❝And we'll burn so bright 'til the darkness softly clears❞
· · ────── ♪ ♫ ♪ ────── · ·
Akan lebih aman jika [Nama] tinggal bersama Sirius. Hunian Sirius memang tidak jauh dari kediaman Potter, juga tidak jauh dari dunia manusia. Tempat tinggal pemuda itu tidak seluas rumahnya di Grimmauld Place dan tidak sekecil flat [Nama]. Tempatnya sangat nyaman. Interiornya hangat dan rapi. Orang-orang pasti pangling jika memasuki rumah Sirius, secara penghuninya nampak tidak meyakinkan soal beberes rumah. Padahal lelaki itu bersih-bersih hanya karena [Nama] tinggal bersamanya.
Jika Sirius sedang sibuk, ia akan membawa kekasihnya menuju kediaman Potter atau The Burrow. Meski rumah Sirius sudah dilindungi, tetap saja ia merasa gelisah dan tak ingin membiarkan [Nama] sendirian.
"Halo, Bill!" Sirius menyapa putra sulung pasangan Weasley. Lelaki cilik itu sedang menggambar di ruang makan. Di sebelahnya terdapat Percy kecil tengah anteng memerhatikan kakaknya di tempat duduk bayinya.
"Halo!"
"Dimana Charlie?" Tanya Sirius seraya mencubit pelan pipi Percy.
"Sedang di luar mencari naga," jawab Bill sambil terkikik.
William Weasley tampan. Jiwa kakak pertamanya sudah muncul sejak dini. Sedangkan enam tahun Charles Weasley selalu aktif, hampir jarang bermain di dalam rumah. Percy balita yang tidak rewel. Sedangkan Fred dan George yang lahir April masih begitu kecil.
"[Nama] sedang membantu Ibu dengan si kembar di atas," Bill memberi informasi.
"Aku akan menyusul. Omong-omong gambar yang bagus, Bill," puji Sirius.
"Terimakasih." Bill tersenyum lebar. Ia mengangkat gambar The Burrow-nya bangga.
Jantung Sirius seperti diketuk keras sekali saat melihat pemandangan di hadapannya. [Nama] sedang menggendong entah Fred entah George. Sedangkan Molly mengganti popok entah Fred entah George pula. Sirius tidak bisa membedakan mana.
Sirius bersender di daun pintu. Ia menikmati ekspresi sumringah [Nama] saat bayi yang ia gendong memainkan rambut cokelatnya. Jari telunjuk [Nama] yang mungil terlihat besar saat bayi itu menggenggamnya. Sirius tidak tahan dengan semua ini. Semuanya menggemaskan.
"Sirius, masuklah!"
Molly membuyarkan lamunan Sirius serta fokus [Nama]. Dua kekasih itu saling tatap terlebih dahulu, baru Sirius melangkah masuk ke ruangan. Ia memberi Molly ciuman di pipi dan membisikkan terimakasih padanya karena telah menerima [Nama] dengan tangan terbuka. Molly tersenyum senang karena itu.
"Hai," sapa [Nama] saat Sirius berjalan ke arahnya.
"Hei," balas Sirius. Ia memberi ciuman singkat untuk [Nama]. "Siapa ini?"
"Kau masih belum hafal?" [Nama] terkejut.
Sirius meringis. Ia melirik Molly yang menggeleng maklum.
"Ini George," kata [Nama]. Ia menghadapkan George pada Sirius.
"Halo, George!" Sapa Sirius. Ia sedikit membungkuk untuk melihat wajah mungil George Weasley lebih jelas. Tangannya hendak menyentuh pipi George tapi [Nama] menepisnya.
"Sebelum menyentuh bayi kau harus mencuci tangan."
"Astaga, [Nama]," keluh Sirius.
"[Nama] benar," tutur Molly. Ia telah selesai mengganti popok Fred.
Molly mengajak [Nama] untuk menidurkan Fred dan George di kamar mereka. Sedangkan Sirius menunggu di bawah dan memilih menggambar bersama Bill dan sesekali mengganggu Percy.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 𝐀𝐅𝐓𝐄𝐑𝐆𝐋𝐎𝐖 | Sirius Black
Fiksi Penggemar❝I will hold on to the afterglow.❞ Selama hidupnya Sirius Black kerap merasakan renjana. Tapi yang satu ini... entah rindu entah mabuk cinta. ⌗ Sirius Black x FemaleMuggle!Reader Marauders' era 16+