3. Harus bagaimana

5.1K 125 1
                                    

Masih di tempat yang sama terlihat Mrs. Yana meneruskan obrolannya dengan Mbok Ambo yang tengah khusyuk mendengarkan.

"Mbok, dulu saat di rumah sakit. Aku, Mas Bambang dan Mas Ardi sempat bergurau. Kami berniat untuk menjodohkan anak kami nantinya. Tapi obrolan itu hanya sebatas gurauan semata, karena di kala itu kedua anak kami masih sangat kecil. Bila Mas Bambang dan Mas Ardi masih hidup sampai saat ini, mungkin gurauan masa lalu itu akan benar-benar di perbincangkan antar dua keluarga, layaknya perjodohan pada umumnya. Namun, maut merenggut dua sahabat ku itu terlebih dahulu. Dan sekarang aku sendirilah yang benar benar mewujudkan gurauan kami dulu" Ucap Mrs.Yana yang terlihat termenung mengingat ingat masa lalu mereka.

"Semua sudah berjalan sesuai keinginan Nyonya, Tuan Bambang dan Tuan Ardi. Sekarang kita hanya harus mendo'akan kebahagiaan dalam pernikahan Den Denis dan Non Rena saja" tegas Mbok Ambo yang berdiri sambil mengusap usap pundak Mrs. Yana.

"Ayo Mbok sekarang kita masuk" pinta Ms. Yana kepada Mbok Ambo yang segera mendorong kursi roda Mrs. Yana mengarah ke pintu masuk rumah megah mereka.

Autho POV

Terlihat tamu undangan satu persatu meninggalkan lokasi resepsi Denis dan Rena, serta sepasang tamu terakhir sudah memgucapkan salam dan selamat kepada mereka berdua lalu beranjak pergi. Terlihat sudah tak ada tamu undangan lain lagi di sana.

Sore berganti malam, terlihat raut muka Denis yang begitu kelelahan, sesekali ia menyandarkan kepala di sofa nyaman yang berukuran king size berwarna krem yang ia duduki. Nampaknya ia sedang melirik bak sedang mencari seseorang.

"Kemana Rena" gumam nya di tengah hening

"Denis, kamu terlihat lelah sekali nak" suara parau itu memecah keheningan di benak Denis

"Ehhhh iya ma, mungkin karna resepsi hari ini memakan waktu yang panjang" jawab Denis dengan manja disusul dengan pelukan hangat dari sang mama

"Sudah, ayo kembali ke kamar mu. Kamu butuh istirahat Denis. Dan pasti Rena sudah menunggu mu di sana" ucap Mrs. Yana sambil menepuk nepuk kecil bahu putra nya itu

Mendengar kalimat itu, mata Denis membulat sempurna. Hatinya kembali gundah, dia bingung apa yang harus ia lakukan nanti agar tak melakukan malam pertama bersama Rena. Walaupun tak ingin, Denis tetap tak berani memgatakan langsung pada Rena. Dia tak berani melukai perasaan Rena, karna sejak kecil mereka sudah berteman.

"Aku harus bagaimana" pekiknya dalam hati

.
.
.
Bersambung

Part nya dikit dikit aja kali ya, biar lebih enak baca nya

See u All

Keegoisan Cinta [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang