11

613 80 7
                                    

"Ini dari siapa, aniki?"
Rui mengangkat beberapa batang cokelat. Yang ditanya panik bukan main. Dengan cepat ia mengambil kembali tas beserta cokelat dari tangan sang adik.

"Jangan bilang tou-san!"

"Bukannya lebih bagus kalau bilang, ya?"

"Anak kecil diem aja."

"Oh! Itu cokelat valentine, kan? Wah! Aniki dapet cokelat. Jangan lupa berbagi, aniki!"
Rui menatap sang kakak dengan mata berbinar.

"Ini cuma orang iseng. Besok mau ku kembalikan."
Raut kecewa terpatri di wajah sang adik dengan jelas.

"Tunggu aku belajar buat cokelat sendiri, Rui."
[M/n] bergegas kembali ke kamarnya.

"Beneran, aniki?!"

"Suaramu menggema, lho, Rui."

"Ah, tou-san! Bisa tidak tou-san muncul dengan normal?"

"Tou-san muncul melalui pintu, Rui. Apa itu tidak normal? Lama-lama kau mirip [M/n] saja."

"Aku ini adiknya, tentu saja mirip."

"Ha'i, ha'i. Ini, tou-san ada cokelat untukmu."
Hajime mengulurkan sebuah batang cokelat. Dengan senang hati Rui menerimanya. Memakannya dengan mata berseri dan background berbunga-bunga.

"Tou-san akan ke atas."
Karena terlalu asik pada cokelatnya, ia tak mendengar ucapan sang ayah.

ㅡ⚠Warning⚠ㅡ

Seseorang mengetuk pintu kamarnya. Bergumam sebagai balasan. Hajime masuk ke kamar sang putra.

"Ah, tou-san! Ada apa?"

"Bisa kenakan baju dulu, nak?"

"Nanti. Rambutku masih setengah basah, lho."
Menggeleng mendengar jawaban sang putra, Hajime melakukan hal yang sama pada [M/n].

"Cokelat? Jangan membuang-buang uang hanya untuk ini, tou-san."

"Haru sudah bersusah payah membuatnya. Ingin menolak pun tak enak, bukan?"
Membenarkan ucapan sang ayah, [M/n] menerimanya. Meletakkannya pada nakas, ia berniat mengambil pakaian jika saja sang ayah tak mengejutkannya.

"Apa yang tou-san lakukan?"

"Memelukmu. Kapan terakhir kali melakukannya, ya?"
Mengenggam tangan sang ayah, ia melonggarkan pelukannya. Hajime hendak protes tapi sesuatu yang manis menyapa lidahnya.

"Reaksimu lucu, tou-san."
Mendorong [M/n] ke atas ranjang, Hajime menahan kedua tangan dan kakinya. Mendekatkan wajahnya pada sang putra, Hajime menempelkan benda kenyal itu pada remaja di bawahnya. Ia memindahkan cokelat itu ke dalam mulut [M/n]. Memberontak, itulah yang ia lakukan.

Aku masih waras, jou-chan-tachi! Walau ini cukup menyenangkan. Haha... Lupakan!

Hajime menjauhkan wajahnya. Remaja dibawahnya menatapnya dengan pipi merona.

'Jangan menatapku begitu! Damagenya tidak berotak!'

"A-apa? Kau menginginkannya lagi, [M/n]?"

"Menginginkan apa? Jangan bercanda, tou-san!"
Hajime mendekatkan wajahnya pada bahu sang putra. Menempelkan bibirnya di sana. [M/n] mengigit bibir bawahnya.

'Perasaan yang sama saat tou-san mengambilnya untuk pertama kali. Apa aku sudah tidak waras? Sadarlah, [M/n]!'

"Gomen, [M/n]. Tou-san harus kembali ke kamar untuk menyelesaikan sesuatu."
[M/n] menatap kepergian sang ayah. Beberapa saat berlalu, ia menyadari sesuatu.

"Tou-san no aho! Aku harus mandi lagi!"








































Udah lumutan nunggu updatenya cerita ini, jou-chan-tachi?

Makasih udah baca

Jangan lupa vote dan comment

「Liar」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang