Pagi hari Lea berencana untuk lari pagi memutari kompleks perumahan Neneknya. Gadis itu memakai kaos putih kesayangannya dengan training bewarna merah maroon.
"Le! Makan dulu apa gimana? "tanya Sherla mengetuk pintu kamar Lea di rumah mertuanya.
"Habis lari Bunda. "sahut Lea membenarkan ikatan pada rambutnya.
"Jangan jauh-jauh ya! Ajak Marcel sama Devran sana! "
Setelah mengantar Lea dengan selamat ke rumah Nenek, Devran dipaksa menginap lantaran sudah tengah malam. Cowok itu mengangguk setuju saja saat dipaksa Nenek Lea. Terlebih Nenek Lea juga benar walau Devran sudah biasa pulang malam menjelang pagi seperti ini.
Devran di lihatkan kamar Marcel yang berada tepat di samping kamar Lea. Kata Nenek Lea pintu kamar tamu sedang rusak jadi Devran tidur di kamar Marcel saja. Devran tidak mempermasalahkan nya. Cowok itu langsung tertidur pulas setelah merebahkan tubuhnya di kasur kamar Marcel. Karena kekalahan, cowok itu tak sadar akan kehadiran Marcel yang berteriak kaget melihat Devran. Bahkan tidur Devran tak terusik sedikitpun.
"Emang mereka mau nemenin Lea?!" tanya Lea yang sibuk membenarkan penampilan nya.
"Bukan nemenin kamu. Tapi ikut lari, kalo nemenin kamu mereka pasti terpaksa. "jawab Sherla hendak turun ke lantai bawah. Kamar Lea memang berada di lantai atas seperti di rumah Lea.
"Ya siapa tau gitu niatnya nemenin. " gumam Lea.
"DEVRAN ANJING! ITU SEMPAK GUE YA!"teriak Marcel dari dalam kamarnya.
Lea berdecak, bukannya segera mandi Marcel malah berteriak melebihi dirinya sendiri. Padahal Marcel ini cowok dan Lea ini cewek.
"SIAPA YANG TAHU LAH ANJING!"maki Devran dari kamar mandi.
"YA GUE PAKEK SEMPAK SIAPA?! "
Lea keluar dari kamar dan mendapati Sherla kembali naik ke lantai dua. Tangan wanita itu terulur mengetuk pintu kamar Marcel.
"Pakek punya Papa ya? "tawar Sherla.
"MAMA APA SIH? MANA MAU MARCEL PAKEK PUNYA PAPA! " sahut Marcel sewot. Cowok itu memutuskan membuka pintunya dan melihat Mama dan kembaran laknatnya.
Marcel mendengus kesal melihat ekspresi Lea yang menyebalkan. Cewek itu tersenyum miring menatap Marcel.
"Ya gimana? Pakek punya gue? "tanya Lea menaikkan salah satu alisnya.
Marcel medengus lagi. "EMANG MUAT APA?! "tanya cowok itu sewot. Tangannya bertolak pinggang menatap Lea kesal.
"Kalo pakek punya Mama? "tawar Sherla lagi. Astaga dua orang ini!
"MAMA! MARCEL INI COWOK GANTENG MEMPESONA! MASA PAKEK DALEMAN CEWEK SIH?! "ucap Marcel ngegas.
Devran keluar dari kamar mandi hanya dengan celana boxer dan handuk yang dikalungkan di leher. Cowok itu tak tahu jika sedang ada Sherla dan Lea di luar. Mata Lea melotot melihat pemandangan indah di sana. Mulutnya menganga karena terkejut dengan perut Devran yang kotak-kotak. Fix! Devran cowok idaman! Lea membatin.
"MATA TUH MATA! "tangan Marcel dengan kasar menutup mata Lea.
"Devran! "Sherla berujar memperingatkan.
Devran meringis, dengan gerakan cepat di memakai kaos yang ada di kasur. Entah kaos punya siapa itu Devran asal saja meraihnya takut terkena amukan Sherla.
"KAOS GUE! "pekik Marcel melepas tangannya di mata Lea.
"Nanti gue balikin."ucap Devran dengan santai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Batas
Teen FictionTetangga baru Lea itu cuek bebek. Gak peka dan anti sosial. enggak anak enggak orang tua sama saja. Untung ganteng sama tampan, cantik juga ada. sayangnya pada irit ngomong. Tapi yang jadi tetangganya ini anaknya, si bungsu. Beda banget sama sifatn...