Syla dan lainya sudah pulang . Riko dan Ifan tetap dirumah Vier."Hana sepertinya kesal sekali barusan." Riko membuka pembicaraan.
"Iya, dia kesal sekali." Lanjut Ifan.
"Lo ngga tertarik kan sama Hana?"
" Nggak lah, gue sayang sama Syla dan ngga akan buka hati lagi sama yang lain."
" Wai sok banget."
" Iya lah."
Vier dan sahabatnya saling mengejek dan saling mengalah kan mereka tertawa memikirkan yang akan terjadi.
Vier menatap Riko yang selama bercerita selalu membela Syla.
"Lo kenapa ? Sakit." Ifan menyadari Vier yang seketika diam menatap Riko.
" ada, yang aneh aja."
" Kenapa?" Riko pun merasa aneh dengan sikap Vier.
" Gue mau mandi dulu." Vier mengambil handuk dan meninggalkan ifan dan Riko.
"Dia kenapa?" Riko menanyakan pada Ifan.
"Au ah." Ifan membuka ponselnya lalu menyibukan diri dengan ponselnya.
Riko merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Vier.
Ponsel Vier berbunyi menandakan notifikasi pesan dari seseorang.
Riko menatap Ifan yang sibuk dengan gamenya dan Riko penasaran dengan notivikasi pada ponsel Vier.
Riko memberanikan diri untuk membuka ponsel Vier.
My Hanny.
Sayang .
Keluar yuk.
Ke resto
Pengen coklat.
Yang.Riko melihat pesan dari Syla. Ia melempar ponsel Vier ke kasur membuat Ifan menyadari
"Kenapa?"
" Ngga pp. Kesal aja." Jawab Riko menuju kulkas untuk mengambil makanan.
Ifan kebingungan dan saat Vier selesai mandi ia melihat Ifan yang masih melihat Riko dengan keanehannya.
"Kenapa ?" Vier menanya kan pada sahabatnya.
"Ngga papa." Riko membawa cake ke kasur.
Vier melihat ponselnya dengan tubuh masih di tutupi handuk.
Vier gegirangan melihat ponselnya dan bergegas memakai pakaian."Mau kemana?" Tanya Ifan.
" Syla mau jalan " Vier memakai sepatunya. "Gue pergi dulu ya." Vier meninggalkan mereka.
Ifan menatap Riko dengan seksasama.
" Kenapa?" Riko merasa aneh dengan sikap Ifan yang menatapnya seperti ingin menanyakan sesuatu.
" Ngga, gue tau aja kenapa Lo lempar hpnya vier barusan."
" Kenapa?"
Ifan mengabaikan Riko membiarkan memikirkan apa yang dipikirkan oleh Ifan.
***
"Sayang " Vier menghampiri Syla yang sudah menunggunya di depan gerbang rumahnya.
" Tumben lama?" Syla sedikit kesal.
"Tadi mandi Trus liat ponsel eh ada pesan dari cintaku jadi agak baru konek."
" Ya udah yuk." Syla menggapai tangan Vier lalu membawanya pergi.
Lagi -lagi Syla membuat Vier senang, perhatian syla yang kini lebih terlihat saat Hanya berdua saja membuat Vier tau jika Syla sangat mencintainya.
"Katanya mau makan kok malah kesini?"
Vier heran karna Syla membawa Vier ke tempat yang seperti gubuk tua atau rumah lama.
" Masuk aja."
Vier mulai berfikiran negatif, ia memikirkan kalau Syla mulai sangat mencintainya hingga ingin mencoba-coba.
Namun ia melihat ada parkiran ditengah rumah itu, parkiran yang dipenuhi motor dan mobil, lampu yang berwarna-warni membuat suasana semakin cerah.
"Waw. Tempat apa ini."
"Ini restoran baru, aku dikasih tau chacha."
Vier mengangguk lalu melangkah dengan tarikan tangan Syla. Ia seperti anak kecil yang digandeng ibunya saat menyebrang.
Vier kembali terpesona dengan kecantikan Syla dibawah warna -warni lampu membuatnya seperti lukisan tiga dimensi yang nyata.
Syla memesan beberapa makanan lalu meminta Vier untuk memotret syla.
Beberapa potretan selesai dan Syla menyukainya yang membuat Vier bersemangat untuk memotret kembali.
" Bentar, kemarilah." Syla meminta Vier duduk dikursi sebelahnya.
Vier patuh,
"Ayo, bikin foto bareng " mendengar itu Vier bersemangat sekali lalu ia memasang tubuh sedikit menepel pada Syla. Awalnya Syla kesal namun membiarkannya.
" Nih, udah. Aku kirim ke kamu. "
"Oke, aku jadiin profil ya?" Izin Vier pada Syla.
Syla hanya mengangguk.
"Kamu juga dong." Pinta Vier.
Syla menunjukan profil chatannya sudah diganti dan Vier senang setengah mati melihat itu, ia ingin meloncat tinggi tapi pelayan sudah datang mengantarkan makanan membuat Vier sedikit menahan diri. Syla yang melihat tingkah Vier tertawa manis saat itu.
Benar-benar senyuman yang tulus.
Saat makan mereka bercerita masa kecil mereka dari hal yang lucu hingga hal yang tidak terduga.
Saat selesai makanan tampak sangat lezat, Vier memuji Syla yang memilih tempat bagus seperti itu. Mereka memutuskan akan kembali lagi dengan mengajak yang lainya.
Vier mengantarkan Syla pulang saat sampai didepan pintu Syla memeluk Vier sekilas, ya hanya sebentar namun itu benar-benar membuat Vier ingin terbang tinggi.
"Da" seketika Syla menghilang masuk kedalam rumah.
Vier yang gugup sampai salah tingkah dan salah mengambil jalan.
" Salah, gue mau kemana" Vier merasa geli sendiri.
Sementara syla sangat gugup, ia tertangkap basah oleh ChaCha saat masuk kerumah dengan pipi memerah.
"Lo kenapa?" ChaCha tampak ingin mengejek
Seketika Syla mengubah dirinya dingin, "ngga papa, Lo ngapain disitu." Syla melangkah menuju kamarnya dengan wajah datar.
ChaCha yang melihat tingkah kakanya itu kebingungan.
Saat memnbuka pintu kamar Syla dengan cepat menutupnya dan kembali memerah pipi Syla.
"Ih, bodohnya aku." Mulai menyesal dengan apa yang ia lakukan .
KAMU SEDANG MEMBACA
REVOLUSI
General FictionCerita bergenre komedi, sekolah dan romantis. Mengisahkan percintaan anak SMA sesuai dengan realita yang dialami para remaja. Tidak hanya percintaan tetapi ksah persahabatan juga akan ada dalam cerita. Alur cerita berawal dari seorang pemuda bernama...