[II] Kisah

943 54 7
                                    

Bagian 2.2

Status Karakter

Hutan : Zian, Jonathan, Pilot

Camp 97 : Reksha, Tomi, Lilian, Fira, Genta, Citra, Kina

--- --- --- --- ---

Pilot yang kami temukan di rumah pohon kini tengah menodongkan pistol miliknya padaku dan juga Jo yang sekarang menodongkan pistol yang ia bawa ke pilot tersebut. Suasana sangat menegangkan tak satupun dari kami ingin memulai bicara, ditambah lagi langit yang sudah menguning dan bulan mulai muncul dalam penglihatan.

Pilot tersebut berdiri dari bangkunya dengan kaki yang pincang, mungkin akibat ledakan helikopter sebelumnya. Jo mulai memasuki ruangan dan aku yang diam tak berkutik ditengah aksi todong menodong pistol ini, Jo memulai berkata.

"Kami berdua tidak bermaksud jahat, kami hanya mengikuti jejak parasut anda," Jo berdiri disebelahku.

"Apa buktinya kalau kalian tidak bermaksud jahat?!" Pilot tersebut berjalan mendekati kami.

"Kamilah yang daritadi mencoba menghubungi walkie-talkie anda. Namun kami tak mendapat respon dari anda, untuk membuktikannya kami akan menjatuhkan senjata kami," aku menjawab dengan nada gugup dan takut. Aku pun melepaskan tas pisauku diikuti Jo yang menjatuhkan pistol serta tombaknya.

"Hmm... Kalian terlihat baik, baik aku akan percaya kalian untuk sementara. Apa kalian punya peralatan medis?" Pilot tersebut kembali duduk dan menaruh pistolnya di meja usang dekatnya.

"Ya! Kami punya obat-obatan, namun kami simpan di camp. Kalau anda mau akan kami bawa anda kesana," Jo mulai tenang diikuti aku yang mengambil seluruh senjata yang kami jatuhkan.

"Huh, seberapa jauh camp kalian? Apa kalian berdua tidak lihat? Hari sudah gelap dan kaki kananku ini membuat diriku sulit berjalan. Mungkin saja aku yang masih berumur 35 masih kuat untuk berjalan dengan kaki sedemikian rupa, tapi apabila para penjilat itu menyerang..."

"Akan kami lindungi anda menuju camp, yang jelas jarak kita menuju camp sekitar 1 kilometer. Seluruh infected disekitar sini hampir habis, kami akan lindungi anda pak pilot..." Jo memotong dengan nada yang tidak biasa ia terlihat lebih bersemangat.

"Neil, Neil Reyraga, tak kupercaya... Kalian percaya pada orang yang belum memercayai kalian. Baiklah sekarang susun strategi! Kita akan menuju camp," Pilot bernama Neil itu berdiri dan mengeluarkan beberapa peralatan.

"Om pasti akan percaya kepada kami! Percayalah," aku pun mendekati Om Neil diikuti Jo disebelahku.

Kami menyusun strategi untuk keluar dimalam hari ini, kami mengeluarkan seluruh peralatan kami. Ada satu pasang senter, dua buah pistol, tiga suar, tali, tombak dan pisau milikku. Serta WT (Walkie-Talkie) yang kami bawa terus kupegang agar tetap bisa menghubungi camp.

Aku meminta Reksha yang berada dicamp untuk memperbesar asap agar kami tahu dimana camp kami berada. Kami bertiga berjalan ditengah hutan dengan penerangan seadanya dan hanya mengikuti asap, tentu saja kami bertiga siap siaga dari para Infected. Kami terus berjalan, berjalan, dan berjalan. Sudah satu jam dan aku mulai lelah, Jo juga sudah menguap beberapa kali, dan Om Neil yang pincang.

Akhirnya kami sampai dicamp tanpa ada serangan dari Infected. Aku melihat Reksha berdiri diatap memberi kode menggunakan senter, kami berjalan terus dan akhirnya sampai didepan gerbang yang langsung dibuka oleh Tomi. Kami bertiga masuk, menaruh seluruh peralatan kembali ketempat semula serta Om Neil dibawa Tomi ke ruangan berobat.

Aku pun bergegas ke atap dimana Reksha dan tenda pria berada, tenda pria dan wanita berbeda gedung namun kami membuat jembatan agar mudah terhubung. Reksha sedang memantau keadaan disekitar camp sambil meminum kopi.

The Infected OutbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang