Kring ... kring ... kring ...!
"Baik, anak-anak, pelajarannya Ibu sudahi sampai di sini, sampai bertemu lagi." Guru berambut sebahu itu meninggalkan kelas.
11 IPS 2 mulai ricuh. Suasana yang selalu kita dapatkan saat bel pulang berbunyi, dan guru meninggalkan kelas.
Rashid, sang ketua kelas sudah pergi meninggalkan kelas untuk memberikan kertas berisi semua hal yang diminta anggota OSIS. Dan kelas? Ya seperti ini.
"Mil, lo balik bareng Bella atau dijemput?" tanya Rona sambil memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.
"Bareng lo." Milena menyengir.
"Gue latihan dulu, lo yakin mau nunggu?" Rona menyampirkan tasnya ke punggung.
"Gue ikut."
Rona mengerutkan keningnya. Senja menghampiri dengan wajah penuh tanya.
"Rafka bilang nggak boleh, Mil ...," ujar Rona mengingatkan.
Milena mendengus sebal. "Cuma mau liat, pelajarin choreo, nggak ikutan nge-dance bareng," jelasnya dalam satu tarikan napas.
"Janji lo?" Senja menyembulkan kepalanya di sisi kiri Milena.
"Iya!" ketus Milena dengan wajah tertekuk.
Senja dan Rona mengerti perasaan Milena. Gadis itu pasti sangat sedih harus meninggalkan satu-satunya pembangkit semangatnya.
"Aaaa! Yang kuat ya, Sayang." Senja memeluk erat Milena dari samping.
Milena melepas paksa pelukan itu. "Tuh, ditungguin Aldi," ujarnya saat melihat Aldi berdiri.
Senja menatap Milena lekat-lekat. "Lo tau?" Milena mengangguk. "Demi apa lo tau?" Senja masih tak percaya.
"Demi cinta gue sama Aksa," jawab Milena dengan jelas, "udah sana! Habiskan waktu bersama Aldi."
Senyum Senja merekah. Ia berbalik ke belakang, melihat sosok Nyndya yang bangkit dari kursinya, memberinya senyum miring.
Nyndya menatap datar Senja yang sudah berlari menyusul Aldi. "Nggak secepat itu."
"Yuk!" Rona menarik tangan Milena keluar dari kelas.
Di depan pintu kelas. Langkah Rona dan Milena terhenti oleh kehadiran Aksa di sana. Sementara itu, dari dalam kelas, Nyndya sudah berteriak memanggil-manggil nama Aksa.
"Ikut gue dulu, ya?" Aksa meraih pergelangan tangan Milena.
Rona menghentikannya. "Mau ngapain lo sama Milena?" tanyanya dengan wajah garang.
"Nggak akan gue sakitin sedikitpun," jawab Aksa, "ikut gue, nanti gue antar ke ruang tari." Aksa meraih pergelangan tangan Milena, membawanya menuruni tangga dan berbelok ke halaman belakang sekolah.
Nyndya mematung beberapa langkah di belakang Rona. Bagaimana bisa Aksa menjadi berbalik pada Milena kembali? Ia masih terus merutuki dirinya.
"Makanya, jangan suka ngambil pacar orang," ujar Vania yang ternyata masih ada di dalam.
Rona berbalik mendengar ucapan Vania. Ia ingat Senja pernah bercerita jika Nyndya rela datang ke rumahnya malam-malam hanya untuk menghasutnya. Ia tak habis pikir dengan Nyndya.
"Gue rasa, ayah lo bakalan senang kalau gue kasih tau kelakuan lo," ujar Rona kemudian berlalu pergi menuju ruang tari.
Vania masih berdiri di belakang Nyndya. Kelas sudah sepi, hanya tersisa mereka berdua. "Nyn, lo tau? Sebelum lo hancurin Milena, maka tulang lo bakalan hancur karena Senja, psikis lo bisa aja hancur karena Aldi, dan keluarga lo pun bisa hancur karena Rona." Seusai mengatakan itu, Vania berjalan melewati Nyndya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You Longer
Roman pour AdolescentsIni mengenai gadis manis yang pendiam dan gemar menari. Merahasiakan segalanya di balik senyum dan tawa ceria. Sampai pada saat rahasianya tak lagi dapat ia sembunyikan. "Gue nggak tau, sampai mana gue bisa bertahan. Tapi yang pasti, gue sayang sama...