pulang bareng

9 1 0
                                    

"Gue pengen ngambek deh tapi gak bisa! " keluh Lea bertopang dagu melihat ke arah luar jendela. Dimana kelas Devran, 11 IPA 1 tengah menjalankan pelajaran olahraga.

Devran tampak memimpin pemanasan itu. Rambutnya yang hitam terpapar cahaya matahari membuat siapa saja tidak bisa menolak pesona lelaki itu.

Tapi Lea masih sebal dengannya. Perihal Devran yang mengadu kepada Sherla hingga Lea terpaksa kerja rodi.

"Sok sok an ngambek emang lo siapanya? "tanya Cicil masih berkutat dengan soal pemberian Bu Deswita.

"Tetangga nya. "jawab Lea apa adanya.

"Modalan tetangga mah gak usah ngimpi Le! "ucap Cicil pedas.

Lea mendengus mendengar perkataan Cicil yang menyayat hati. Cewek itu memutuskan memperhatikan gerak-gerik Devran yang membuatnya jatuh hati. Entahlah Lea tidak tau kalau dirinya menyukai Devran atau hanya sebatas mengagumi. Tapi jatung nya selalu berdebar kencang hanya dengan melihat Devran.

Sama seperti saar ini. Melihat Devran senam tubuh membuat Lea senam jatung. Astaga indah sekali ciptaan tuhan yang satu itu.

Lea merogoh ponselnya yang berada di laci meja. Mengarahkan kameranya ke arah Devran guna memotret cowok itu.

Lea mengamati hasil jepretan nya yang tak pernah mengecewakan. Di foto itu Devran sangan tampan dengan rambutnya yang acak-acakan. Jadi pengen rapiin, batin Lea senang.

"Le! Minta pensil dong. "Adam membalikan badannya menghadap Lea.

"Kere lo. "ketus Lea mengambil salah satu pensil dari kotak pensil nya.

"Sekali-kali lah Le judes amat. " ucap Adam lalu membalikkan badannya menghadap ke depan.

Lea mendengus lagi dan lagi. Gadis itu lalu menatap ke luar jendela. Mata Lea membulat sempurna kala melihat pemandangan yang ia saksikan. Syasa dan Devran yang tengah mengobrol.

Dari yang Lea lihat, Devran hanya berdeham saja meladeni Syasa yang berceloteh panjang lebar. Mereka memang sekelas sih jadi wajar saja mereka berbicara begini. Tapi Lea tidak suka! Astaga apa yang harus Lea lakukan?

Lea melotot saat melihat Syasa memegang tangan kanan Devran. Tapi dengan cepat Devran menangkisnya membuat Lea tersenyum penuh kemenangan. Tanpa sengaja pandangan Lea dan Devran bertubrukan. Lea terdiam begitu juga Devran yang berada jauh di lapangan sana.

Cowok itu lalu menyeringai membuat Lea merinding seketika. Lea membalas seringai Devran dengan senyum manisnya. Coba kita lihat apakah Devran akan terpesona? Nyatanya tidak! Cowok itu malah melengos entah pergi kemana.

"Rese lo! "umpat Lea dengan kencang.

"Siapa yang rese Lea? "tanya Bu Deswita dari depan.

Lea lalu menoleh menatap terkejut pada Bu Deswita. Gadis itu menelan ludah nya susah payah. Gugup sudah dia sekarang ditatap seluruh penghuni kelas seperti maling yang kepergok mencuri.

"Cicil rese Bu. "bohong Lea. Cicil yang merasa di tuduh menatap Lea tajam. Gadis sipit itu menggerakkan bibirnya tanpa suara. 'mati aja lo' kira-kira seperti itu kalimat Cicil.

"Ck! Kalian berdua ini ribut terus. Sekarang keluar dari kelas saya! " usir Bu Deswita.

Cicil melotot, padahal gadis itu tidak berbuat apa-apa. Adam hanya cekikian dengan Jordy. Astaga Lea! Kenapa dia menjahati Cicil terus?  Apa salah Cicil?

"Saya gak ngapa-ngapain kok Bu. "  bela Cicil.

"Mau protes? "tanya Bu Deswita menambah kedongkolan Cicil.

BatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang