#01

566 43 4
                                    

"Kalian jangan khawatir ne, eomma akan selalu ada untuk kalian. Biarkan saja appa kalian tidak peduli pada kalian yang pasti oemma tidak akan pernah meninggalkan kalian" ucap Tiffany sambil mengelus perutnya. Sekarang usia kandungannya sudah jalan 3 bulan, semuanya berjalan lancar tanpa kendala. Walau tinggal sendirian di apartemen Tiffany bisa menjaga dirinya sendiri. Tiffany menolak untuk diajak tinggal bersama keluarga lainnya karena tempat tinggal mereka jauh dari tempat kerja Tiffany jadi ya Tiffany beli apartemen yang tidak terlalu besar lagipula dia hanya tinggal sendiri nanti kalau ada anak baru beli yang lebih luas lagi atau mungkin beli rumah.












"Apa mereka baik baik saja?" Tanya Tiffany pada dokter saat memeriksa kandungannya "ne, semuanya baik, detak jantung bayinya normal dan mereka sudah mulai bergerak" ucap dokter, Tiffany tersenyum melihat layar komputer yang memperlihatkan dua janinnya yang sedang bergerak seperti sedang menendang "aku sudah sedikit merasakan tendangannya dan itu sangar halus" ucap Tiffany "ne, hamil kembar memang lebih cepat merasakan seperti itu. Di usia kandunganmu yang sekarang kau sudah bisa merasakan tendangan dari mereka" ucap dokter "aku senang mereka sehat" ucap Tiffany "ne, kau harus selalu menjaga mereka" ucap dokter "tentu aku akan selalu menjaga mereka" ucap Tiffany lalu bangun "apa jadwalmu padat? Apa kau bisa makan siang denganku nanti?" Tanya dokter "tidak, aku akan pulang sebentar lagi. Aku tidak ada jadwal selain mengawasi pasien sejak tadi pagi. Oh iya kau mau mengajakku makan siang dimana?" Tanya Tiffany "ada restoran baru buka. Aku traktir" ucap dokter "hm yasudah. Aku mau ke kantin dulu" ucap Tiffany lalu bangun. Kebetulan dokter kandungan itu adalah teman SMP Tiffany namanya Jessica Jung, dia sudah seperti kakak bagi Tiffany yang siap melindungi Tiffany dari segala bahaya. Yang selalu ada untuk Tiffany dalam keadaan apapun.












"Lihatlah itu sepertinya bagus" ucap Jessica ketika melihat tas bagus di sebuah toko tas "ani, itu terlalu mini. Kau untuk apa beli tas sekecil itu?" Ucap Tiffany "kau benar juga, harganya terlalu mahal" ucap Jessica lalu meletakkan tasnya "lebih baik kau belikan aku makanan" ucap Tiffany "kau baru makan Tiffany" ucap Jessica "kau tidak tau rasanya Jessie, kau tega membiarkan mereka lapar?" Ucap Tiffany menyentuh perutnya yang sudah agak buncit "yaya terserah dirimu saja. Kajja, tapi sebelum itu aku mau beli dress dulu" ucap Jessica "oke, asal nanti makan kau yang traktir" ucap Tiffany, Jessica merangkul Tiffany dan mengajaknya ke sebuah toko baju untuk membeli dress. "Yatuhan ini bagus sekali" ucap Tiffany saat melihat dress yang begitu cantik "kau suka itu? Ambil saja nanti aku yang bayar" ucap Jessica "aku mau, tapi-" Tiffany menunduk melihat perut buncitnya "nanti aku juga tidak akan memakainya jadi tidak usah" ucap Tiffany lalu meletakkan bajunya lagi "mungkin ada ukuran untukmu, biar dibantu carikan" ucap Jessica "gwenchana, aku akan beli sendiri lain kali. Kajja, cepatlah aku sudah sangat lapar" ucap Tiffany "aaah baiklah baiklah, ibu hamil satu ini memang tidak sabaran" ucap Jessica karena dari tadi Tiffany protes minta Jessica agar lebih cepat lagi.







"Anak anak oemma didalam. Sempit ya, daritadi tidak berhenti bergerak" ucap Tiffany mengelus perutnya yang tidak berhenti ditendangi si janin yang sangat sangat aktif sekali, Tiffany sangat tidak sabar menunggu kelahiran calon anak kembarnya 3 bulan lagi. "Kalian berdua jangan bertengkar didalam. Kalian harus bisa berbagi tempat" ucap Tiffany sambil mengelus perutnya "oemma makin tidak sabar bertemu kalian" ucap Tiffany.











"Punggungku sering sakit, apa semuanya baik baik saja? Kakiku juga agak bengkak" ucap Tiffany saat periksa kandungan "gwenchana, itu efek hamil besar tidak perlu khawatir" ucap Jessica "lalu apa jenis kelamin mereka?" Tanya Tiffany "kemungkinan 2 2 nya jagoan" ucap Jessica "ah begitu" ucap Tiffany "apa perlu aku menginap dirumahmu?" Ucap Jessica sambil membantu Tiffany duduk "gwenchana, aku tidak apa apa" jawab Tiffany "kau yakin? Kelahiran mereka semakin dekat" ucap Jessica "gwenchana, nanti kalau ada apa apa aku pasti memberi kabar padamu" ucap Tiffany "hm yasudahlah. Apa keluargamu tidak kesini?" Ucap Jessica "aku tidak tau mereka bilang minggu depan tapi yasudahlah namanya orang sibuk" ucap Tiffany. "Kajja kuantar sampai mobil" ucap Jessica "mianhae aku jadi merepotkanmu" ucap Tiffany "haha kau ini seperti dengan siapa saja" ucap Jessica, dulu mereka ini seperti anjing dan kucing. Tidak ada hari tanpa bertengkar saat sekolah dulu mereka menjadi musuh bebuyutan karena Jessica dan Tiffany itu murid cerdas di kelas. Mereka selalu adu kepintaran dan hasilnya selalu imbang. Tapi seiring berjalannya waktu mereka malah menjadi sahabat dan bahkan seperti saudara. Walau SMA dan kuliahnya tidak di tempat yang sama tapi untung dipertemukan kembali saat sudah bekerja.











"Aigo punggungku sakit sekali" batin Tiffany saat bangun tidur dan merasakan sakit di punggungnya. "Kalian berdua makin kesini makin berat saja" ucap Tiffany sambil mengelus perutnya yang agak turun ke bawah. Tinggal menunggu waktu untuk menunggu kelahiran anak kembarnya. Jessica juga sebentar sebentar menelpon Tiffany menanyakan kabarnya. Sekhawatir itu Jessica pada Tiffany. Secara Jesica itu dulu susah sekali punya teman karena wajah dinginnya tapi sebenarnya dia begitu lembut dan baik sekali.
Tiffany pergi ke dapur mengambil air minum dan air hangat untuk mengompres kakinya yang membengkak "aigo mana susah sekali" ucap Tiffany yang mau mengompres kakinya tapi tidak sampai ke ujung karena perutnya menghalangi geraknya "ah sudahlah aku lelah" ucap Tiffany yang kesal sendiri dan memilih tidur lagi. Saat matanya sudah mau tertutup tiba tiba ada cairan yang merembes keluar dari bawah tubuh Tiffany yang kemungkinan itu air ketuban karena beberapa menit setelahnya perut Tiffany agak sakit tapi setelah itu sakitnya hilang "kalian mau keluar ya? Sebentar ne, oemma telpon imo kalian dulu. Jangan buru buru" ucap Tiffany lalu menelpon Jessica.

Beberapa saat kemudian Jessica datang "wae? Ada apa?" Tanya Jessica "tadi ada cairan bening keluar. Perutku agak sakit juga" ucap Tiffany "oh. Aku periksa dulu" ucap Jessica lalu memeriksa Tiffany, Tiffany menutup matanya saat Jessica memasukkan jarinya ke dalam lubangnya dan itu rasanya luar biasa sakit "tahan ne" ucap Jessica "bagaimana?" Tanya Tiffany "sudah pembukaan 2. Tunggu 8 cm lagi baru bayi bayimu akan lahir" ucap Jessica "ah begitu. Kira kira berapa lama lagi?" Tanya Tiffany "itu tergantung saja. Sabarlah" ucap Jessica.
















3 jam berlalu. "Apa masih lama? Aku tidak tahan Jessie" ucap Tiffany yang sudah kelihatan pucat sekali menahan kontraksi yang makin kesini makin sakit saja "sabar ne, kurang 2 lagi" ucap Jessica yang terus memantau detak jantung bayinya dan pembukaannya juga. Untung hari ini Jessica sedang kosong jadi bisa membantu Tiffany. "Oh tuhan" batin Tiffany sambil meremas guling nya. Seandainya ayah dari anak anak itu ada pasti dia akan menggenggam tangan Tiffany dan memberikan kekuatan pada Tiffany. Siwon itu paling tidak bisa melihat Tiffany kesakitan tapi nyatanya dia sendiri yang menyakiti Tiffany bahkan mungkin Tiffany tidak akan lupa dengan hal itu.
















Pukul 7 malam. Akhirnya kedua bayi kembar laki laki itu pun lahir dengan selamat tanpa kurang suatu apapun. Tiffany benar benar lega sekali sekalipun dia berjuang sendirian tanpa suami tapi dia beruntung memiliki Jessica yang siap 24 jam untuknya. Jadi Tiffany tidak merasa sendirian. "Gomawo" ucap Tiffany "aku ada untukmu" ucap Jessica "ponakanku tampan sekali" ucap Jessica yang masih membersihkan bayi kedua yang baru saja keluar "kau memberi mereka nama siapa?" Tanya Jessica "Kim Jisung dan Kim Jihoon" ucap Tiffany "Kim?" Ucap Jessica "appa berpesan padaku agar menaruh marga appa saja. Tidak menaruh marga Siwon" ucap Tiffany, Jessica mengangguk mengerti yang dimaksud Tiffany. "Kyaaaaa mereka lucu sekali" ucap Jessica setelah selesai membersihkan kedua bayi mungil yang masih merengek itu "mereka baik baik saja kan? Apa perlu dibawa ke rumah sakit?" Tanya Tiffany "lebih baik periksakan saja. Karena takut ada apa apa" ucap Jessica "hm baiklah. Terimakasih" ucap Tiffany.

 Back But Not The Same As Before Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang