dengan kain putih





"A..apa?"

Tes....

Mengepalkan tangannya kuat, Brian ikut masuk ke dalam ruangan dimana ibunya berada, berdiri di samping Tama yang meraung memanggil istrinya untuk sadar, dan segera bangun....

Tapi semuanya tidak bisa









Mayan sudah meninggal

***

Flash back

Brian mengepalkan tangannya kuat, disaat ia ingin menaiki tangga, tatapan setajam elangnya memandang tak suka dengan tiga mobil yang datang untuk menjemput nya .

"Sial..."desis Brian tak suka, enam orang turun dari mobil di tengah, lima orang diantaranya adalah kakak dan Daddy nya, sedangkan satu orangnya di kenal dengan nama Jack, orang kepercayaan Daddy

Brian melihat bapak dan ibunya yang keluar menjamu tamu yang merupakan keluarga kandungnya

Bahkan Tama melihat bapaknya menangis, Brian bahkan berusaha keras untuk tidak menangis


My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang