Chapter 10 [AxeMan]

9 6 1
                                    


Semua berlari dengan acak, mereka semua tanpa disadar telah berpencar.

Farhan dan Bebi berada diruang Laboratorium. Mereka menutup rapat pintu dan mengganjalnya dengan meja.

Farhan dan Bebi mengatur nafasnya yang lelah karena Berlari.

"Pria itu.. benar benar menakutkan." Ucap Farhan yang sambil mengatur nafasnya.

"Apa orang tadi beneran dibunuh sama dia ?" ucap Bebi yang juga sambil mengatur nafasnya.

Mereka berdua beristirah diruang Laboratorium itu, mereka duduk bersampingan.

(Dug)

Ada yang memukul pintunya dari luar, Farhan dan Bebi menutup mulutnya dengan kedua tangan dan menarik nafas.

[Gawat, dia tau kalo kita ada disini] ucap Farhan dalam hatinya.

(Dug dug) Jantung Farhan dan Bebi berdetak dengan kencang.

...

"Se..sepertinya dia udah pergi" ucap Bebi.

Suara ketukan pintunya memang sudah tak terdengar lagi, jadi kita mengasumsikan bahwa si Axe Man itu sudah pergi. Lagi lagi kita mengatur nafas.

"Sepertinya sekarang sudah aman." Ucap Bebi.

Farhan terlihat sedang memikirkan sesuatu,

"Farhan ?"

Farhan tidak merespon panggilan Bebi.. ia memanggilnya lagi tapi Farhan masih tidak meresponnya.. yang ketiga kalinya, Bebi mencubit pipinya Farhan.

"Aduuuh.. Bebi sakit tau"

"Habisnya dari tadi dipanggil kaga nyaut nyaut.. lu kenapa si"

"Gw cuman khawatir. Sama nasib yang lainnya. Apa mereka menemukan tempat bersembunyi juga ?"

Bebi terkejut sama sifat Farhan, padahal baru saja kenal tapi dia sudah peduli dengan mereka. Sebenarnya Bebi sedikit jijik dengan sifatnya Farhan yang so setia kawan.

Tapi Bebi menyembunyikan ekspresi itu.

"Lu bener juga, kita harus cari mereka. Meskipun ga kenal" jawab Bebi.

Farhan menatap mata Bebi.

"Gw emang ga kenal mereka, tapi mereka ga pantes untuk mati didunia seperti ini"

"Trus.. emangnya apa yang bakal lu lakuin ?" jawab Bebi dengan wajah serius.

"Gw.... gw juga gatau"

Farhan menundukkan kepalanya.

"Kakak gw.."

Farhan membicarakan soal Kakaknya kepada Bebi. Dan ia menyimaknya dengan menatap wajah Farhan yang terlihat sedikit murung.

"Katanya, kakak gw pernah dijadikan tumbal dalam permainan ini. Ayahku yang menumbalkannya."

Bebi sedikit menarik dengan cerita yang Farhan ucapkan.

"Lu serius ?" tanya Bebi.

Farhan menjawab dengan menganggukkan kepalanya.

"Seharusnya gw percaya soal cerita itu. Tapi gw malah ga percaya sama sekali saat itu."

"Kak Dina.. nama kakak gw adalah Kak Dina. Katanya tadi pagi dia ngeliat ibu gw ngelakuin ritual untuk jadikan gw tumbal dalam permainan."

"Kak Dina berusaha untuk melindungi gw. Tapi gw malah menganggap kakak gw itu gila."

Permainan Iblis (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang