7

2.6K 245 6
                                    

Brian melangkah kan kakinya pelan turun dari motor, dirumahnya sudah terpasang tenda untuk acara tahlilan atau takziah di rumah nya,

Perlahan Brian memasuki rumahnya, disini sangat sunyi, nasi goreng dan kopi yang dia buat untuk bapak belum tersentuh sama sekali, dan sekarang sudah dingin tidak baik untuk di makan, maka dengan berat hati Brian membuang kopi dan makanan itu di tempat Sampah dan mencuci piringnya

***

Brian memasuki kamarnya, membuka seragam dan  membersihkan dirinya setelah itu Brian memilih bergelung di bawah selimut nya

Dengan foto dirinya mama dan ayah saat mereka piknik di pantai berada di pelukannya

***
Bulan sudah tiba, menggantikan waktu matahari yang sudah bekerja melaksanakan tugasnya seharian, cuaca sedang dingin dan hujan gerimis, Brian juga sudah bangun, dan Sekarang sedang duduk di balkon kamarnya sambil memandang hujan

Brian suka hujan, sejak kecil Brian suka hujan hujanan, bisa di katakan dulu...

Hanya hujanlah yang melarutkan segala kesedihan nya, teman curhat dan teman berkeluh kesah, Brian suka saat air hujan itu mengenai tubuhnya, membasahi kepalanya, Brian suka bau tanah saat selesai hujan, hujan dan tanah yang basah sehabis hujan menenangkan dan menyenangkan

Hujan makin terasa deras, dan tidak membuat Brian untuk sekedar masuk kembali ke kamar atau setidaknya mengambil selimut untuk menghangatkan dirinya yang hanya memakai kaos tipis abu abunya dan  celana pendek selutut

"Kenapa belum tidur?" Brian tersentak, dengan cepat berbalik badan dan menemukan Tama di belakangnya dengan membawa selimutnya

"Belum ngantuk yah" jawab Brian lagi , kembali menatap hujan

Tama berjalan mendekati anaknya, menyelimuti Brian yang menatapnya dengan senyuman tipisnya

"Ayah juga kenapa belum tidur?" Tanya Brian, Tama memandang putranya juga dengan tersenyum

"Sama, ayah juga belum bisa tidur lagi" balasnya, Brian mengangguk"ayah sudah makan?" Tanya Brian, Tama terkekeh mendengarnya, entahlah apa yang lucu,Brian menyerngit "kenapa ayah tertawa?" Tanya Brian lagi

"Kau lucu jika sedang perhatian" balas Tama, "ayah tau kau juga belum makan Gavin, kenapa tidak mengurus dirimu dulu lalu bertanya ke bapak?" Ujar bapak, entah sadar atau tidak, tapi Brian membenci nama gavin, namanya adalah Brian!! Bukan Gavin!

"Namaku brian yah, bukan Gavin jangan panggil Brian dengan nama itu lagi" ujar Brian, Tama mengelus punggung Brian dengan lembut

"Sejauh apapun kau menghindar, tidak bisa memungkiri kalau nama mu adalah Gavin...

Zidan Gavin abraham..."ujar Tama, dan lagi lagi entah sadar atau tidak Brian menyentak tangan Tama dan menatap Tama tajam

"Namaku brian yah!! Hanya Brian Aditama!! Sedangkan Gavin Itu bukan namaku!!" Ujar Brian berteriak

Tama membalas tatapan Brian dengan pandangan yang... Entahlah terasa aneh bagi Brian

"Namaku brian yah.... Bukan Gavin..hiks" kembali, kembali Brian berujar lirih yang berakhir isakan, Tama menghela nafas pelan

hatinya berucap sakit saat melihat Brian menangis tapi Tama entah kenapa Tama  juga merasa kesal jika bertemu dengan putranya


"Mau sampai kapanpun namamu tetaplah Gavin nak" ujar Tama lagi pelan, Brian menatap Tama lagi dengan sedih dan

Kecewa?

"Apa ayah....marah padaku??" Tanya Brian, Tama terdiam ia menatap mata Brian, sedangkan Brian menunggu jawaban dari ayah nya itu

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang