Aku menatap kosong kearah langit yang begitu cerah hari ini. Masih memikirkan kejadian malam itu. Berkali-kali nafas frustasi aku hembuskan. Aku terpekik saat pundakku digampar kuat oleh seseorang dari belakang.
"Ay budek ya? Ey panggil jutaan kali ga nyahut. Tega!" Zayn menyikutku untuk meluangkan kursi untuknya.
"Zayn sakit tau. Tenaga kamu saat nampol orang itu dikadarin dikit, bisa-bisa cedera pundakku." Aku menatap Zayn patah semangat.
"Ay kenapa bengong gitu? Ada masalah? Cerita hayuuu." Zayn menatapku serius kali ini.
"Bosan. Ayo ke kantin." Aku berjalan meninggalkan Zayn yang menganga mendengar respon cuekku.
"Ay jangan marah dong, ntar ey pijit deh pundaknya. Ya ya?" Zayn menarik-narik tas ku sok imut.
"Ga us ..." Perkataanku terpotong saat Zayn dengan gesitnya menyenggol badanku hingga sempoyongan.
"Mas Azaaaaammmmm." Suara Zayn yang dibuat sekemayu mungkin terdengar.
Aku memejamkan kedua mataku sambil mengepalkan tangan, sedetik kemudian aku menghembuskan nafas sabar dengan penuh emosi. Haha.
"Kamu ga apa-apa?" Suara Kak Azam terdengar mendekat kearahku.
"Gapapa Kak." Aku segera berdiri dan merapikan bajuku cepat. Dibelakang sana Zayn tak diacuhkan oleh Kak Azam, haha.
'Jangan cari perkara!' kira-kira begitu pesan yang aku dapat dari mata Zayn yang membelalak besar kearahku. Aku hanya bisa memijit kepala melihat konyolnya tingkah Zayn.
"Ospek mahasiswa jurusan akan diadakan dalam minggu ini. Apakah kamu sudah tahu?" Azam menatapku dengan senyum yang merekah. Dia terlihat hm tampan.
"Sudah Kak, pagi tadi kebetulan lihat pengumumannya." Aku membalas dengan senyuman yang lebih lebar.
"Oke kalau begitu. Sampai jumpa Minggu ini, Aumy." Azam melewatiku setelah tersenyum lagi.
"Apa yang ay bicarakan dengan Mas Azam kuh hah?" Zayn mulai sewot.
"Minggu ini kita ospek. Siap- siap gitu." Aku menarik tas Zayn kembali berjalan.
"Lha kok ke ey Mas Azam ga kasih tau?" Zayn mulai merajuk.
"Kan udah ada dipengumuman cantik. Makanya kamu baca." Aku berjalan cepat.
Aku dan Zayn memesan soto ditambah teh es untuk menu sarapan kali ini. tidak lama kami menunggu pesanan, Mas Damar mengantarkan pesanannya ke meja. Tanganku berhenti diudara saat akan menyuapkan soto kedalam mulut. Aku menghela nafas berat. Zayn melirik kearah mataku memandang, sosok Ghea berjalan memasuki kantin bersama dengan antek-anteknya.
"Ya Allah Gusti, kesini lagi dia." Zayn dengan cepat mengalihkan perhatiannya pada soto.
"Halo Zaynalllll. Bayarin yah nanti." Ghea menepuk-nepuk pundak Zayn ganas.
"Apa hubungan lo dengan Kak Arav?" Pertanyaan Ghea mengarah padaku.
"Tidak ada." Kujawab singkat.
"Tidak ada? Hahaha. Jelas-jelas kalian saling mengenal, apa maksud lo dengan tidak ada, hah?!" Ghea mulai memukul meja.
Kuah sotoku muncrat ke meja.
Emosiku mulai naik keubun-ubun, Tuhan tolong jangan biarkan wanita ini merusak pagiku."Saya tidak ada hubungan apa-apa dengan Kak Arav. Cuma sebatas kenal tidak lebih." Aku mencoba menjaga nada suara tetap tenang.
"Benarkah? Jadi lo bukan mantan pacar atau apa gitu?" Ghea masih mengintrogasi.
"Tidak." Aku mengelap kuah soto yang bergenang dimeja.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRECIOUS WOUND
Romantik🎑 Bagaimana jika kamu tidak bisa melupakan kejadian dimasa lalu? Mencoba berlari menjauh, tapi tetap saja jika sudah ditakdirkan bertemu ya bagaimana lagi. Dipaksa bersama dengan seseorang yang pernah menoreh luka dihatimu, bagaimana dengan yang sa...