BAB IV

1.6K 234 2
                                    

.•♫•♬• Cedric Diggory •♬•♫•.

"Let's the match begin!"

Setelah Ludo Bagman memperkenalkan maskot kedua tim, Shamrock dan Veela. Pertandingan berlangsung sengit dan seru. Dengan skill luar biasa ditampilkan di kedua sisi, termasuk dari Viktor Krum.

Perkelahian terjadi antara maskot kedua tim setelah Irlandia diberikan banyak tembakan penalti, yang membuat marah Veela.

Irlandia dengan cepat mendapatkan keunggulan besar dan memenangkan pertandingan, meskipun Viktor Krum menangkap Golden Snitch.

Setelah pertandingan, kedua tim menuju Top Box dan Cornelius Fudge memberi Irlandia Piala Dunia Quidditch. Sementara Fred dan George bersukacita karena memenangkan taruhan mereka dengan Ludo Bagman.

Si Kembar melakukan tarian Irlandia untuk merayakan kemenangan tim Irlandia, "Tak ada yang seperti Krum!" seru Ron.

"Cara dia terbang! Melesat seperti burung di angkasa... Dia adalah artis!" ucap Ron bangga.

"Ron, kurasa kau sedang jatuh cinta!" ucap Ginny, membuat Si Kembar, Chrysa, Harry dan Hermione tertawa. Lalu, Si Kembar mulai bernyanyi untuk menggoda Ron.

"Viktor, I love you... Viktor, I do!"

Harry dan Chrysa tertawa, lalu ikut bergabung dalam nyanyian Si Kembar.

"When we're appart, my heart beats only for you." semuanya tertawa, sangat bahagia. Tapi, kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Mr. Weasley masuk ke dalam tenda dengan wajah panik.

"Kita harus pergi! Sekarang! Ada serangan di luar, kemasi barang-barang kalian!"

Sementara Mr. Weasley pergi bersama anak-anaknya yang lebih besar untuk menghadapi sekelompok penyihir bertopeng itu dan anggota kelompok lainnya bersembunyi di hutan.

Ketika Ron tersandung. Dia, Harry, Hermione dan Chrysa tertinggal dari kelompok. Mereka kehilangan Fred, George, dan Ginny. Dan tiga orang itu tak sadar kalau Ron, Harry, Hermione dan Chrysa tertinggal di belakang. Mereka terus berlari tanpa menengok ke belakang.

Sementara di tempat Chrysa, gadis itu tak melihat apapun dengan asap dari api yang menutupi penglihatannya. Gadis itu hanya berlari sambil berteriak memanggil nama orang-orang yang dikenalnya dengan suara parau dan gemetar.

"Fred! George!"

"Disini! Uhuk..."

"Uhuk... Tunggu aku!"

"Ginny! Hermione! Ron! Harry!"

"Tunggu aku!"

Chrysa terus berlari, meneriakkan kata-kata itu berulang-ulang. Sampai saat ia tersandung, kepalanya terbentur keras. Pandangannya mulai kabur, gadis itu akan pingsan.

Tapi, sebelum semuanya menjadi hitam, dengan sekuat tenaga yang dia miliki dia berteriak memanggil satu nama yang terlintas. Antara sadar dan tidak, gadis itu meneriakkan nama...

"CEDRIC!"

.•♫•♬• Cedric Diggory •♬•♫•.

Cedric DiggoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang