CHAPTER 8

8 1 0
                                    

Flashback on

Tiga tahun yang lalu....

"Abang sayang, mama sama papa mau pergi ke Bandung untuk menemani papa, paling besok sore mama udh dirumah. Jadi Al tolong jagain Rein ya, terus kalo butuh apa-apa minta sama bi Nani aja ya nak" terang Ririn ( mama Al) sambil mengelus lembut kepala anak lelakinya. Al yang memang sedang asik dengan game yang ada di ponselnya hanya menjawab tanpa melihat sang mama "iya ma".

Ririn yang melihat anaknya masih terus fokus dengan gamenya langsung mengambil ponsel sang anak.

"Ihhh mama itu jangan diambil dong ponselnya, kan nanti game Abang mati" jawab Al dengan wajah yang di tekuk.

Ririn yg melihat wajah anaknya yang di tekuk seperti itu, akhirnya mencoba untuk menjelaskannya " Abang, mama gak pernah melarang Abang untuk bermain game kan?" Tanya Ririn pada Al. Al yg di tanya hanya mengangguk kan kepala sambil menatap sang mama. Ririn dengan senyum diwajahnya langsung meneruskan maksudnya " nah tapi bukan berarti Abang bisa terus bermain game nak, bukan berarti mama mau melarang tapi ini untuk kebaikan Abang. Kalo sudah sibuk bermain game pasti Abang lupa untuk belajar, makan, dan juga  istirahat, nanti klo Abang sakit bagaimana? bahkan sekarang Abang udang jarang nemenin Rein bermain. Sampai Rein jadi sedih karena abang mengacuhkannya." Jelas Ririn tanpa mengalihkan matanya dari wajah sang putra.

Al yang hendak protes dengan penjelasan Ririn tentang dia mengacuhkan sang adik haru terpotong oleh teriakan sang adik yang sedang berlari di tangga.

"Mama........"

"Jangan lari-lari sayang nanti kamu jatuh"cegah Ririn agar anaknya tidak perlu berlari.

Tanpa mendengar kan ucapan Ririn, Rein tetap berlari dan langsung duduk dipangkuan Ririn dengan wajah cerianya.

"Sayang...mama kan sudah sering bilang sama adek jangan suka lari-lari di tangga. Nanti kalo adek jatuh bagaimana??" Tanya Ririn dengan lembut agar anaknya tidak merasa dihakimi.

Dengan wajah bersalah nya Rein menatap Ririn sambil berujar maaf " maafin adek ya ma, adek janji deh gak lari-larian lagi"

Mendengar itupun Ririn langsung menatap kedua anaknya yang semakin besar.

"Adek dirumah yang baik ya, selama mama sama papa pergi. Nurut sama Abang sama bi Nani juga. Jangan keluar kalo gak sama Abang atau bi Nani" pesan Ririn pada putrinya.

Al yang mendengar pembicaraan mama dan adeknya hanya mendengus dengan kesal.

tuk.tuk.tuk
Suara langkah kaki dari atas membuat orang-orang yg berada di ruang tamu mengalihkan perhatiannya.

Sulaiman yang merasa diperhatikan langsung menghampiri keluarga kecilnya.

"Ayo ma berangkat. Nanti keburu siang terus macet"
Ajak Sulaiman (papa Al).

"Ya udah sekarang papa sama mama berangkat dulu. Abang sama adek jangan lupa ingat pesan mama tadi ya,"

"Iya ma" jawab Rein dengan senyum manisnya.

Berbeda dengan Al yang hanya menggunakan kepalanya.

Setelah orang tua nya pergi, Al langsung mengambil ponselnya yang ditaruh Ririn di atas meja dan melanjutkan gamenya. Sedangkan Rein mencoba untuk memecahkan suasana.

Oh iya sekedar info, Rein itu umurnya beda 4 tahun sama Al. Jadi sekarang dia umurnya itu 9 tahun dan duduk di bangku SD kelas 5 sedangkan Al umur 13 tahun dan duduk di bangku SMP kelas 2.

Back to story

"Abang kita main sepeda yuk mumpung masih pagi" ajak Rein.

"Gak ah panas"tolak Al tanpa mengalihkan wajahnya dari ponsel.

SAHABAT JADI CINTA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang