15

773 142 19
                                    

Oh Sehun menegang. Beberapa kali ia memastikan bahwa pendengarannya masih baik-baik saja. Namun sebuah informasi yang ia dapatkan membuat jantungnya seolah dicabut dari tempatnya.

"Yang Mulia Ratu tidak ada di kamarnya."

Tanpa menunggu lagi, Sehun beranjak dari kursinya meninggalkan beberapa orang Petinggi yang tersinggung akan sikapnya.

Langkah kakinya lebar-lebar namun entah mengapa ia merasa bahwa kamar pribadinya kini memiliki jarak yang begitu jauh untuk ia gapai.

"Kepalaku pusing, aku ingin pulang." Ia ingat ucapan Yoona yang mengeluh kepalanya sakit setelah insiden pondok di hutan. Ia meraih nya ke dalam gendongan, dan wanita itu tidak berbicara apapun dalam perjalanan mereka.

"Apa kau mengingat sesuatu?" Ia bertanya pelan ketika membantu Yoona berbaring. Yoona menatapnya sejenak tatapan yang sama sekali sulit ia pahami maksudnya kemudian menggeleng.

Ketika Yoona memejamkan matanya, ia menggenggam jemari wanita itu. Begitu erat seolah ia tidak ingin melepasnya.

"Jangan tinggalkan aku."

"Aku tidak akan meninggalkanmu." Balas Yoona.

Kau berbohong Yoona.

Ia meringis ketika merasakan sakit di dadanya. Langkahnya terhenti di depan pintu kamarnya. Mendorong keras hingga terbuka.

Dan benar saja, tidak ada manusia di kamar itu. Berbeda dari setengah jam yang lalu ia tinggalkan.

"Chan Yeol!"

Chan Yeol berlari memasuki kamarnya. Suara napas terengah terdengar namun Sehun tidak peduli. "Cari Yoona. Bawa dia padaku."

"Sehun.."

"Persetan Yeol, Perintahkan seluruh pasukan untuk mencari dimana istriku."

Chan Yeol mengangguk kemudian berlari meninggalkan Sehun yang terlihat kacau.
Pria itu menjatuhkan dirinya di sisi ranjang. Jatuh terduduk dengan tubuh bergetar.

"Kau benar, aku mencintaimu Yoona. Aku bahkan menyadari itu Ketika kau pergi."

***

Lee Gon memastikan lagi pesan yang baru saja disampaikan oleh ajudannya. Ia tahu cepat atau lambat ini akan terjadi, dari awal ia tahu bahwa Oh Sehun tidak pantas bersama Yoona. Jelas hanya dirinya yang pantas bersama wanita itu.

Mereka menghabiskan masa kecil bersama, membuat Lee Gon lebih mengenal bagaimana Yoona daripada pria itu. Hanya saja.. Hubungan kedua kerajaan mereka tidak sehangat kerajaan Utara dan Selatan, membuat keluarga besar urung menjodohkan dirinya dan Yoona.

"Lacak keberadaan Yoona,"

Tahu ini adalah kesempatannya, ia tidak akan pernah menyia-nyiakannya. Yoona harus bersamanya saat ini. Dan Oh Sehun telah kehabisan waktunya bersama wanita itu.

Beberapa prajuritnya mengangguk dan kemudian pergi dari hadapannya.

Lee Gon berjanji akan menjaga Yoona mulai saat ini.

***

Yoona menyadari keputusannya pergi dari Oh Sehun termasuk salah, setelah memastikan sesuatu sebelum pergi ia harusnya tetap bersama pria itu. Hanya saja..

Hatinya kecewa, ingatan menyakitkan itu kembali. Dan Yoona tahu ternyata Sehun sama sekali tidak membuang Selir tercintanya dan hanya menjauhinya dari kerajaan.

Ia mendengus, Sehun pasti sering bertemu dengan Sejeong dengan alasan dinasnya. Ia tahu betul bagaimana cintanya pria itu pada selirnya.

Glup.

Ia memegang perutnya, sesuatu tengah hidup didalam dirinya. Ia tidak memerlukan tabib istana untuk memastikannya, jelas ia lebih tahu. Tuhan mengembalikan lagi anaknya.

Dan ia berjanji akan menjaga bayinya selalu dari siapapun termasuk dari Oh Sehun. Ia berjanji.

"Kita akan pulang kembali sayang. Dan Ibu janji, Ayahmu akan mendapatkan akibatnya kali ini. Kita akan membuatnya menderita kali ini." Ia menampilkan smirknya.

***

"Yoona?"

Tanpa menunggu lama Sehun berlari menghambur memeluk wanitanya. Ia hanya berharap semoga semuanya bukan mimpi.

Ia melepaskan pelukannya, memegang pipi wanitanya dengan pandangan mata berbinar. "Kau benar-benar Yoona."

"Kau kira aku siapa?" Balas Yoona. Tidak ada emosi dalam pertanyaannya membuat nyali Sehun menciut. Yoona dihadapannya begitu asing, ia menatap iris madu itu. Apakah Yoona sudah mengingat semuanya?

Yoona melangkah mundur. "Aku lelah Oh Sehun, bisakah aku beristirahat?"

Ia mengambil langkah memutar melewati pria yang masih berdiri kaku disana. Dengusan kecil keluar dari bibirnya. Tanpa menunggu Sehun ia bergegas menuju kamar mandi.

.

.

Yoona keluar kamar mandi setengah jam kemudian, dan ia terkejut masih mendapati Sehun disana, pria itu langsung berdiri dan menghampiri nya.

"Kau ingin makan sesuatu?" Tanyanya.

Yoona mengerutkan dahinya kemudian menggeleng. "Aku hanya ingin beristirahat saja."

Ia melangkah menuju ranjang dan membaringkan dirinya disana. Sehun masih setia menatapnya.

"Katakan sesuatu, kumohon."

Yoona yang sejak tadi menutup matanya kini membuka matanya. Bibirnya terkatup rapat, seolah kata - kata saja tidak dapat menggambarkan apapun yang ia rasakan.

"Yoona?"

Dan pada detik itu Yoona menatap Sehun dengan tatapan lelah. Ia lelah sungguh. "Kita bicara besok saja, Sehun."

***

"Memindahkan selir Sejeong ke istana utama? Apa kau sudah gila Yoona?" Yoona menatap kearah Soo Young tanpa ekspresi. Pelayan yang telah ia anggap sebagai temannya itu terlihat kesal dengan keputusannya.

"Aku masih waras Soo Young. Lagipula selir termasuk anggota kerajaan bukan? Tinggal di hutan seorang diri itu menakutkan Soo."

Soo Young menatap Yoona lagi, ia hampir berpikir mungkin Yoona sedang demam atau kepalanya baru saja terbentur tapi tidak, Yoona kelihatan serius dengan keputusannya.

"Apa.. Apa Yang Mulia sudah menyetujui permintaanmu?"

Sehun. Yoona yakin Sehun akan dengan senang hati menyetujui keinginannya. Bukankah dengan begitu aksesnya untuk bersama wanita tercintanya akan semakin mudah?

"Aku akan mengatakan keinginanku padanya nanti."

Soo Young menatap Yoona lagi. Ia memberanikan diri memegang jemari wanita itu. "Kau.. Kau sudah ingat semua nya bukan?"

Soo Young yakin Yoona pasti sudah mendapatkan ingatannya kembali. Jika tidak wanita itu pasti tidak akan mengajukan permintaan bodoh seperti ini. Dan benar saja Yoona mengangguk, namun wajahnya tanpa ekspresi.

"Aku seharusnya sudah mati Soo. Tapi mengapa ia memilih menyelamatkanku? Apa tidak cukup menyakitiku selama ini?"

"Yoona.."

Yoona menatap Soo Young, jika seseorang bertanya apapun yang ia rasakan, sungguh ia sendiri tidak bisa menggambarkannya.

"Sehun mencintaimu. Aku bisa melihatnya."

Tiba-tiba tawa Yoona pecah. Mencintainya? Yang benar saja.

"Jangan bicara cinta padaku Soo."

"Kumohon pikirkan lagi Yoona.."

Yoona menggeleng. Jelas keputusannya sudah bulat. Jika ia ingin Sehun tersakiti inilah caranya, dan ia akan mulai dengan menyakiti hal yang paling di cintai pria itu. Kim Sejeong. Ia akan menghancurkan wanita itu.

****

Part ini pendek. Semoga suka ya.

NO ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang