9

2.5K 262 17
                                    

Perjalanan dari rumah ke rumah sakit memang membutuhkan waktu yang cukup lama, mension Abraham berada agak jauh dari kota, tempatnya di dalam hutan dengan pepohonan disisi sisi mension

Perjalanan mengambil waktu empat puluh menit, Abraham serta keluarganya kini sudah berada di halaman rumah sakit, Abraham berjalan lebih dulu dengan istrinya diana yang ia tarik, Diana juga ikut melangkah cepat menyusul suaminya

"Don? kamu dimana?" Reyhan terlihat bertanya melalui handphone yang menempel di telinganya,

"Tuan muda berada di depan ruang operasi tuan, di lantai dua" setelah mendapat jawaban Reyhan dengan cepat berjalan ke arah lift dan menekan cepat tombolnya hingga tertutup, meringis perlahan saat ia melihat keluarganya dari celah lift yang datang terlambat

Reyhan lalu menekan ikon kontak dan mengirim pesan kemana mereka akan pergi ke anak sulungnya_Sam.




"DON!!" Teriakan Reyhan saat ia melihat Don yang menggendong putra mereka di depan ala koala,

Beberapa menit yang lalu, Brian terbangun di ruang rawatnya, ia menangis dan merengek agar Don Membawanya kembali ke tempat di mana Tama berada, tapi justru Brian mendapat pesan ternyata Tama dipindahkan ke ruang ICU,

Sekarang Brian aka Gavin menutup matanya di pundak Don, tubuhnya sesekali terisak

"Hiks.. paman katak... Ayah  baik baik aja kan? Hiks" isaknya, Don mengelus punggung tuan mudanya ini dan mengangguk, juga tidak lupa memberi sedikit kata penenang bahwa Tama akan baik baik saja

Don menaruh jari telunjuknya di bibir meminta agar Reyhan mau diam dan tidak bersuara terlalu keras

Reyhan menghembuskan nafasnya kesal, sial sekali ia di perintah anak buah sendiri, malah tadi kepalanya sempat di gampar oleh sang istri tercinta karna berteriak, mereka sudah berada di dekat Don, Don sedikit membungkuk memberi tanda hormat dengan menahan punggung serta kepala tuannya agak tidak terjatuh

Tap

Tap

Tap

Reyhan menengok kebelakang, putra putranya serta adik dan keponakan nya berlari ke arah mereka

"Don... Bisa bawa Gavin kesini?" Tanya Diana lirih, ia sudah duduk di kursi depan ruang ICU, Don menurut dan meletakkan tuan mudanya perlahan di kursi dengan kepala yang berbantalkan paha Diana

Ia menyentuh kening putranya lalu memandang Don tajam

"Kenapa Gavin tidak istirahat Don?" Tanya Diana tajam, Don menunduk

"Maaf nyonya, tuan muda Gavin berlari keluar dari ruangannya dan menangis untuk selalu berada di dekat Tama" ujar Don sopan, Diana terdiam

"Ada apa dengan Tama?" Tanya Zain, kakak kedua Gavin memandang ruang ICU di depannya

"Dari yang di katakan dokter tadi, Tama ternyata mengidap penyakit leukimia sejak lama, lalu mengkonsumsi alkohol dan menghisap rokok dan asap lainnya hingga memperparah kondisinya, ditambah magh nya makin parah karna makan secara tidak teratur" ujar nya, reyhan terdiam begitupun dengan yang lainnya, ada setitik rasa bersalah di hatinya

"Hiks.... Hiks...." Reyhan menatap istrinya, Diana juga menatap putranya yang kini memeluk perut rampingnya dan menenggelamkan kepalanya di sana

Reyhan meneteskan air matanya tidak sadar, rasa bersalah makin menjalar di hatinya

"Sayang...." Ujar Reyhan pelan, ia melangkah mendekati istrinya dan berjongkok di hadapan Diana juga Gavin yang membelakangi nya

"Hiks... Ini semua salah anda..." Lirih Brian, Reyhan kembali meneteskan air matanya

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang