[II] Mutasi

920 51 4
                                    

Bagian 2.2

Camp 97 : Zian, Reksha, Jonathan, Tomi, Lilian, Fira, Genta, Citra, Kina, Neil, Penembak Misterius,

--- --- --- --- ---

(sfx : suara peluru melesat dari jauh)

Peluru ketiga ditembakkan, peluru itu mengenai tangan kanan Kina yang akhirnya terjatuh dekat api unggun. Tangannya bersimbah darah, Genta langsung berlari perlahan mencoba menyelamatkan adik bungsunya yang menangis.

"Ok.. Tenang Kin... Kita semua bakal selamat, sekarang lo tenang ikut gw ke tempat yang aman," Genta menenangkan adiknya sambil mengikatkan kain di tangan agar pendarahannya berhenti.

"Saya rasa terlambat, semuanya siap, tembak perempuan itu..." Om Neil berdiri sambil menarik kokang pistolnya.

"Eh! Ia masih bisa selamat om! Cuma tangan kanan aja yang ketembak," Reksha menghalangi Om Neil yang berjalan mendekati Kina dan Genta.

"Huh... Kau tak mengerti. Hei Genta! Coba cek mata kanan adikmu itu!" Om Neil terhenti.

Genta langsung melihat mata kanan Kina, mata kanannya telah berubah merah seperti berdarah diikuti rintihan kecilnya menahan rasa sakit.

"Agghhh! Panass!!! Tangan kananku panasss!!!" Kina memberontak dari pegangan Genta dan berlari tanpa tujuan.

"Hei! Apa yang kau tahu Pak Tua Kacamata!" Citra meneriaki Om Neil dari belakang.

"Huh, lihat saja! Genta cepat sembunyi biar om yang beresin, ini ulah Cosmic Bio-Tech," Om Neil maju namun tetap ditahan Reksha.

Kina terjatuh ditengah api unggun pagi itu, ia merintih kesakitan dan panas. Dalam waktu sekejap itu pula dirinya terdiam seperti batu, namun tangannya tiba-tiba bergerak tanpa arah dan tubuhnya berdiri. Kina telah kehilangan kesadarannya, tangan kanannya membesar dan terus membesar.

Sebuah gelang pemberian Citra jatuh didekatnya, tangan kanan Kina kini sudah membesar membentuk sebuah organisme baru. Pembuluh darahnya terlihat jelas, terdapat bagian runcing diujungnya, serta mukanya pucat dan kesadarannya tergantikan oleh sesuatu.

"Genta!!! Lari!!!" Tomi dari atas atap menyuruh Genta berlari karena Kina berlari kearah Genta yang paling dekat dengan Kina. Genta langsung berlari dengan wajah yang sangat terkejut melihat adiknya yang berubah menjadi sebuah monster, monster yang lebih menyeramkan dari para Infected.

Kurasa ini pertama kalinya aku melihat sesuatu yang mengerikan seperti ini, sekarang kami tak tahu apa yang harus kami lakukan. Apabila kami mengikuti Om Neil, Kina mungkin atau pasti akan mati. Tapi apabila tidak ada cara lain kami terpaksa melakukan itu. Sekarang Kina berlari ke arah Reksha dan Om Neil, Om Neil mendorong Reksha hingga jatuh ke samping dan dirinya berlari ke arah Kina.

Om Neil melompat ke samping diikuti Kina yang berhenti mengikuti gerakan Om Neil. Om Neil mengangkat pistol otomatisnya lalu menarik pelatuknya, tembakan tersebut mengenai tangan kanan Kina yang berubah, namun tidak terlihat hal yang berubah. Om Neil berlari kembali mengelilingi Kina, Om Neil menembakkan kembali pistolnya dan mengenai kaki kiri Kina, Kina terjatuh dan berusaha berdiri kembali.

"HENTIKANN!!" Citra berteriak dari tempat kami berada, "Hentikan itu kau pak tua! Dia tetap adikku takkan ku bolehkan kau menyakitinya!"

Air mata Citra menetes, Om Neil berhenti berlari, Lilian berjalan ke tempat Citra berada dan memeluknya. Kina yang sudah kembali berdiri terdiam, mata kirinya mengeluarkan air mata dan berteriak. Kina berlari kembali ke arah Om Neil, Om Neil mengangkat kembali pistolnya dan menarik pelatuk lima kali, peluru pistol tersebut benar-benar habis.

The Infected OutbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang