Perhatian tiada henti

1 0 0
                                    


"Nih, pake." Syla menyodorkan sebuah jaket kepada Vier karna Vier sudah sangat kedinginan, Vier sangat bahagia hingga mengenakannya dengan sangat bersemangat.

ChaCha melirik kearah Vier dengan kesal dan Sylvi hanya tersenyum, entah senyuman itu untuk Vier atau untuk adiknya.

Vier sudah pulang karna hujan sudah reda dengan bahagia karna bisa mencium jaket milik Syla.

Sementara Syla masuk kerumah dengan ocehan dari adiknya.

"Kak, gila ya. Kenapa jaket gue?" Tanyanya saat melihat seringai sang kakak licik.

"Ah, sial. Kalo bukan kakak gue udah Lo."

"Udah apa?"
"Gue bunuh!" Seru ChaCha pelan agar tidak ada yang mendengar.

Syla menaiki tangga dan raut wajahnya seperti menjadi pemenang lomba, apalagi saat mengingat betapa bodohnya Vier langsung percaya kalau itu jaket miliknya.

***

Vier mendapati Ifan dan Riko sudah menanti di kosan, ia bersemangat untuk bercerita namun.

"Wah... Wah ... Wah ... Pengaran halu kita sudah kembali." Ifan dan Riko tidak ingin mendengar cerita Vier, mereka langsung menyerang Vier dengan beberapa pukulan dan di glitiki hingga Vier memohon untuk diampuni.

"Kurang ajar, emang salah gue apa?" Tanya Vier membaringkan tubuhnya di kasur.

"Gara-gara ide Lo kita berdua dihajar dara, nah" Ifan kesal dan menunjukan pipinya yang memerah. Disertai dengan Riko yang mengiyakan.

"Sorry - sorry." Vier membujuk dengan mentaktir mereka makanan.

****

Keesokan harinya Vier menemui Syla berharap hari ini Ada perubahan .

Vier mengikuti Syla perlahan dan Syla menyadari Vier yang mengikutinya.

Syla memberhentikan langkahnya dan melirik kearah Vier.

Vier salting dengan itu, Vier menghampiri Syla dan memberinya setangkai permen lalu pergi lebih dulu.

Syla heran dengan sikap Vier, dan hanya menyimpan permen itu didalam tas nya.

Dikelas Syla berniat memberi permen itu pada sahabatnya siapapun yang mau terutama Lisa karna ia suka sekali sesuatu yang manis.

Permen pertama ia keluarkan dan Lisa tidak menolak , lalu ia sadar ada yang aneh dengan tasnya tiba-tiba teras berat tidak seperti biasanya, ia melihat isi tasnya dan kaget dengan isinya.

Banyak Permen coklat didalam tasnya, Syla memutar waktu dan berfikir kapan Vier memasukannya.

Ternyata saat Vier mengikutinya Tasnya terbuka dan Saat itu Vier memasukannya satu persatu tanpa ia sadari.

"Dasar bocah!" Umpat Syla
sahabatnya heran dan langsung melihat isi tas Syla, mereka bingung namun berebutan untuk memilikinya.

"Apa ini kerjaan Vier? Wah kenapa dia menyukai Syla kalo gini kan gue juga mau di paparaziin." Seru Lisa namun diserang dengan tatapan mematikan oleh sahabatnya yang lain.

"Nggak, mubazir kalo nggak dimakan kan?" Tambah Lisa mengalih kansuasana.

***

"Apa, Lo kasih sebanyak itu permen kedalam tas Syla.?" Ifan kaget saat mendengar Vier memberi Syla 100 permen coklat lalu memasukkannya kedalam tas Syla selama perjalanan satu demi satu.
" Bodoh!" Seru Riko cuek.
Riko memang cuek namun kali ini ia keterlaluan membuat Vier dan Ifan memukulnya agar ia sadar.

"Au, gila kalian."
" Maksud lo apa?" Tanya Vier
"Gini, Syla itu nggk suka manis. Dan coklat itu manis ya pasti nggk dia makanlah." Jelas Riko sampul mengusap kepalannya yang dipukul.
"Kok Lo nggak ngomong? Trus tau dari mana?" Tanya Vier.
"Benertu, tau dari mana?" Tambah Ifan.

"Waktu perkenalan kelas kami, disana ada aturan menyebutkan alergi pada apa, suka makanan apa dan membenci apa. Daan lain lain. Nah seingat gue dia bilang tidak terlalu suka makanan  manis."
Terang Riko yang membuat Vier dan Ifan sontak bilang ""kok nggak gonggong sih."

"Somplak, emang Lo Nanya?"

"Oh iya juga"
"Lain kali kalo mau kasih gitu usulkan dulu tanya kita" tambah Ifan sok pintar.

Riko mendukung Ifan dan Vier meminta maaf karna tidak berkonsultasi dengan mereka berdua.

***

Vier mengunjungi Syla dan membawakan keripik ubi untuk cemilan sekaligus ucapan maaf.

Saat menghampiri meja Syla ia dihadang dara dan in the geng. Berujung pada  Mereka yang menerima. Apa boleh buat.

Riko melihat Vier iba namun tidak berbuat apapun sedangkan ia ada disana.

Vier pun keluar dengan sedih namun menyusun rencana.

***
Vier sangat pintar, dia terpilih sebagai kadidat untuk mengikuti lomba Matematika.
Hingga namanya pun dipajang di Mading sekolah. Bagi anak baru seperti Vier itu sebuah kelebihan yang patut untuk diberi penghargaan.
Beberapa hari setelah itu Vier menyibukkan diri untuk belajar. Namun ia tetap mengirimkan makanan, hingga Orang untuk mengawasi Syla. Iya, siapa lagi kalo bukan Riko dan Ifan mereka berdua ditugaskan untuk mengikuti Syla dan membeli makanan atau membantu Syla.

***
Syla merasa ada yang aneh karna Vier tidak memunculkan diri ia sangat ingin bertanya  namun egonya membuat dia berpura-pura tidak peduli.

Hingga ada kabar Vier tidak sekolah beberapa hari  karna sakit. Vier terlalu bekerja keras untuk olimpiade itu.

Dara dan sahabatnya berencana mengunjungi Vier karna mereka sudah akrab dengan Ifan dan juga Riko. Dara membujuk Syla untuk ikut awalnya ia menolak namun karna semua sahabatnya ikut maka iapun mengiyakan.

Vier  terbaring lemah di kasurnya dengan selang infus di tangan kanannya, wajahnya pucat jelas terlihat dari bibirnya yang mengering.

Mereka semua menghibur Vier dengan ejekan Ejekan  atau sesuatu yang mwnggelikan namun Syla tetap tampak dingin dan tidak mengatakan apapun Vier selalu memandangi Syla dan menebak apakah Syla sudah menyukaiku.

***

Satu persatu mereka pulang, sebelum pulang mereka gambreng untuk memilih siapa yang akan membersihkan rumah Vier yang berantakan itu. Setelah gambreng Syla bernasib sial dia mendapatkan tugas cuci piring dan yang lainya hanya menyapu, merapikan lalu pulang.

Syla pulang terakhir karna piring yang ia bersihkan juga cukup banyak. Syla tidak hanya berdua dengan Vier disana ada Riko yang menemani Mereka.

"Makasih ya syla" seru Vier saat menyadari Syla hendak izin pulang.

Syla hanya mengangguk lalu pergi disusul Riko yang hendak mengantarkan Syla kedepan gerbang.

Perlahan menuruni tangga dingin tidak ada sepatah katapun, Syla benar-bebae gadis dingin membuat Riko sangat canggung.

"Hati-hati ya!" Seru Riko membuka pembicaraan.

" Riko,"
" Iya" Riko bingung.

Tiba- tiba Syla mendekat lalu menyibak poni Riko dan didapatinya bekas luka di dahi kirinya. Ternyata selama ini Riko memanjangkan rambutnya hanya untuk menutupi bekas luka.

Riko sangat canggung, entah kenapa seketika ia sulit bernafas keadaan mulai tidak stabil Riko menepis tangan Syla lalu merapikan rambutnya seperti semula.

" Lukanya tidak besar,  rambutmu juga seharusnya bisa dipotong lebih pendek." Seru Syla lembut. " Wajahmu tidak akan tertutupi" lanjutnya

Riko hanya terdiam dan menelan ludah, merasa ada yang aneh ia langsung meninggalkan Syla didepan gerbang menaiki tangga dengan sedikit berlari.

Riko masuk lalu menutup pintu dengan keras.

"Ada apa?" Tanya Vier yang kaget Riko masuk seperti dikejar sesuatu.

"Nggak-nggak pa pa" jawab Riko kikok berlangsung masuk ke kamar mandi.

B
E
R
S
A
M
B
U
N
G

REVOLUSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang