6

917 122 4
                                    

"Are? Rui? Kenapa kau di sini?"
[M/n] heran dengan keberadaan Rui. Tidak biasanya ia kemari disaat larut.

"Rui akan tinggal bersama kita selama beberapa waktu, nak."

"Kenapa?"

"Mama pergi keluar negeri, aniki."

"Ada beberapa urusan yang harus ia tangani."
Mengangguk paham, [M/n] meminta Rui mengikutinya.

"Mau kemana, aniki?"

"Kami punya kamar kosong. Kau bisa menggunakannya."
Rui menatap remaja yang lebih tua 3 tahun darinya itu.

"Maksudku, kau bisa menggunakannya besok. Malam ini kau..."
Ucapnya menggantung.

"Tou-san! Rui tidur dimana?!"

"Di kamarmu, nak."

"Kenapa nggak di kamar tou-san?"

"Jangan bercanda!"

"Dasar jomblo! Sendiri itu nggak baik, lho, tou-san!"
Hajime menaiki anak tangga. Ia hendak menjitak sang putra, jika saja Rui tak melontarkan sebuah pertanyaan.

"Maksudnya aniki itu apa, Hajime-tou-san?"

"Hajime-tou-san?"

"Tou-san yang memintanya. Jangan dipikirkan perkataan [M/n]-aniki, Rui. Sudah pergi tidur sana!"

"Kenapa ngusir, tou-san?"

☆☆

"Perlu ku antar sampai sekolah, Rui?"
Rui menimang tawaran [M/n]. Ia hendak menolaknya, jika sang pemuda tak melanjutkan perkataannya.

"Ini masih terlalu pagi aku ke sekolah. Lagipula aku penasaran sekolahmu dimana."

ㅡㅇㅡ

"Aku akan mengantarmu sampai kelas."

"Eh? Itu nggak perlu, aniki. Sampai sini saja."

"Biarkan aku mengantarmu sampai kelas, Rui. Aku ingin tahu kau kelas apa."
Dengan terpaksa Rui menerimanya.

☆☆

"Na, Rui! Kau lelah?"
Rui menggeleng sebagai jawaban "tidak" pada remaja bersurai [h/c] itu.

"Kalau gitu, ayo kita membersihkan kamar kosong yang akan jadi kamarmu!"
[M/n] mengangkat salah satu lengannya antusias. Rui mengikutinya, namun dengan kedua lengan terangkat.

Pendekatan dengan calon adik yang sangat manis, kan, jou-chan-tachi?

























Makasih udah baca

Jangan lupa vote dan comment

「Liar」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang