BAB XXVIII

1.3K 154 14
                                    

.•♫•♬•Cedric Diggory •♬•♫•.

Cedric dan Harry kembali, semua orang bersorak. Tubuh Cedric dikembalikan ke tanah dan Harry menempel padanya, Fleur menjadi yang pertama menjerit. Kerumunan yang berkumpul untuk tugas ketiga meledak menjadi jeritan ketika mereka menyadari apa yang telah terjadi.

Harry terus menempel pada Cedric dengan menangis, menolak untuk melepaskannya sampai Profesor Dumbledore menghampirinya. Mr. Diggory berlari menghampiri tubuh Cedric yang sudah tak bergerak di atas tanah.

"THAT'S MY SON! IS MY BOY!"

Chrysa merasakan kakinya melemas, Florence ada disampingnya menangkap tubuhnya. Chrysa menarik nafas panjang, menjerit dan menangis dalam pelukan Florence.

Semua orang terdiam, tak menyangka ini akan terjadi. Bahkan Florence hanya bisa terdiam seperti patung. Chrysa menangis dengan keras, merasakan hantaman keras yang selalu ia takuti.




























Cedric nya telah tiada...

































Cedric nya telah pergi...



























Cedric...

































































Cedric Diggory...




































Dia kembali, tapi...





































...dia tak menepati janjinya pada dirinya sendiri untuk kembali dengan selamat demi Chrysa...






































































Dia kembali dengan kabar duka yang membuat luka...







































Dia...


































Cedric Diggory...
























Harusnya tak mendapatkan hal seperti ini...

.•♫•♬• Cedric Diggory •♬•♫•.

Semua orang berduka atas kematian Cedric dan pada tanggal dua puluh enam Juni, pesta meninggalkan diubah menjadi peringatan baginya. Dengan spanduk hitam menggantikan warna rumah, Profesor Dumbledore menyampaikan penghormatannya pada Cedric.

"Hari ini, kita mengalami... Kehilangan yang sangat menyedihkan."

Profesor Dumbledore berdiri dari duduknya, menatap setiap orang didepannya yang tengah berduka.

"Seperti yang kalian tahu, Cedric Diggory adalah seorang pekerja keras yang luar biasa... Sangat berfikiran adil, dan yang paling penting...


































...seorang teman yang sangat baik."

Semua orang terdiam, begitu juga dengan Chrysa yang menahan tangis di pelukan Florence. Pikirannya terus menerawang pada setiap senyum Cedric yang selalu membuatnya bahagia.

"Karena itu, aku merasa kalian berhak untuk tahu bagaimana dia meninggal. Begini..."


























"...Cedric Diggory dibunuh..."








































"...oleh Lord Voldemort."

Chrysa menegakkan tubuhnya, menatap Florence yang sekarang juga tengah menatapnya. Tak sanggup menatap mata abu-abu Chrysa, Florence menarik sahabatnya kembali ke dalam pelukannya.

"Kementerian Sihir tidak ingin aku mengatakan ini kepada kalian, namun jika aku tak melakukannya... Aku rasa itu akan menodai kenangannya."

Setiap senyum Cedric selalu Chrysa ingat,




























...setiap tawanya.




































Pertama kalinya melihat Cedric menangis,






























...itu juga menjadi terakhir kalinya dia bisa memeluk Cedric.




























"Sekarang, rasa sakit yang kita rasakan atas kehilangan ini... Mengingatkan kita semua... Bahwa meski kita berasal dari tempat berbeda dan berbicara bahasa yang berbeda... Kita tetap satu. Mengingat kejadian baru-baru ini, ikatan persahabatan yang kita bentuk ini akan lebih penting dari sebelumnya. Ingatlah hal itu, maka kematian Cedric Diggory tidak akan sia-sia. Ingatlah hal itu..."














































"...maka kita akan merayakan seorang anak yang baik hati, jujur, berani dan setia hingga saat terakhirnya."

Hari ini, saat semua orang pergi dan kembali ke tempatnya berasal. Chrysa mengingat satu hal, bahwa dia akan membalaskan dendamnya pada Lord Voldemort.

Chrysa akan melakukannya.

.•♫•♬• Cedric Diggory •♬•♫•.

Cedric DiggoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang