14. Harus Apa

1.9K 94 12
                                    


Hello Guys
Author kembali, setelah satu abad terlalui
Hehe
Entah masih ada atau ga yang setia nungguin cerita ini untuk di lanjut.
Sesuai janji Author, setelah Regret selesai, Author bakal lanjutin keegoisan cinta.
Dan baru terealisasikannya sekarang.
Buat yang masih nungguin, dan masih kepengen nih cerita di lanjut, kalian boleh komen dan nyemangatin Author.
Sungguh guys, butuh kemauan yang besar untuk nerusin cerita ini lagi,
Karena emang udah lama banget Author tinggal.

Jika responnya baik mengenai cerita ini, Author janji bakal lanjutin.
Komentar dan saran kalian sangat berarti guys
Hehehe

Happy Reading semua

Cukup lama waktu berselang, akhirnya Clara pun kembali.

Denis menyerengit bingung sembari menatap lekat Clara yang saat ini berjalan cepat menuruni anak tangga

"Clara, apakah kau berhasil membujuk Rena?" Tanya Denis

Clara pun menyunggingkan sebuah senyum yang seolah memancarkan aura jahat.

"Tentu, aku pastikan dalam 10 menit lagi gadis cengeng itu akan turun ke ruang makan" Balas Clara begitu yakin

Mendengar ucapan Clara barusan, Denis akhirnya bernafas legah.

Walau Denis membenci Rena, namun tak lelaki itu pungkiri, hati kecilnya masih memiliki sisa-sisa butiran sayang terhadap gadis itu. Bagaimana tidak, dulu Rena pernah begitu Denis sayangi seperti adik kandungnya sendiri.

"Syukurlah kalau begitu" Ucap Denis legah

Dan dengan segera, mereka kembali meneruskan sarapan mereka yang tadi sempat tertunda.

Cukup lama waktu berselang, tepat di menit ke sepuluh dari saat Clara meminta Rena untuk turun.

Suara langkah kaki pun kini mulai terdengar

Perlahan, suara tersebut semakin jelas terdengar, seiring dengan tubuh seseorang yang saat ini tengah menuruni anak tangga.

Mata Denis dan Clara tiba-tiba teralihkan, dan segera menatap spontan ke sumber bunyi. Saat tepat, tubuh dari sang pemilik langkah berhenti di hadapan mereka.

"Rena" Gumam Denis lirih dengan tatapan yang sulit di artikan,

Saat mata biru laut itu menangkap jelas paras wajah Rena yang saat ini terlihat benar-benar pucat dan begitu berantakan

Flashback On

"Tok tok tokkk..!"

Suara ketukan pintu terdengar begitu nyaring

"Buka pintunya gadis cengeng.!" Teriak Clara kesal, saat ketukannya terhadap pintu kamar Rena tak sedikit pun mendapat respon

"Tok tok tokkk..!"

Ketuk Clara lagi dengan teramat keras

"Tak masalah jika kau tak mau membuka pintu, aku pun tak peduli. Kalau bukan perintah dari suami ku, aku tak akan pernah mau mengetuk kamar mu langsung seperti ini. Keluarlah untuk makan, ini permintaan Mas Denis.!" Teriak Clara masih termat kesal, berharap Rena mendengar jelas apa yang saat ini tengah ia katakan

"Aku tak lapar" Sahut Rena lemas dari dalam

Mendengar Respon yang seadanya demikian, Clara pun semakin kesal di buat Rena.

Namun tak berselang lama, sebuah senyum jahat terukir jelas pada wajah cantik wanita itu.

"Kau harus turun ke bawah untuk makan, aku tak ingin energi ku menaiki tangga ke kamar mu ini terbuang sia-sia, karena kau tetap tak ingin turun dan makan. Ku tunggu dalam sepuluh menit kedepan. Jika kau tetap tak ingin turun ke ruang makan, maka jangan salah kan aku jika akan terjadi hal buruk pada Mbok Ambo kesayangan mu itu. Baiklah gadis cengeng, ku tunggu kehadiran mu di ruang makan" Ucap Clara masih dengan seringai jahatnya

Keegoisan Cinta [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang