Tiga belas

3.4K 376 57
                                    

Haechan sedang berada di rumah orang tuanya, dia ke sana untuk mengambil beberapa barang yang tertinggal. Sebelum masuk dia berdoa terlebih dahulu, dia masih takut untuk bertemu orang tuanya karena kejadian di sekolahnya tadi, setelah beberapa menit dia berpikir sekaligus berdoa, akhirnya haechan memutuskan untuk masuk ke dalam.

"Eomma, appa, haechan datang~" ucapnya riang

Dan itu langsung di sambut hangat oleh eomma nya, "eoh.. haechannn, sini peluk dulu sama eomma omo omo eomma sangat rindu dengan muu" ucap ten sambil memeluk anak kesayangannya itu

Haechan membalas pelukan ibunya "hahahah ya ampun eomma, baru juga beberapa hari haechan tidak tinggal di sini. Masa sudah rindu saja dengan ku"

Ten hanya tersenyum saja , dan tiba tiba ten menjewer telinga haechan secara tiba-tiba

"A-ahh eommaaa!! Sakittt!! Ya ampun kenapa eomma menjewer telinga ku??!!" Ringis haechan sambil memegangi telinganya yang sekarang sudah memerah.

"Kau ini yaa!!! Kenapa kau bisa di skors dari sekolah hah!!??" Ucap ten marah, haechan mendengar itu langsung kebingungan. Dari mana ibunya tahu tentang masalah ini? Padahal dia dan yangyang sudah merahasiakan nya.

"E-eomma.. kau tahu dari mana??"

Ten langsung membelakan matanya, ternyata benar anaknya ini di skors sementara dari sekolahnya. Karena sudah emosi ten memperkuat jewerannya ke haechan.

"Astaga haechan! Kau berbuat masalah apa hah?! Sampai kau di skors seperti ini" tanya Ten Semaki marah, haechan hanya bisa berteriak kesakitan begitu pula dengan yangyang yang sedang menenangkan ten agar tidak menjewer haechan lagi

"Seo haechan"

Mereka bertiga langsung menoleh ke sumber suara, dan itu adalah ayah haechan yang tiba-tiba datang

"Appa, tolong aku.." ucap haechan melas

Johnny hanya menghela nafas dan menyuruh ten untuk melepaskan jewerannya, "kemari, appa ingin bicara" suruhnya

Haechan langsung mendekat ke arah ayahnya, "duduk sini.. cerita kepada appa, kenapa kamu bisa mendapat masalah seperti ini?" Tanya johnny kepada anak nya itu

Haechan hanya bisa terdiam, dia bingung ingin menjawab apa sekarang. "Jangan diam saja seo haechan! Cepat jelaskan!" Bentak sang ibu, dan Itu membuat haechan semakin ketakutan. Johnny meraih tangan anaknya dan menggenggam nya, "haechan.. ayo cerita kepada appa, jujur saja. Appa tidak akan marah haechan-ah.." ucap johnny lembut

Dia mulai menatap wajah ayahnya, agak sedikit ragu untuk bercerita, tapi mau bagaimana lagi ia harus jujur. haechan pun menceritakan masalah yang dia alami di sekolah. Ia hanya menceritakan masalahnya dengan mina saja, tidak dengan masalah yang ia alami dengan jeno. Padahal kalau di lihat lihat masalahnya dengan jeno cukup parah, tapi haechan pikir nanti saja memberitahu orang tuanya. Lagi pula sekarang jeno sudah jarang mengganggu nya.

"Ya ampun haechan, kenapa kau tidak bilang kepada kami?? Siapa anak itu? Apa perlu appa temui dia?" Tanya johnny agak kesal, orang tua mana yang tidak kesal mendengar anaknya di bully di sekolah?

"Tidak usah appa, aku sudah tidak berurusan lagi dengannya. Jadi appa tidak perlu repot-repot datang ke sekolah" jawab haechan, dia tidak ingin membuat keributan lagi, soalnya kalau ayah nya ini sudah turun tangan bisa bisa masalahnya akan rumit.

"Ck, kan eomma sudah bilang pada mu! Jangan berpenampilan aneh aneh, lihat sekarang? Kamu sampai di bully seperti itu" marah ten kepada anaknya, dia sudah menduga ini akan terjadi. Tapi anaknya ini sangat susah untuk di beritahu

Haechan hanya bisa menahan amarah, padahal ia suka berpenampilan seperti ini. Kenapa mereka semua selalu melarangnya? Dan haechan juga tidak peduli dengan masalah tadi

ᶜᵘˡᵘⁿ || ᥣhᥴ • ꪑɾᥣTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang