Hari ini hari Sabtu, seperti hari Sabtu biasanya, Lea dan Cicil pergi bermain entah itu di Mall atau hanya sekedar jalan-jalan di taman. Katanya menyambut malam minggu sih biar tidak bosan.
"Cil makan yok?! "ajak Lea semangat saat gadis itu melihat sebuah cafe di pinggir jalan yang mereka lewati.
"Boleh lah, laper juga tadi enggak makan di kantin. "
Mereka berdua lalu berjalan memasuki cafe yang ditunjuk Lea tadi.
Lea meringis saat melihat pengunjung cafe yang tidak sendiri alias bersama pasangan mereka masing-masing. Cicil mendudukkan bokongnya di salah satu meja yang dekat dengan jendela. Gadis itu mendengus melihat Lea yang masih berdiri mematung.
"Mau jadi patung selamat datang lo?" sinis Cicil.
"Ye muka lo lebih pantes jadi patung!" balas Lea tak terima. Dengan agak kesal dia duduk di hadapan Cicil.
"Gini amat nasib jomblo kalo mau malem minggu. "keluh Cicil menatap ponselnya.
"Baru juga jomblo kemarin sore udah ngeluh aja. "ucap Lea pedas.
"Gue tuh emang paling gak bisa buat sendiri. "Lea memutar bola matanya jengah dengan tingkah Cicil.
"Mantan lo udah berapa dah? "tanya Lea kepo. Pasalnya Cicil ini dulu sebelum bersama Ridwan sering gonta-ganti pacar.
"Gak tau, banyak sih sampai lupa-lupa." jawab Cicil mengibaskan tangannya.
Lea mendengus, gadis itu lalu memanggil pelayan di cafe itu dan mulai memesan makanan. Cacing di perut Lea sudah demo besar nampaknya sehingga dia sudah tak kuasa menahan lapar.
"Lo tuh Le! "tunjuk Cicil. Lea mengernyit menunggu kelanjutan ucapan Cicil.
"Sekali-kali cari cowok kek! Biar cerita SMA lo gak tentang ngehalu novel mulu!" ejek Cicil.
"Emang wajib ya masa SMA gue diisi sama hal-hal percintaan? Harus banget gitu? "savage. Cicil yang tadi tertawa-tawa kini diam mendengar penuturan Lea.
"Em biar gak bosen idup gitu. Biar anu biar latihan nikah nanti."jawab Cicil asal.
"Dari pada cinta-cinta an mending pesen sana lo! Kerempeng gitu kaya tulang doang. "sarkas Lea mengejek body Cicil yang seperti sapu lidi.
"Lo nyaranin apa ngeldek?! "
"Em... Gak tau dua-dua nya paling."jawab Lea sambil mengangkat bahu nya.
"Devran kemana ya? Gue gak lihat tuh cowok tiga hari belakangan? "lanjut Lea bertanya entah pada siapa. Yang pastinya tidak untuk Cicil.
"Eh iya ya, Devran gak nongol abis nganterin lo pulang itu. Pas anak-anak HADES ngumpul juga cuman berempat gak ada Devran."ucap Cicil mengiyakan.
Lea memutar memori nya tiga hari belakang ini. Dia tak pernah melihat penyemangat sekolahnya. Cowok itu seperti hilang di telan bumi setelah mengantar Lea pulang.
Apakah Devran di culik? Atau ada masalah besar yang menimpa cowok ganteng nya lea tapi halu itu? Astaga pamali cowok ganteng di culik kaya gitu!
"Lo kangen ya? "ledek Cicil tersenyum menggoda.
"Enggak lah! "elak Lea, pipi tembamnya memerah tanpa Lea ketahui.
"Paling juga ada masalah sama gengnya itu. "Lea mendengus mendengar nada Cicil yang santai bak di pantai itu.
Cicil berlanjut pada kegiatannya berseluncur di dunia maya. Instagram sih lebih tepatnya. Karena sedikit kepo, gadis itu mencari sebuah akun yang mengganjal dipikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Batas
Teen FictionTetangga baru Lea itu cuek bebek. Gak peka dan anti sosial. enggak anak enggak orang tua sama saja. Untung ganteng sama tampan, cantik juga ada. sayangnya pada irit ngomong. Tapi yang jadi tetangganya ini anaknya, si bungsu. Beda banget sama sifatn...