BAB XXIII

1K 150 4
                                    

.•♫•♬• Cedric Diggory •♬•♫•.

Pesta sudah selesai, kebanyakan memilih untuk kembali ke asrama masing-masing. Tapi, ada juga yang masih tinggal di Aula Besar untuk menari sambil mendengarkan band yang diundang bernyanyi.

Chrysa dan Cedric memilih untuk keluar dari Aula, tapi mereka tidak kembali ke asrama masing-masing. Mereka pergi ke tampat yang tak jauh dari Aula, tapi hanya ada mereka berdua disana.

Cedric menyihir tempat itu, yang semula nya gelap menjadi terang. Kumpulan kunang-kunang menyinari malam yang gelap itu, Cedric dan Chrysa menari dengan cahaya kunang-kunang sebagai penerangan.

Chrysa akui, malam itu dingin. Walaupun sekarang dia tengah menggunakan jubah Cedric dan mereka berpelukan, malam Desember benar-benar dingin. Sampai akhirnya Cedric menyihir tempat itu menjadi lebih hangat.

"Sebenarnya aku tidak perlu terkejut, tapi... Malam ini kamu benar-benar sempurna." bisik Cedric.

Chrysa tertawa, semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Cedric. Wajahnya merah karena malu, Chrysa merasakan sesuatu menggelitik perutnya dan itu membuatnya bahagia.

"Kamu sudah mengatakan itu lima kali, sejak di Pesta." ucap Chrysa.

Cedric tertawa pelan, mencium puncak rambut Chrysa karena gemas. Tinggi badan Chrysa hanya se pundaknya, itu membuat Chrysa terlihat menggemaskan.

"Benarkah?"

"Ya!"

Cedric melonggarkan pelukannya pada tubuh Chrysa, menatap sang gadis dengan senyum terbaik yang dia miliki. Cedric kembali tertawa, mengacak-acak rambut Chrysa dengan gemas.

"Hei, jangan diacak! Aku membuatnya agar terlihat bagus dengan susah payah."

Cedric kembali tertawa mendengar ucapan Chrysa, sekarang gadisnya tengah menatapnya dengan wajah kesal yang menggemaskan.

"Kamu tetap terlihat cantik."

"Bohong!"

Chrysa memukul pelan dada Cedric, menambah kesan menggemaskan di mata Cedric dan itu membuat Cedric tertawa. Chrysa semakin kesal, walaupun sebenarnya dia senang akan ucapan Cedric.

"Aku ingat!"

Cedric merogoh saku jubah pestanya, mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah. Chrysa menatap Cedric dan kotak kecil itu bergantian, dia terlihat bingung.

"Emm... Begini... Ini hadiah dariku."

Chrysa mengambil kotak itu dari tangan Cedric, membukanya dengan rasa penasaran tinggi. Tersenyum dengan wajah memerah, Cedric menyukainya. Tapi saat ini dia tengah cemas, mengenai pendapat Chrysa terhadap hadiah darinya.

"Cincin? Tapi untuk apa, Ced?"

"Dengar! Aku tahu ini tidak mahal... Aku membelinya saat di Hogsmeade beberapa hari yang lalu, ini barang murah... Tapi... Aku hanya ingin kau tahu, jika aku serius dan... Aku akan membeli cincin yang lebih baik—"

"Tunggu! Kau melamar ku?"

Cedric tersenyum dan menganggukkan kepalanya antusias, hal yang membuat Chrysa terkejut. Maksudnya, Chrysa tak pernah memikirkan hal ini sebelumnya.

Tidak pernah! Tapi, saat ini Cedric mengatakan ingin serius dengannya? Maksudnya sekarang ini dia tengah dilamar Cedric begitu?

"Ap aku bermimpi?"

"Tidak! Bukan... Kecuali kau menggangap ini sebagai mimpi."

Chrysa benar-benar tak tahu tentang perasaannya saat ini. Dia senang, tentu saja! Tapi, dia masih terkejut dan tak menyangka hal ini akan terjadi.

"Ced, apa kamu bercanda? Ini bukan lelucon, kan?"

"Tidak! Aku tidak bercanda—"

Chrysa mengambil satu tangan Cedric, menaruh kotak kecil bewarna merah itu di atas telapak tangan Cedric.

"Aku tidak menolak."

"Jadi... Iya? Tapi... Kenapa mengembalikan ini padaku?"

"Kamu tidak pernah bertanya, tapi... Ya, jawabanku iya! Dan... Aku ingin kamu memasangkannya di jariku."

Chrysa mengulurkan tangan kanannya, tersenyum dengan wajah merah. Cedric tertawa kecil, mengambil cincin di dalam kotak di tangannya. Lalu, memasangkannya di jari manis Chrysa. Cedric tersenyum, terlihat sangat jelas dia benar-benar bahagia.

"Demi Merlin! Aku tak percaya!"

"Ya! Aku juga!"

Cedric membawa Chrysa ke dalam pelukannya, berkali-kali mencium rambut Chrysa dengan gemas. Ini benar-benar melebihi ekspetasi Cedric, karena berfikir Chrysa akan menolaknya atau setidaknya memikirkan ini kembali.

Tapi, Chrysa menerimanya!

"Aku benar-benar butuh bukti bahwa ini nyata."

"Apa yang kamu inginkan sebagai bukti?"

Cedric melonggarkan pelukannya pada tubuh mungil Chrysa, menatap gadisnya penuh cinta. Benar-benar serius, Chrysa benar-benar berharap bahwa ini nyata.

"Kiss me!"

.•♫•♬• Cedric Diggory•♬•♫•.

Cedric DiggoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang