Penguntit

11 1 0
                                    


"Xavier selalu mengatakan jika ia bertemu dengan gadis itu lagi maka itu adalah takdir."

" Jadi, gadis itu sekelas sama Riko, siapa namanya?apa kesukaannya?nom ..." Belum selesai Vier mengoceh Ifan sudah menutup mulut Vier dengan roti.

Ifan dan Riko kesal karna Vier terlalu kekanak-kanakan.

" manalah aku tau cewek yang Lo tabrak itu sekelas, kalo emang dia,  dia itu ... "

Riko menjelaskan sedikit tentang gadis itu.
Namanya Syla dia gadis yang dingin seperti es, wajahnya yang pucat natural tanpa makeup membuatnya tetap cantik. Matanya yang bulat sempurna idaman semua wanita dengan bibir atas tipis dan bawah tebal merah jambu alami.  Berat badan dan tinggi badan yang ideal membuat gadis itu menjadi incaran siswa satu sekolahan.

Syla memiliki empat orang sahabat yang selalu menjaganya dari para remaja pria yang ingin mendekati Syla yaitu. Dara, Silvi Dita dan Lisa, dari mereka berempat ada Dara yang jago bela diri, Silvi juara kelas, Dita  penari hebat dan Lisa bisa dalam segala bidang serta mereka semua adalah kelompok pertemanan dengan wajah yang cantik. Sulit bagi remaja untuk mendapatkan hati mereka berlima karna ada Dara sijago silat.

Semua orang akan  menjauh saat Dara menyerang dengan pandangan sinis.

***

Banyak cerita yang didapatkan Vier dari sahabatnya tidak peduli saran baik atau saran buruk intinya Vier sudah menetapkan hatinya berlabuh di sana.

Vier tidak mempedulikan Riko yang melarangnya dengan kesungguhan hati ia ingin bisa berpacaran dengan gadis itu karna ia percaya gadis itu adalah takdirnya.

Sepulang sekolah Vier meminta Riko untuk mengikuti Syla pulang karna ia ingin tau apa yang dilakukannya sepulang sekolah dan dimana kediaman syla berada.

Karna Ifan ada kegiatan jadi hanya Riko yang terpaksa meniyakan keinginan sahabatnya itu.

Mereka mulai diam-diam mengikuti Syla yang kala itu sendirian, biasanya Syla selalu pulang bersama dengan keempat sahabatnya entah apa yang terjadi syla tampak seorang diri menyusuri jalan dengan sibuk membaca sebuah buku.

***
Mereka berdua mengikuti Syla hingga kedepan rumahnya, Syla tinggal tidak jauh dari tempat tinggal Vier jarak dari kediaman Vier ke rumah syla tidak jauh hanya sekitar lima menit jalan kaki.

Syla terlihat tidak menghiraukan siapapun yang mengikutinya dia tetap fokus pada buku yang ia baca dan masuk kedalam rumah.

"Wah, benar - benar takdir." Kata Vier mencaikan suasana setelah menjadi dektektif

" takdir ... (Tertawa) dari Hongkong, emang rumahnya aja disini dari kemaren-kemaren." Riko membalas dengan ejekan lalu melangkah pergi.

"Wei,  Iri bilang  bos."

Mereka pulang dengan saling ejek dan tawa terbahak-bahak. Karna rumah Riko berada di bawah kosan Vier, Riko tidak langsung pulang kerumah ia ketempat Vier untuk tidur dan kembali saat malam hari dan ibunya tidak akan marah karna Riko hanya bermain di tempat Vier.

Ifan juga terlihat mengunjungi kediaman Vier hanya sekedar  bersenda gurau dengan Riko dan Vier mereka memang sahabat. Kadang pakaian hingga bekal makan bulanan Vier ludes dimakan oleh mereka dan Vier tidak marah ataupun kesal sama sekali.

***
Besoknya Vier meminta Riko dan Ifan untuk tidak menunggunya, karna ia ingin mengikuti Syla. Vier terlihat bersemangat menunggu di gang yang tidak jauh dari rumah syla, menunggu dengan seksama.

Gadis yang ditunggu keluar dengan gaya yang sama, dingin. Sibuk dengan bukunya dan tidak menghiraukan Vier yang sudah berdiri seperti pria keren.

Percuma syla tidak menyadari keberadaan Vier dan Vier terpaksa berpura-pura berjalan dibelakang Syla menuju sekolah.

Syla menyadari kalau ada yang mengikutinya seketika ia berlari dan berbelok kesebelah kiri masuk kegang sempit. Vier yang menyadarinya tidak mau kalah ia juga berlari dan menyusul Syla takut jika ia akan kehilangan Syla. Namun

"Aaa..." Vier berhenti tepat dihadapan Syla gadis itu menghadangnya dengan tatapan sinis seperti pembunuh.

Vier berbalik dengan cepat berlari namun apa daya Syla menahan dengan menarik kerah belakang baju Vier.

Vier berusaha untuk melepasnya dengan ancang -ancang berlari kencang namun saat Vier hendak menghentakkan tubuhnya Syla langsung melepaskan pegangannya dan itu membuat Vier  hampir tersungkur. Edengan gesit Vier menjaga keseimbangan lalu pergi meninggalkan Syla sungguh malu namun sebuah keajaiban, ia mengingat berapa dekat wajahnya hampir saja saling  bertabrakan dan membuat  rona di wajah Vier.

...

Disekolah Vier tidak lupa meneritakan kejadian yang terjadi dan berniat akan kembali mengikuti Syla, Ifan dan Riko hanya bisa mengatakan kata semangat dan sedikit membantu jika dibutuhkan.

Hari demi hari Vier selalu mengikuti kemanapun Syla pergi, kadang Ifan dan Rikopun harus ikut menguntit kegiatan Syla karna Vier. Mereka mengeluh namun apa daya mereka tidak boleh bilang tidak.

...

Keesokan harinya Vier masih sama, ia mengikuti Syla dengan diam diam sampai kesekolahan, karna mengikuti Syla setiap harinya, membuat Vier tidak pernah terlambat sebab Vier selalu bangun lebih awal dan bersemangat untuk melihat Syla dipagi hari.

REVOLUSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang