Seorang pemuda tampak sedang duduk di muka sofa dari sebuah bangunan coffee shop.
Matanya sedari tadi hanya terfokus pada layar Macbook miliknya.
Tepat di sebrang tempat duduknya, dalam lingkar meja yang sama, seorang wanita cantik nan berkelas, nampak tengah menatap lekat pemuda tersebut dengan tatapan kagum.
"Sepertinya, semua ini sudah cukup sebagai bukti untuk pihak kita mengajukan banding." Ucap Kevin serius, dengan mata yang masih tetap fokus tertuju pada layar Macbook miliknya. Anehnya, pemandangan itu malah membuat pemuda itu semakin menawan di mata orang yang saat ini melihatnya.
Tak mendapat respon atas ucapnya barusan, perlahan Kevin mengalihkan pandangnya.
"Desya" Tegur Kevin pada wanita yang saat ini berada tepat duduk di sebrangnya.
Desya nampak terperanjat, terkejut dengan sapaan Kevin barusan.
"Ah iya, bisa diulangi ucapan mu barusan, Kevin?" Ucap Desya akhirnya, meminta Kevin untuk mengulangi pertanyaannya yang tak sempat Desya cerna karena sibuk menatap Kevin.
"Sepertinya, semua ini sudah cukup sebagai bukti untuk pihak kita mengajukan banding." Tutur Kevin mengulangi.
Wanita cantik dengan wajah campuran tersebut, tersenyum legah.
"Syukurlah" Ucap Desya hangat.
Kevin pun, turut menyunggingkan segaris senyum.
Dan kemudian, lelaki tampan itu kembali mengarahkan pandangnya pada layar Macbook nya.
Sejujurnya, sedari tadi wanita itu menunggu sesuatu dari Kevin.
Menunggu Kevin, memberikan sesuatu untuknya.
Namun, sudah seharian mereka bersama, tak ada tanda-tanda, Kevin akan memberikan sesuatu padanya.
Satu minggu lalu, Kevin meminta bantuan Desya untuk memilih sebuah hadiah, yang akan benar-benar disukai oleh seorang gadis.
Dan Desya pun, memilih sebuah cincin permata terbaik, yang baru saja di luncurkan oleh sebuah toko berlian ternama di Callifornia. Sebagai hadiah yang di nilai terbaik, yang pastinya akan disukai setiap wanita.
Desya tak ingin berharap lebih, namun tak wanita cantik itu pungkiri, ada bagian kecil dalam hatinya yang turut berharap, bahwa cincin tersebut akan Kevin berikan untuknya.
Namun, sepertinya prasangka Desya salah. Cincin tersebut, sepertinya memang bukan untuknya. Kevin, hanya sekedar meminta bantuan dirinya, untuk memilih hadiah tersebut.
"Sebenarnya, siapa gadis beruntung yang ingin kau berikan cincin tersebut? sampai kau rela mengeluarkan nominal sefantastis itu untuknya. Pasti, orang itu sangat berharga untuk mu, Kevin." Batin Desya, menatap Kevin lirih.
Desya tau dengan jelas, dengan profesi Kevin sebagai seorang pengacara, untuk membeli cincin yang direkomendasikan oleh dirinya tersebut, pasti akan menguras lebih dari setengah uang tabungan Kevin yang susah payah pemuda itu kumpulkan.
Desya benar-benar penasaran, siapa orang yang sangat berharga bagi Kevin tersebut.
"Kevin, ngomong-ngomong cincin yang minggu lalu kau pinta aku untuk membantu mu pilihkan, sebenarnya untuk siapa?" Tanya Desya akhirnya, tak sanggup menahan rasa penasarannya.
Perlahan, Kevin kembali mengarahkan pandangnya pada Desya.
"Red Diamond Ring itu loh Vin, kemarin sore notifikasi masuk ke email ku, bahwa pesanan tersebut sudah sampai ke tangan penerima. Bukankah, kau sudah menerima cincin tersebut?" Tambah Desya lagi memperjelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keegoisan Cinta [On Going]
Roman d'amour#Rank 1 Kecewa (14 Agustus 2019) 21+ (bijak dalam membaca) Seorang suami yang tak pernah menganggap kehadiran sang istri karna pernikahan mereka terjadi akibat perjodohan kedua almarhum orang tua nya. Di sisi lain, sang istri sudah sejak lama memend...