tanpa kabar

2 0 0
                                    


Syla pulang dengan kecewa karna Vier tidak mengikutinya lagi, sepertinya Syla mulai menyukai Vier.

" Lu kenapa?"
" Bukan urusan anak kecil."
" Eh, gue udah besar ya tau depan gue udah SMA. Kita cuma beda setahun"

Duar.

Syla membiarkan adiknya dengan ocehan tidak terima kalau Syla adalah kakak.

Dia membaringkan tubuhnya dikasur membuka pakaiannya dengan berbaring ia tampak lemah.

Melempar sembarang Semuannya hingga kamar yang selalu rapi itu kini tampak brantakan.

Cinta yang dirasakan saat orang yang berjuang menjauh perlahan membuat kemungkinan untuk kembali adalah hal yang sulit untuk diperkirakan.

" Kenapa lu iya in sih, gue kan emang gitu" umpat Syla " eh, lu kenapa Syla?" Syla mulai bingung dengan dirinya sendiri.

Syla tanpa sadar tertidur  dengan beberapa pakaian sekolah yang masih melekat ditubuhnya. Tertidur hingga larut malam.

Syla bahkan menghiraukan panggilan ChaCha untuk mengajaknya  makan malam. Ibunya pun sempat turut memanggilnya.

***

POV Vier

Dengan kesal ia membuka pintu rumah Ifan, rumah itu sudah seperti rumah kedua baginya. Ibu Ifanpun tidak mempermasalahkan apapun yang Vier lakukaan dirumah, Vier juga diberi kunci cadangan jika lapar dan tidak ada yang membukakan pintu. Voer sedikit mendobrak pintu kamar Ifan dan mengoceh banyak hal.

Ifan yang kaget hanya mendengarkan keluhan Vier, karna hampir setiap Vier ada masalah ia akan kerumah Ifan lalu mengadu.

" Udah, lupain masih banyak yang suka sama Lo, udah ganteng, pintar lagi."

" Gue emang ganteng. Tapi nggak bisa gue nggak bisa."

" Cewek banget sih Lo." Mengambil tisu saat menyadari Vier meneteskan air mata. " Dia belum tentu gini. Mungkin dia bahagia nggak akan ada yang  ganggu."

Sekian beberapa menit barulah Vier tenang ia mendapat telpon dari orang tuanya.

" Gua mau balik kerumah"
"Yaudah ." Ifan baru menyadari sesuatu. "Eh rumah mana?"

" Ya rumah gue lah."

" Nyokab, bokablo?"
" Iya."
" Wah, besok aja sekarang udah malam. Ntar gue bantu berberes."

Jarak rumah Vier dengan kosannya Sejauh Empat jam perjalanan, cukup jauh karma sudah malam Ifan melarang Vier Utuk berangkat sekarang.

" Udah, berapa lama Lo disana?"
" Belum tau, mungkin seminggu"
" Betah amat Lo"
"Yah tengantung bokap sembuh apa nggak ."

Travel Vier tiba, ia bersiap berangkat. Vier memasukan satu persatu tas bawaanya kedalam mobil.

" Bentar jangan pergi dulu." Ifan berlari kedalam rumah.

Vier berangkat dari rumah Ifan. Vier menggu apa yang akan diberikan Ifan padanya tapi ia sadar perlahan kenapa barang bawaanya menjadi sangat banyak.

Ada tiga tas kerel, satu koper dan dua bungkusan plastik besar. Vier hanya akan pergi seminggu, apa yang dilakukan Ifan?

" Ayok" Riko dan Ifan mengagetkan Vier.
" Kalian ngapain"

Riko dan Ifan membiarkan Vier dengan kebingungannya. Lalu masuk kedalam mobil dengan memilih daerah pojokan pintu. Mereka membiarkan Vier duduk ditengah.

" Lo nggak ikut." Seru Ifan pada Vier yang masih bingung.

Mobil berjalan perlahan meninggalkan kota,

REVOLUSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang