Chapter 08 [Dadu]

12 6 3
                                    


[Di Dunia Iblis]

Satria yang mendengar perdebatan Farhan dan Rosa membuatnya sedikit berpikir. Apa yang diucapkan Rosa ada benarnya juga. Ini sama saja seperti ada orang yang sudah membunuhnya secara perlahan. Pada intinya hati Satria sangat amat setuju dengan pendapat Rosa.

Namun ia memiliki perasaan terbalik kepada ucapan Farhan, Satria sedikit kesal dengan sifat naif-nya Farhan yang ingin kembali kedunia Manusia hanya untuk menanyakan alasan kepada orang yang sudah ingin membunuhnya.

"Pada intinya, mereka hanya ingin kita mati kan? Kenapa masih harus cari tau alasannya lagi ?"

Satria mengatakan itu dengan nada pelan.

[Di Dunia Manusia]

Dina masih pingsan ditempat tidurnya, Anam menjaganya agar dia tidak bertindak yang aneh-aneh. Dari luar jendela, Anam melihat bintang jatuh yang begitu indah.

"Bintang jatuh ?"

Anam memejamkan matanya, tersenyum dan mengatakan "Kapan terakhir gua liat bintang jatuh ?"

"Ughu ughu"

Dina sadarkan diri. Ia perlahan bangun dan duduk sambil menyenderkan punggungnya ke dinding. Anam menghampirinya "Kak Dina ? Maaf udah buat kakak pingsan"

Dina masih sedikit terasa pusing.

"Kenapa harus kamu yang minta maaf? Trus kemana Kak Riko ?"

"Dia sedang membeli sesuatu di super market, sebentar juga balik"

Dina merapihkan pakaiannya dan turun dari tempat tidur. "Kalo gitu, aku harus pergi sekarang"

Anam memegang tangannya Dina lagi "Kali ini, aku ga akan biarin kakak lolos"

[Super Market]

Riko membeli bahan-bahan untuk makan malam bersama Anam dan Dina, meski sudah dicatat oleh Anam tapi dia masih sedikit kebingungan untuk mencari bahan-bahannya.

"Aaaah.. harusnya tadi beli mateng aja pake GFood"

"Lagi bingung mas ?"

Suara perempuan itu terdengar tidak asing ditelinga Riko. Dia menolehnya dan ternyata memang benar, suara permpuan itu memang miliki teman kecilnya Riko yang bernama Aulia.

Pertemuan ini seperti takdir, karena mereka sempat berpisah sejak kecil. Aulia tinggal di Jepang bersama kakeknya, dia memang cucu yang berbakti, dia juga adalah orang yang sudah banyak menolong Riko sejak kecil.

"A..aulia ? kapan lu balik ke indonesia ?"

"Kita bisa ngobrolnya nanti kan ? gua bantu lu belanja dulu ya ?" ucap Aulia yang langsung mengambil catatan yang ada di tangannya Riko.

Riko merasa terselamatkan lagi dengan Aulia, pembelanjaan ini terasa amat cepat setelah dibantu olehnya. Riko benar-benar terbantu.

"Oh iya Riko, lu mau udah nikah ?"

Riko dengan refleks tersedak oleh ludahnya sendiri. "Ni..ni..nikah ?"

Aulia tertawa melihat reaksi Riko yang begitu lucu baginya. Aulia merasa bahwa Riko tidak berubah sama sekali sejak terakhir mereka bertemu. Namun suasana menjadi canggung ketika Aulia menanyakan kabar Leo.

Riko yang terlihat tersenyum tiba-tiba menjadi murung dan menyuruh Aulia untuk tidak membahasnya. Aulia me-iyakan soal itu. Mungkin mereka sedang berkelahi, pikir Aulia.

"Ahaha maaf Aul, gua harus ketoilet sebentar"

".. ok"

Riko pergi ke toilet dan menitipkan belanjaannya kepada Aulia. Ia berpikir, apakah tadi aku salah mengeluarkan kata-kata?. Aulia terkejut dan baru sadar (Prok prok) ia menamparkan kedua pipinya dengan keras.

Permainan Iblis (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang