BAB XVII

1K 150 0
                                    

.•♫•♬• Cedric Diggory •♬•♫•.

Florence, gadis bersurai merah itu menatap Chrysa dengan wajah tak percaya. Matanya melotot dan mulutnya menganga. Sedangkan Chrysa menutup wajahnya karena malu.

Kedua tangan Florence dengan cepat memegang bahu Chrysa dan menguncangnya. "KAU SERIUS?!"

Kali ini tak ada yang memperdulikan teriakan Florence karena ternyata Harry selamat dari naga dan kembali. Chrysa menurunkan tangannya dari wajahnya, menatap Florence dengan wajah memerah. "Ya."

Florence kembali menatap Chrysa dengan wajah terkejut dan tak percaya. Keduanya, Chrysa dan Florence tak memperdulikan sorakan keras orang-orang dan fokus pada pembicaraan mereka.

"Lalu?"

"Apa?"

"Kelanjutannya!"

Chrysa menunduk, menahan senyum. "Aku kabur kemari."

Florence kembali memasang wajah terkejut. Lantas, Florence menatap Chrysa dan menggelengkan kepalanya.

"Kau gila, Chrys!"

.•♫•♬• Cedric Diggory •♬•♫•.

Setelah tugas pertama para pejuang selesai dilaksanakan, Chrysa segera kembali ke ruang rekreasi Gryffindor. Bukan hanya untuk merayakan keberhasilan Harry, tapi juga untuk menghindar dari sosok Cedric Diggory.

Gadis yang esok akan berusia enam belas tahun itu kembali akan dirinya yang dulu. Pemalu, tak percaya diri dan tertutup.

Yang ada dipikirkan Chrysa saat ini bukanlah teman-temannya yang tengah heboh merayakan keberhasilan Harry. Tapi, Cedric Diggory.

Chrysa memikirkan Cedric saat ini, gadis itu gugup dan khawatir. Masih bertanya apakah dia benar-benar berciuman dengan Cedric atau itu hanya mimpi dan cara dia akan bersikap saat bertemu Cedric nanti.

Chrysa baru kembali pada dunia nyata dan keluar dari isi pikirannya setelah mendengar suara keras yang benar-benar menyakitkan di telinga. Dan gadis itu sadar darimana asal suara mengerikan itu, telur emas Harry.

"Apa-apaan itu?''

Semua murid yang berada dalam ruang rekreasi Gryffindor saat ini mengalihkan atensi mereka pada Ron Weasley yang baru saja masuk, termasuk Chrysa. Dan sebenarnya semua murid tahu kalau Ron bertengkar dengan Harry.

"Baiklah, semuanya! Kembalilah mengerjakan pekerjaan kalian. Ini akan menjadi cukup tak nyaman tanpa kalian semua menguping."

Ron berjalan mendekat ke arah Harry dan semua orang dalam ruangan ini diam. Mendengar dengan jelas pembicaraan Ron dan Harry, penasaran akan akhir nasib pertemanan keduanya.

"Aku rasa kau haruslah sangat gila untuk memasukkan namamu ke Piala Api."

"Akhirnya kau mengerti juga, yah? Perlu waktu cukup lama."

"Bukan hanya aku yang mengira kau melakukannya, semua orang mengatakan itu di belakangmu.''

Chrysa memutar bola matanya malas saat mendengar dengan jelas ucapan Ron. Gadis itu jengkel karena tak semua orang membenci Harry karena menjadi pejuang keempat dalam turnamen Triwizard.

"Bagus. Itu membuatku merasa jauh lebih baik."

Chrysa menghembuskan nafasnya pelan, lalu berdiri dari duduknya. Hermione mencegahnya dengan memegang tangannya.

"Mau kemana, Chrys?"

"Tidur."

Hermione melepaskan genggaman tangannya pada lengan Chrysa setelah mendengar jawaban yang jelas dan singkat dari Chrysa. Hermione menghembuskan nafasnya pelan, merasa sedikit khawatir karena Chrysa tampak kesal, lelah dan banyak berfikir.

"Ada apa dengan Chrysa?"

.•♫•♬• Cedric Diggory •♬•♫•.

Cedric DiggoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang