29. Ternyata

1.2K 86 15
                                    

Langkah dari sepasang kaki jenjang, nampak memilih berhenti. Tepat, saat tubuh tegap tersebut berada di ambang pintu utama dari bangunan sebuah rumah mewah.

Begitu juga, langkah dari seseorang yang sedari tadi mengekor pada tubuh tegap tersebut.

"Sungguh, tak mau ikut pergi bersama ku ke Bali, Clara?" Tanya Denis pada Clara sekali lagi, guna memastikan bahwa keputusan sang istri tidak berubah.

Wanita cantik dengan dandanan gelamornya itu, mengangguk segera.

"Sungguh, aku tak bisa ikut bersama mu Mas. Lusa nanti, aku ada jadwal pemotretan di Singapur. Sedangkan, perjalanan bisnis mu berlangsung selama satu minggu disana." Jawab Clara segera.

"Baiklah, kalau begitu, aku pergi dulu." Pamit Denis segera.

Namun, sebelum langkah laki-laki itu ia ayunkan, lengannya secara tiba-tiba dicekal oleh Clara.

"Ada apa Clara?" Tanya Denis

"Kau, melupakan salam perpisahan kita." Ucap Clara manja, sembari menunjuk ke arah bibirnya sendiri. Seolah memberi kode, atas apa yang sudah Denis lupakan.

Denis nampak menghela nafas dalam, dengan segera laki-laki itu melangkah kembali, mendekat ke arah Clara.

Clara tersenyum, wanita itu nampak segera memejamkan matanya, seraya memajukan bibir.

Cup.!!

Kecupan hangat Denis singgahi pada kening Clara.

Clara segera membuka matanya, menatap Denis tak suka.

"Mas kenapa di dahi!?" Protes Clara.

"Maaf Clara, aku harus segera pergi. Bisa-bisa aku terlambat jika terus meladeni mu begini." Sambar Denis segera.

"Aku pergi dulu, jaga dirimu baik-baik." Tambah Denis, pamit.

Clara nampak ingin mengajukan protes kembali, namun segera wanita itu urungkan saat sang suami sudah melangkah pergi dengan begitu terburu-buru.

"Aku tahu Mas, cinta mu pada ku sudah tak utuh lagi. Tapi, aku akan membuat kau kembali mencintai ku secara utuh. Aku, akan membuatmu bertekuk lutut, sehingga kau tak bisa melepaskan pandang mu dari ku, barang sedetik saja." Gumam Clara dalam seringai nya.

-----o-o-o-o-o----

Di dalam sebuah ruang khusus, dari sebuah gedung bergaya klasik, Daniel dan Kevin nampak menatap selidik satu sama lain.

Diruangan tersebut, hanya ada mereka berdua. Rena, sudah kembali keruang depan, untuk mengawasi para pengunjung yang datang ke butiknya. Setelah selesai, memperkenalkan Kevin pada Daniel, dan begitu pun sebaiknya.

"Aku baru tahu, jika Rena adalah adik mu." Tutur Daniel tak menyangka.

"Aku juga baru tahu, jika kau dan Rena punya hubungan sedekat ini. Selama ini, Rena tak pernah bercerita." Tutur Kevin, juga tak percaya.

"Sebenarnya, kami tak begitu dekat. Pertama kali aku bertemu dengan adik mu, tepat empat tahun lalu. Untuk pertemuan ku saat ini dengannya, ini adalah sebuah kebetulan." Jelas Daniel

"Benarkah?" Tanya Kevin menyelidik.

"Sepertinya, benar begitu." Balas Daniel yakin, dimana terlihat laki-laki itu nampak sebelumnya berpikir.

"Coba kau ingat-ingat lagi, benarkah kau tak ingat? Bahkan, jauh sebelumnya, kau sudah pernah bertemu dengan Rena, Daniel." Papar Kevin.

Keegoisan Cinta [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang