Ucapan Karin membuat Dika tak percaya, tadi ia menolak ajakan Bisma. Sekarang? Dia malah menerima ajakan itu.
"Tadi, lu tolak gua bukan? Sekarang kenapa jadi mau?"
"Mau jadi enggak?" tanya Karin balik.
"Iya sudah, cepat naik," jawab Bisma.
Dan ketika Bisma menghidupkan motornya. Lalu ....
"Kenapa?" tanya Karin.
"Enggak tahu, tiba-tiba mati."
"Coba cek bensinnya." usul Dika.
"Masih banyak," ucap Bisma.
"Coba cek mesinnya."
Bisma tiba-tiba menggebrak jok motor, dan itu membuat Karin dan Dika menatapnya aneh.
"Gua baru ingat, motor gua belum diservis dua bulan ini," ucap Bisma.
"Terus gimana? Mau cari bengkel atau gimana?" tanya Karin.
"Entar, gua mau telepon tukang bengkel yang biasa aja," jawab Bisma.
"Karin, pulang sama Dika aja mending," sambungnya.
"Lah? Terus lu di sini sendiri?" tanya Karin.
"Nanti gua telepon Angga, motor gua biar dititipkan sama Pak satpam."
"Ya sudah kalau gitu, kalau ada apa-apa langsung telepon gua aja," ujar Karin.
"Mau telepon ke mana, 'kan gua enggak punya no. lu," ujar Bisma
membuat Karin menyodorkan HP miliknya."Buat apa?"
"Catat no. gua," jawab Karin, membuat Bisma dan Dika menatapnya tak percaya.
"Kenapa liatin gua kaya gitu? Buruan catat, gua mau pulang."
"Sudah," ujar Bisma.
"Ya sudah, gua pulang."
"Gua duluan Bis," pamit Dika.
"Alamat rumahnya di mana?" tanya Dika, lalu Karin menyebutkan alamat rumahnya. Dan di perjalanan, hanya hening yang terjadi, hingga sampailah di depan sebuah rumah sederhana. Baru Dika dan Karin sampai, tiba-tiba ada orang yang memanggil.
Karin!!
Ada, yang bisa nebak enggak?
Salam, sayang dari aku✌
Kartini🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Marindi
Teen FictionKarin dihadapkan dengan kenyataan bahwa lelaki yang sangat ia cintai, adalah anak dari wanita yang telah menghancurkan keluarganya. Di satu sisi, ia sangat mencintai Dika.Tapi disisi lain, ia tak bisa bersama dengan anak dari wanita yang telah meng...