"Jadi kan? "tanya Lea memasukkan buku-buku nya ke dalam tas ransel miliknya, ya kalik milik Cicil.
"Iya jadi kok, pulang bareng gue kan?" tanya Cicil balik.
"Iyalah masa bareng Ridwan. "kesal Lea.
"Kok bawa gue? "Ridwan menyahut dari samping.
"Dih geer lo. "semprot Cicil. Ridwan mengernyit tak mengerti. Emang wanita! Susah dipahami, sabar Ridwan.
Lea yang melihat muka di tekuk Ridwan tertawa lepas. Puas melihat muka ketua kelasnya itu. Tawanya yang menggelegar membuat beberapa siswa yang masih berada di kelas menatap Lea aneh.
"Anjing udah kaya kunti aja lo! "Jordy berkomentar pedas.
Lea menghentikan tawanya menatap Jordy tajam. Tatapan peperangan sudah Lea berikan. Jordy hanya mergidik ngeri lalu berjalan menuju keluar kelas, pulang lebih tepatnya. Ya, bel pulang sekolah sudah berbunyi lebih dari 15 menit yang lalu mungkin.
"Yaudah ayo Le! "ajak Cicil selesai mengemasi barang-barang nya.
Lea tersenyum lalu berjalan mengekori Cicil dan Ridwan. Eh iya, mereka berdua ini cinlok loh! Pasangan paling aneh di kelasnya. Ya memang di kelasnya yang berpacaran sesama kelas ini hanya mereka berdua. Cuman Cicil dan Ridwan.
"Nyamuk deh. "gumam Lea menyindir. Gadis itu melotot saat dengan sengaja Cicil memeluk lengan Ridwan. Ck! Bukan mukhrim padahal! Ingat dosa deh Cil. Masih adaum utang gitu.
"Iya mah gini yak cuman bisa meluk angin! "ketus Lea. Pandangannya tak sengaja bertemu dengan sosok itu lagi. Sosok yang mengagumkan, siapa lagi kalo bukan Devran.
Seragam cowok itu dikeluarkan dengan dua kancing atas yang tidak di kaitkan. Jangan lupa dasi nya yang dia ikat di lengan kanannya. Omaygat! ganteng banget! Pekik Lea dalam hati.
Jika kalian berpikir Lea menyukai Devran maka kalian salah! Lea tidak menaruh rasa pada cowok itu. Lea hanya mengagumi. Gak tau kalo khilaf paling juga demen.
Tapi cowok idaman Lea itu seperti David contohnya. Lelaki yang tampan plus, dompet tebal, pintar dan rapi. Ya beda sedikit dengan Devran tapi Devran ini nakal. Lea tidak suka walau Marcel, adiknya sendiri itu juga berperilaku sama tapi dia tetap tidak suka lelaki seperti itu.
Tapi jika kalian berspekulasi kalau Lea suka dengan David, kalian malah sabar besar! Lea malah gak suka. Dia hanya mengagumi lagi. Entah lah, Lea hanya tidak berfikir untuk berpacaran.
Dia cukup tau diri, dia ini pendek dan tampang yang biasa saja. Tidak seperti Cicil, walau kulit Lea ini seputih Cicil tapi pesona Cicil lebih besar. Gadis keturunan tiongkok itu sangat cantik dan baik. Terlebih lagi dia setia kawan. Mantap deh pokok nya. Cuman mines nya, mata gadis itu hanya segaris, sipit banget.
"Duh jodoh orang. "gumam Lea yang dapat di dengar oleh Ridwan dan Cicil. Ridwan terkekeh, sebuah ide jahil muncul di kepalanya.
"Dev! "panggil Ridwan. Ya mereka berteman karena masih satu tongkrongan. Lea melotot, firasatnya tidak beres.
"Temen gue ada yang mau ngajak kenalan. "jawab Ridwan saat Devran menaikkan salah satu alis nya dari jauh. Ya enggak jauh banget, cuman di tepi lapangan basket.
Di sana ada Bara, Dewa, Erick, dan Antonio. Para lelaki idman, teman Devran. Kalo mau nambah ya Ridwan ini! Mereka beteman lumayan dekat.
Erick tertawa memukul bahu Devran dengan kencang. Devran lantas melotot menatap Erick dengan tajam seperti memperingati.
"Wihh! Cecan tuh Dep. Kalo lo gak mau gue embat gimana? "usul Dewa. Dewa ini sama jenis dengan Marcel. Playboy kelas kakap. Semua cewek diembat entah cantik atau biasa saja asal nyaman kenapa tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Batas
Teen FictionTetangga baru Lea itu cuek bebek. Gak peka dan anti sosial. enggak anak enggak orang tua sama saja. Untung ganteng sama tampan, cantik juga ada. sayangnya pada irit ngomong. Tapi yang jadi tetangganya ini anaknya, si bungsu. Beda banget sama sifatn...