Lea sedang senam jantung! Bagaimana tidak? Orang tuanya memang tidak akan di panggil tapi sebagai gantinya dia dihukum hormat bendera sampai jam pelajaran ke enam. Lama memang tapi tak masalah asalkan bersama Devran. Asekkk.
Posisinya kini diapait oleh Devran dan Cicil sedangkan Lala dapet bonus banyak. Dia diapit Devran dan David. Enak sekali, pikir Lea merasa iri. Sudah jadi pelakor! Menang banyak pula! Dasar tak tahu malu! Maki Lea yang tertahan di lubuk hatinya yang paling dalam.
Lea menatap Cicil, gadis itu menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. Tadi setelah Upacara Bendera di lanjutkan, mereka digiring menuju ruang BK guna menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Jordy dan Adam yang sedang heboh merekam juga di seret guna menjadi sanksi. Nah gitu lah guna dikit.
Dan ya, hukuman Lea dan Cicil meringan ketika mendengar cerita Jordy yang pintar mengarang cerita. Tapi Jordy juga tidak salah dalam menyampaikan perihal yang terjadi. Hanya dilebih-lebih kan.
"Kenapa sih lo? "gerutu Lea mendengus sebal.
Gerutuan Lea dapat di denger kelimanya. Devran mendengus tanpa mempedulikan orang-orang aneh di sekitarnya.
"Apanya?! "jawab Cicil sewot.
"Dih malah sewot. "
"Tanya aja sama PELAKOR! "tekan Cicil lantas gadis itu kembali diam meredam kemurkaan nya.
"Jaga tuh mulut! "Lala berujar.
"Jaga tuh badan! Jadi orang jangan jadi perusak hubungan orang! " balas Lea membela Cicil.
"Gue rasa lo gak tuli! "Cicil berujar pedas.
Devran dan David? Mereka saling melemparkan tatapan tajam tanpa mempedulikan ketiga cewek di samping mereka. Masing-masing mengibarkan bendera perang.
"Udah pelakor! Menang banyak pula!" gumam Lea
Devran menoleh menatap gadis itu. Tatapannya masih datar, dan tak berselang lama juga. Karena cowok dengan seragam berantakan itu kembali menatap tajam David seperti belom puas.
"Tau tuh! "dumel Cicil juga.
Lea mendengus, sesekali dia melirik Devran yang tampan nya gak habis-habis. Lea tidak habis fikir, ibunya Devran ngidam apa ya pas hamil Devran? Sampai yang keluar anaknya dingin gini. Jangan-jangan ngidam es batu balok yang besar itu? Ngeri banget.
Pengen modus tapi modus apa ya? Seketika, sebuah ide terlintas di pikiran indah Lea. Telapak gadis itu memegangi kepalanya yang sebenernya tidak sakit. Mimik wajah Lea juga dibuat meringis kecil.
"Aduh. "gumam gadis itu, Cicil menoleh menatap Lea dengan tatapan curiga. Ada apa nih anak? Batinnya.
Tapi Cicil menangkap kode mata dari Lea untuk mengikut rencananya. Cicil berdeham pelan lalu kembali menatap Lea panik.
"Le? Lo kenapa? Astagfirullah lo belom makan? "tanya Cicil panik. Lea melotot, mana bisa begitu!
"Masa belom makan pegang nya dahi!"komentar Lala sinis. Nah kan Lala saja gak percaya!
"Lo gatau ya? Lambung Lea kan deket otak! "sembur Cicil. Punya temen goblok banget.
"Duh. "keluh Lea beneran. Tiba-tiba perut gadis itu berdenyut nyeri.
Tangan gadis itu yang awalnya memegangi kepala kini beralih meremas perutnya pelan. Cicil melihat itu tersenyum, sa ae ekting lo, pikir gadis itu.
"Sakit Le? "tanya Cicil basa-basi.
"Sakit lah goblok! "sembur Lea. Cicil melotot tak terima. Nih anak maunya apa sih? Pikir Cicil yang belom menyadari.
Devran yang merasa terusik menatap dua mahluk aneh di sampinya. Alis Devran terangkat satu seperti bertanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Batas
Novela JuvenilTetangga baru Lea itu cuek bebek. Gak peka dan anti sosial. enggak anak enggak orang tua sama saja. Untung ganteng sama tampan, cantik juga ada. sayangnya pada irit ngomong. Tapi yang jadi tetangganya ini anaknya, si bungsu. Beda banget sama sifatn...