020

3K 321 80
                                    

Seminggu berlalu, dan akhirnya Brian dapat bernafas lega hingga tidak harus terkurung dalam kamar dengan bau obat-obatan.

Ah tapi.. bukan berarti Brian bebas sekarang, buktinya dia harus di paksa pulang ke mension Abraham lagi, Sampai bingung gimana buat bisa kabur lagi, huftt

"Gavin sayang, ayok kita keluar" ajak Diana dengan membawa kursi roda, Brian memutar bola matanya ke atas, itu masalahnya, sudah di paksa dengan sweater tebal berwarna abu abu, sekarang dia harus di paksa duduk di atas kursi Roda, lagian yang sakit ginjal bukan kaki nya, gak bakal langsung tepar kalau cuman jalan doang.

Biasanya juga, brian lari larian tuh, dan gak terjadi apa apa

"Ok" balas Brian singkat, lalu berjalan keluar melewati Diana yang terdiam

"Loh sayang, pakai kursi roda dong" Diana memutar balik kursi roda yang dia bawa, lalu mengekori Brian di belakang, Brian sekali lagi memasang wajah mengejek, lalu bergidik geli

"Sorry, gak minat" balasnya, Diana menghela nafas, lalu meminta bodyguard yang mengikutinya sedari tadi Untuk membawa kursi roda nya dan menyimpan nya di mobil, jaga jaga siapa tau nanti butuh.

Di mobil, Reyhan dan anak anaknya sudah menunggu, Sam, Zain, Aditia dan Kriss.

Mereka sempat menatap pada Brian yang jalan ogah ogahan

"Gavin, kalau masih lemas kita gak usah pulang dulu yah?" Kriss bertanya saat menatap wajah Brian yang terlihat lesu, sedangkan Brian yang mendengar itu langsung menegakkan kembali badannya.

"Gue balik ke rumah ayah sama Mama aja deh, malas balik ke rumah situ" balas Brian, malah mendapat tatapan tajam dari sang Daddy.

"Tidak, ayok pulang dengan Daddy" ujar Reyhan, dan langsung menggendong Brian yang kelihatan ngantuk banget.

"Hoaaammm!!! Turunin ah!" Kesal Brian, matanya udah merem melek tapi gak berontak, capek dia tuh, apalagi kini punggungnya di elus elus kan makin enak, gak sadar mobil udah jalan ninggalin pekarangan rumah sakit, dan Brian sudah menyelami alam mimpi,.enak banget kelihatan, pulas banget tidurnya, Reyhan yang lihat jadi nyesel lagi kan, kenapa juga dulu pernah gak suka sama anak sendiri?

Bisa bisa nya Kemakan fitnah, jadi gak bisa nikmatin tumbuh kembang si kecil kan

Langit berubah mendung di tambah air yang turun dari langit membuat keadaan berubah sedikit dingin

Brian kedinginan tapi gak mau buka mata, Reyhan keinget sesuatu, pas kecil dulu Brian sering ngumpet di dalam jas besar milik bawahannya si Don, kalau dia lagi marah. Ugh inget itu jadi tambah nyesek kan

Reyhan, perlahan lepas kancing jas yang dia pakai, terus sembunyiin badan mungil anaknya ke dalam jas, di tambah selimut yang di kasih Diana makin nyenyak lah sudah tidurnya.

Diana yang liat senyum senyum sendiri, lalu bersandar manja di bahu sang suami, perjalanan menjadi sedikit sunyi karena si pemberontak lagi enak tidur.

Gak tau nanti pas sampe mension, semoga semuanya tenang tenang aja yah...

***

Karena jarak yang jauh antara mension dan rumah sakit, perjalanan menjadi sedikit lebih lama di tambah jalanan licin karena hujan, lima puluh menit waktu yang di butuhkan untuk perjalanan.

Brian belum juga terbangun karena rasa hangat, bahkan tanpa sadar Brian makin menyelusup kan badannya ke tubuh Reyhan, membuat Daddy nya itu gemas dan mencium kening putranya lamat.

Tin

Tin

Sepeerti kebiasaan sang sopir, kalau mobil sudah sampai maka klakson akan di bunyikan,gerbang besar otomatis itu terbuka dan langsung di sambut dengan enam orang pria berbadan besar, bodyguard yang memang bertugas di gerbang utama.

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang