Hari yang cerah, mereka semua memutuskan untuk memanen buah jeruk karna sudah musim panen. Mereka bersemangat memakai pakaian yang diberikan oleh ibu Vier untuk kekebun.Ayah vierpun tampak sudah pulang dari rumah sakit.
Mereka pergi menggunakan mobil khusus Vier dan Syla duduk bertatapan membuat mereka berdua berusaha untuk tidak saling melihat.
Semua orang bahagia dengan luarnya kebun jeruk dan jeruk yang besar seta menguning disetiap batang.
" Wow. Emaizing. "
" Gue mau coba satu ". Dita memetik satu jeruk dan membukanya." Manis banget "
" Coba- coba." Silvi menjangkau jeruk tanpa persetujuan Dita, Dita hanya mengoceh " bisa ambil sendiri kenapa kau mengambil punyaku."
" Oi, jeruk sebanyak ini masih juga bertengkar " dara menengahi mereka
" Benertu ." Kata LisaMereka mulai mengambil pralatan untuk memetik buah jeruk. Mereka diminta untuk memetik jeruk yang akan mereka bawa pulang malam ini.
Riko, dan Ifan mereka lebih memilih untuk mengangkut buah yang sudah diperik para gadis. Dan sembari menunggu keranjang penuh mereka akan duduk santai di batang jeruk yang sedikit lebih kuat untuk menopang tubuh mereka.
Vier dan lainya sibuk memetik jeruk dan memasukannya kedalam keranjang.
Bukan hanya mereka para petani yang dibawah naungan ayah vierpun sedang sibuk memanen.
Ramai sekali semua orang sibuk bekerja sementara Syla dan sahabatnya sibuk mencicipi Rasa jeruk satu- persatu.
" Wah, Vier. Kamu disini?" Seorang gadis sebaya mereka menyapa dengan keranjang buah yang ia bawa.
Gadis itu cantik namun sepertinya ia juga ikut memetik jeruk.
Syla menatap tajam wanita itu tampa berkedip yang lainya merasa Syla benar- benar cemburu.
" Iya, eh. Kamu juga disini?" Vier seperti salah tingkah dengan keberadaan sang gadis.
" Iya,"
" Kenalin dong" dara memberi kode keras pada Vier." Teman- Teman kenalin ini Erika, dia teman satu SMP aku dulu."
" Salam" gadis itu membungkukkan badanya.
" Iya salam balik. "
" Nah, Erika mereka semua teman SMA aku lagi liburan."
" Bukanya liburan satu bulan lagi?" Erika bingung dengan mereka semua.
" Iya, lebih ke weeken sih. " Vier menggaruk pundaknya yang tidak gatal***
" Ngapain dia kesini?" Seru Riko dengan santainya di atas pohon jeruk dan didengar oleh teman temannya.
" Bener," saut Ifan dengan wajah kesal.
"Emang kalian kenal?" Dara yang mendengar mereka bicarapun mendekati mereka. Diikuti yang lainya.Vier sibuk dengan obrolannya dan sahabatnya saling berbagi cerita.
Syla awalnya tidak tertarik namun karna Dita membawanya untuk mendengarkan cerita Riko jadi ia tidak bisa menolak.walau sebenarnya ia juga ingin tau.
" Dia, temen SMP kami." Riko mulai bicara.
" Nah kok kalian nggak nyapa gitu." Dita curiga.
" Ada sebabnya " Ifan menyaut." Apa yang?" Silvi penasaran.
Semuannya memohon agar Riko dan Ifan mau menceritakan tentang gadis itu.
Mereka mulai bercerita kalau Erika dulu pacar Vier saat dismp. Vier sanyang banget sama Erika tapi Erika memperlakukan Vier seperti budaknya. Dia meminta Vier melakukan apapun yang ia mau hingga memploroti uang Vier padahan Erika suka dengan sahabat Vier bukan Vier.
" Gila, sepertinya lugu banget tuh cewek." Grutu Lisa.
" Btw. Siapa sahabat yang disukai Erika, elo ya? Atau Ifan." Dara menebak.
" Bukanlah." Ifan mempertegas.
"Kami belum bersahabat waktu ia berpacaran, kami dekat saat Vier sudah ditinggal Erika." Riko memperjelas kan.
" Siapa dong cowoknya?" Dita penasaran.
Namun Ifan dan Riko hanya saling bertatapan. " Rahasia." Seru mereka kompak.Riko melihat Syla tampak kesal dengan kehadiran Erika, Riko mulai menebak-nebak apakah syla menyukai Vier?
Setelah bercerita panjang lebar Erika tampak selesai bicara dengan Vier lalu Vier menghampiri sahabatnya yang kini berkumpul disatu pohon.
" Pada ngapain?" Vier bingung dan makin penasaran saat melihat tatapan tajam Syla.
Mereka semua seketika bubar dan kembali memetik buah seakan tidak ada yang terjadi.
Riko dan Ifanpun memalingkan wajahnya.
***
Dibalkon rumah Riko dan Ifan mendakwa Vier.
" Maksudlo apa? Lo gitu mau balikan lagi sama si cewek matre itu." Riko dan ifan tampak kesal" Dia cuma cerita kasih kejelasan soal putus kemaren." Vier dengan nada gemetar.
" Trus kalo Lo tau kenapa ia putusin Lo ,Lo mau balikan lagi sama dia.?
" Nggak lah kan udah ada Syla."" Syal, Lo udah putus sama dia. Lo lupa?" Ifan kesal.
" Yaudah gih susul Syla tanyain kalo dia mau nggak balikan gue liat dia cemburu banget tadi "
" Beneran? " Seketika vier berlari mencari Syla.***
Diruang tamu." Syla?" Vier menemukan Syla hendak kedapur.
" Iya" jawabnya singkat dan berhenti.
" Gue masih sayang sama Lo. Balik ... " belum selesai Vier bicara ada sosok yang datang dengan pakaian serba biru.
" Permisi" gadis itu Erika,Vier dan Syla menatap tajam Erika.
" Ada apa?" Erika merasa bingung karna tingkah Vier dan Syla.
Mereka masih diam hingga ibu Vier datang dan menyambut Erika. Syla melihat keakraban ibu Vier dengan sang mantan memilih pergi. Vier turut mengejar Syla dan membiarkan ibunya menyambut Erika." Tu cewek ngapain lagi sih?" Riko dan Ifan yang melihat dari atas tangga merasa kesal.begitu juga dengan yang lainnya yang mengutip dibalik celah pintu.
***
" Syla. Tunggu." Vier menahan Syla.
" Ada apa? Kami ada tamu tuh "
" Balikan yuk."
" Mudah banget ngomongnya"
" Ayuk, balikan." Vier memohon
" Buat apa."
" Lah buat apa? Ya biar aku nggak punya alasan buat nggak pacaran lagi sama Erika."
" Maksudnya?"
" Dia mantan aku, dia udah Deket sama mamah aku dan kalau mamah tau aku masiklh jomblo ntar di coblamgin lagi" Vier menatap Syla.
" Lo nggak sayang lai ya sama gue?"
" Siapa?"
" Lo lah siapa lagi."
" Mungkin"
"Kok mungkin. Ya udah mulai sekarang kita balikan?"Vier mengecap Syla pacarnya.
" Emang kita pernah putus ?" Kata - kata Syla membuat Vier refleks memeluk Syla" Lepasin" Syla kesal.
" Oke sayang"" Kita pacaran " seru Vier perlahan meninggalkan Syla.
Seketika Syla tersenyum tipis melihat tingkah Vier.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVOLUSI
General FictionCerita bergenre komedi, sekolah dan romantis. Mengisahkan percintaan anak SMA sesuai dengan realita yang dialami para remaja. Tidak hanya percintaan tetapi ksah persahabatan juga akan ada dalam cerita. Alur cerita berawal dari seorang pemuda bernama...