BAB VII

1.4K 205 3
                                    

.•♫•♬• Cedric Diggory •♬•♫•.

Mr. Stuart sempat pulang ke rumah sebentar untuk menaruh barang-barang Chrysa yang dia bawa dari Burrow keluarga Weasley, lalu kembali pergi. Kementerian pasti membutuhkannya, itu sudah biasa.

Mrs. Stuart juga pergi ke butiknya untuk memeriksa para karyawannya dan baju-baju di butiknya. Meninggalkan Chrysa sendirian di rumah, gadis itu sudah terbiasa. Walau begitu Mrs. Stuart sudah menyimpan makanan di kulkas, kalau sewaktu-waktu dia terlalu lama dan Chrysa lapar. Jadi, Chrysa hanya perlu menghangatkan makanan itu.

Nah, rencananya Chrysa ingin bermalas-malasan di atas kasur dan tidur sepanjang hari, sampai suara ketukan di jendela kamarnya terdengar.

Tuk, tuk.

Gadis dengan surai hitam legam itu membuka matanya cepat, lalu menoleh ke arah jendela kamarnya dengan wajah garang. Kesal karena meditasi tidurnya terganggu.

Tapi, wajah bingung ditunjukkan gadis itu saat melihat burung hantu asing tengah mengetuk jendelanya dengan paruh dan membawa surat. Gadis itu segera bangun dan membuka jendela kamarnya, mengambil surat dari burung hantu asing itu dengan wajah bingung.

Tentu saja, itu bukan Erol, burung hantu Keluarga Weasley. Karena Erol sudah mengantarkan surat padanya tadi, agak kasian karena Erol seperti akan mati karena menabrak jendela balkon Chrysa tadi. Satu amplop berisi empat lembar perkamen, dari Si Kembar dan Ginny dan Golden Trio.

Surat dari Si Kembar benar-benar berantakan, sepertinya mereka menulis surat itu sambil berdebat. Surat dari Ginny benar-benar rapi, gadis bersurai merah itu bertanya tentang keadaan Chrysa dan menceritakan hal yang terjadi setelah mereka kehilangan Chrysa.

Dan dua perkamen dari Golden Trio benar-benar berantakan seperti surat dari Si Kembar, hanya rapi dibagian tulisan Hermione. Tulisan Harry masih bisa dibaca sedangkan tulisan Ron sangat kacau, Chrysa sampai merasa kalau matanya rusak karena membaca tulisan Ron.

'Untuk Chrysa...

Hai, Cisa! Ini aku, Mione. Aku sudah mendengar dari Mr. Stuart saat dia datang ke Burrow untuk mengambil bajumu tadi, katanya kau akan tetap dirumahmu sampai musim panas berakhir. Sayang sekali, tapi aku dan Ginny berharap kau cepat sembuh. Dibelakang Ron dan Harry berdebat, berisik seka-

Hai, Cisa! Ini Harry dan Ron! Sayang sekali kau akan tetap berada di rumah sampai musim panas berakhir, ya itu benar! Kami bertemu Malfoy saat penyerangan kemarin, Malfoy memperingatkan kami untuk menjaga Hermione karena dia muggleborn. Lalu, aku sadar tongkatku hilang dan menemukan Winky bertingkah aneh. Yah! Lalu aku mendengar seseorang mengatakan mantra yang tak ku ketahui, lalu tanda tengkorak warna hijau dengan ular keluar dari mulutnya terlihat dilangit. Kementrian tiba dan menuduh kami yang melayangkan tanda kegelapan-kata Hermione-dilangit. Tapi, akhirnya mereka percaya kalau bukan kami yang melayangkan tanda itu.

Hai, Cisa! Ini Mione, lagi. Harry ada disampingku, juga Ron yang sibuk dengan makanannya. Maaf soal bagian Ron yang tidak bisa dibaca, hehe. Oh ya, kami semua berharap keadaanmu membaik dan kami sudah tak sabar bertemu denganmu di Hogwarts nanti.

Kesayanganmu, Mione dan Harry dan Ron.

Chrysa tertawa kecil mengingat isi surat dari golden trio, menurutnya itu manis dan lucu. Sampai suara pekikan burung hantu membuatnya tersadar dari lamunannya. Lantas Chrysa membuka surat itu dan membacanya, sesekali melirik burung hantu asing yang tak beranjak dari tempatnya.

'Hai, Chrysa!

Kau pasti bingung, maaf. Ini aku Cedric Diggory, kau tak lupa kan? Maksudku, kita tidak dekat dan aku mengirim surat padamu. Aku khawatir dengan keadaanmu, sekarang kau sudah tak apa-apa kan? Aku berharap kau merasa lebih baikan, oh yah! Aku akan bertanya, apa aku boleh mengirim surat padamu? Aku berharap kau mau menjadi temanku.

Dari Cedric Diggory.'

Oh, ingatkan pada Chrysa untuk bernafas karena sekarang gadis itu sedang menahan nafasnya tanpa sadar. Burung hantu yang dia perkirakan milik Cedric memekik ke arah Chrysa, menyadarkan Chrysa dan membuat gadis itu ingat untuk kembali bernafas.

Chrysa buru-buru mengambil perkamen dan tinta dan bulu untuk menulis surat balasan. Gadis itu mengambil nafas, lalu mulai menulis surat balasan untuk Cedric.

'Hai, Ced!

Aku sudah menerima suratmu, oh tentu saja! Aku tak akan menulis surat ini kalau belum menerima suratmu, astaga! Lupakan!

Kenapa kau meminta maaf? Harusnya aku berterima kasih karena sudah mengantarku pulang, terimakasih Ced. Dan, yah! Keadaanku baik sekarang dan kau boleh mengirim surat padaku, aku mau jadi temanmu.

Dari Chrysa Stuart.'

Chrysa melipat perkamen itu, lalu memasukkannya dalam amplop dan memberikannya pada burung hantu asing milik Cedric. Burung itu melesat pergi setelah menerima amplop surat dari Chrysa, meninggalkan Chrysa yang tengah tersenyum lebar.

"Dah, burung hantu! Antar suratku ke Cedric, yah! Jangan sampai salah alamat!" teriak Chrysa.

Gadis itu melompat kecil dengan senang, wajahnya dipenuhi senyuman dengan wajah memerah. Hatinya sungguh bahagia, sangat bahagia. Sampai suara gaduh dan pintu kamarnya dibuka paksa.

"Kau jatuh dan tambah gila, eh sepupu?"

Ah, dasar perusak suasana.

.•♫•♬• Cedric Diggory •♬•♫•.

"Kau kenapa kau disini?!" pekik Chrysa kesal.

Laki-laki yang tampak seumuran dengan Chrysa itu tertawa sarkas, sepupu Chrysa itu menyenderkan badannya di ambang pintu.

"Wah, sepertinya kau tak akan menyesal melihat final kemarin. Kau kan bertemu pujaan hatimu."

Chrysa melotot, menatap sepupu laki-lakinya dengan wajah 'dari mana kau tahu?!'. Sepupu Chrysa, Daniel Daesh kembali tertawa.

"Oh, tenang sepupu! Bibi Ella yang memberitahu kami dengan senang hati."

"Kami?"

"Kau tak berfikir aku datang sendiri, kan."

"Jadi, Bibi Diana juga ikut?"

Chrysa keluar dari kamarnya dengan tergesa-gesa, mendorong Daniel agar tak menghalangi jalannya. Berlari dengan secepat mungkin ke ruang tamu, dimana ibunya sudah kembali dari butiknya dan Bibi Diana (ibu Daniel, kakak dari ayah Chrysa).

"BIBI!"

Chrysa dengan cepat memeluk Diana, Mrs. Daesh. Dan tentu saja Mrs. Daesh balik memeluknya.

"Astaga! Keponakan cantikku sangat senang bertemu denganku, eh?" Chrysa melepaskan pelukannya pada Bibi Diana dengan wajah berseri dan senyum yang setia bertengger di wajahnya.

"Bibimu baru datang, Cisa. Biarkan dia duduk." ucap Mrs. Stuart sambil membawa nampan berisi teh hangat di tangannya.

"Kau tak perlu repot-repot, El."

"Kau tidak bisa menolaknya, kakak ipar."

.•♫•♬• Cedric Diggory •♬•♫•.

Cedric DiggoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang