[I] Pemberhentian

1.3K 69 5
                                    

Bagian 1.5

Status Karakter

Jalan Tol : Zian, Reksha, Jonathan, Dhaifan, Lilian, Fira, Tomi.

--- --- --- --- ---

80 Kilometer per jam, baru 10 menit kami meninggalkan gerbang Tol Baros diikuti sang mentari yang mulai memperlihatkan cahayanya untuk menyinari pagi hari yang baru ini. Kami sekarang belum memiliki tujuan pasti untuk pergi namun kami semua yakin pasti akan selamat. Didalam mobil ini cukup segar dengan bersihnya bekas-bekas tragedi kemarin, seperti goresan darah di kaca hingga tangan yang tersangkut di pintu bagasi.

"Ada yang punya ide mau kemana?" Reksha bertanya sambil mengemudikan mobil di tengah jalan tol yang kosong.

"Eh!? Jadi lo gak tau tujuan kita sebenarnya Rek?!" Jo kaget dan bertanya.

"Entahlah, yang jelas kita sudah keluar dari Bandung," Reksha mengemudikan dengan tenang.

"Guys, gw ada sesuatu nih," aku memotong pembicaraan sambil membuka tas kecilku.

"?" Reksha melihat kebelakang menggunakan spion tengah diikuti yang duduk ditengah melihat ke belakang.

"Kemarin waktu dirumah sana, ada kamar yang dikuncikan diatas. Dikamar itu ada isinya, sepasang suami istri," Aku masih mencari pistol yang rasanya ada didalam tasku ini.

"EH?!!" Reksha memperlambat mobil. "Kenapa lo ga ngasih tau gw Zi?!" Reksha bertanya padaku.

"Ya gw ngasih tau takut semua pada panik, lagian suami istri tersebut sudah tidak bernyawa. Mereka berdua bunuh diri bersama," aku mengingatnya dengan tenang dan masih melanjutkan mencari pistol.

"Mereka berdua tidak ingin terpisahkan yaa..." Lilian berkata dengan nada senang.

"Oh dan terus mereka bunuh diri menggunakan pistol, dan rasanya kemarin aku mengambil pistol tersebut. Tapi kok hilang," aku menyerah mencari pistol ditasku.

"Pistol yang ini Zi?" Dhaifan mengeluarkan sebuah pistol yang sama persis dengan yang kutemukan. Semuanya pun kaget diikuti Reksha yang menurunkan pistol karena pistol tersebut mengarah ke atap mobil dekat kepala Reksha.

"Iya!! Lah kok bisa di lo?" Aku terkejut dan bertanya ke Dhaifan.

"Manéh sih, naro pistol sembarangan. Ya jadi gw ambil siapa tau berguna, lagian ini juga hasil nemu. Baru lo cerita," Dhaifan menaruh pistol tersebut diatas toolbox mobil.

"Udah pegang sama aja lo dulu Fan, gw ga mau si Zian asal make," Reksha menyuruh Dhaifan untuk menyimpannya, karena ia tahu bahwa Dhaifan mampu menggunakan pistol.

"Hufft..." Aku cemberut mendengarnya.

Mobil terus berjalan setelah beberapa kilometer berjalan kami melihat disalah satu pinggir jalan sebuah mobil terparkir dengan kap mesin terbuka, ada orang disana sepertinya mobil tersebut mogok. Kami pun meminggirkan mobil dan mencoba membantu pria yang umurnya sekitar 35 tahunan.

Jo dan Dhaifan pergi keluar dan aku mencoba menguping pendengaran mereka. Yang kudengar pria tersebut bernama Balar dan ia bersama rekan kerjanya sedang menjalankan tugas di Cimahi namun malah terjebak di kehancuran. Mobil yang sedang ia kendarai mogok dan temannya telah berubah menjadi Infected setelah digigit di kantor tempat mereka bertugas, beruntung dirinya berhasil selamat.

Dhaifan berjalan ke bagasi mobil dan membukanya ia pun memintaku untuk mencari dongkrak di bawah kursiku. Aku pun mencari dongkrak tersebut dan menemukannya, Dhaifan kembali pergi meninggalkan bagasi setelah menutupnya. Jo dan Dhaifan membantu memperbaiki mobil, sedangkan Reksha melihat jalan tol dari luar mobil. Reksha akhirnya masuk ke mobil, lalu mulai bertanya kepada semua yang berada di mobil, "Ada yang tau jalan teraman ke pesisir pantai sekitar Jakarta?"

The Infected OutbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang