2

1.5K 188 10
                                    

"Yo! [M/n]!"
Teman sekelas menyapa seraya merangkul bahunya.

"Kau udah ngerjain tugas rumah?"

"Nyontek, dong, bro. Jangan pelit!"
Menyerahkan buku tugasnya, ia meletakkan ransel dan duduk di bangku sebelah.

"Bro! Kau tahu, nggak?!"

"Apaan?"

"Katanya duit si Rikka ada yang ngambil."

"Wah, aku juga denger, tuh."

"Kira-kira sapa yang ngambil, ya?"

"Jahat bener, dah, itu yang ngambil."
...

"Anak-anak, kembali ke tempat duduk kalian!"
Setelah memberi salam pada sang wali kelas, mereka kembali mendudukkan diri. Sebelum memulai pelajaran sang wali kelas memberi bimbingan. Beliau bertanya siapa saja yang pernah kehilangan uang. Hampir setengah dari teman sekelas mengangkat tangan.

"Sensei, uang kelas juga diambil!"
Adu sang bendahara.

"Nani?!!"

"Berapa yang diambil, cuk?"
"Buset, dah!"
"Ini kenapa uang kelas ikut ditilep, anjir!"
...
Teman sekelas heboh. Bertanya sana-sini pada sang bendahara. Disaat teman sekelas ribut dengan hilangnya uang, pemeran utama kita hanya menatap mereka. Dia tidak tahu situasinya. Lagipula dia tidak mengambil atau bahkan uangnya diambil, jadi untuk apa ikut ribut?

☆☆

"[M/n]! Tadaima!"
Sang ayah membuka pintu utama dan mendapati sang anak menyambutnya dengan garpu diampit di bibirnya. Tak lupa tangan kiri menggengam sebuah cup ramen.

"Bisa letakkan dulu ramenmu, nak?"
Mengikuti perintah sang ayah, ia meletakkannya di dapur.

"Okaeri― lha? Tou-san kemana? Kok ilang?"
Beberapa menit berganti, sang ayah berada di depannya tak sendirian. Beliau bersama seorang wanita bersurai hijau pucat. Sang wanita menyapa [M/n] dan dibalas dengan bungkukan kecil.

"Nee, [M/n]-chan! Ini ba-chan ada hadiah untukmu."
Wanita itu memberikan sebuah paper bag berukuran sedang. Dengan senang hati [M/n] menerimanya.

Setelah mengantar wanita itu pulang, sang ayah menuntunnya duduk bersebelahan.

"[M/n]!"
Sang anak menatap sang ayah. Entah matanya salah atau tidak, ia dapat melihat semburat merah muda pada pipi sang ayah, walaupun sangat samar hampir tak terlihat.

"Apa kau akan marah jika tou-san berkencan?"






























Ba-chan : bibi

Makasih udah baca

Jangan lupa vote dan comment

「Liar」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang