(no proper name for "kamu")
"heh sungchan!" panggilmu begitu kamu keluar dari dalam kelas. sungchan yang saat itu sedang berjalan bersama teman-temannya langsung menoleh ke sumber suara.
"loh mbak. naps nih?" tanya sungchan dengan gaya tengilnya.
kamu sebenarnya nggak suka dengan pembawaan sungchan yang kelewat tengil ini. ditambah lagi his eyes were made only for looking at you. asli bikin males.
kamu melambaikan tanganmu menyuruh sungchan untuk mendekat sementara kamu sibuk berkacak pinggang.
laki-laki yang satu tahun lebih muda di bawahmu itu tersenyum sembari berlari kecil menghampirimu.
"kenapa panggil-panggil? naksir ya?" godanya.
kamu langsung memukul lengan bagian atasnya beberapa kali dan sungchan pun mengaduh kesakitan sambil meringis.
"loh apa? kok aku dipukul secara tiba-tiba gini? apa karena aku terlalu ganteng?"
kamu hanya memukulnya sebanyak dua kali tapi pertanyaannya berhasil membuatmu untuk tidak memukuk kembali lengan atasnya. kini ia bisa merasakan lengannya itu memanas.
"kamu kan yang naruh kotak makan isinya foto-fotomu yang nggak jelas itu?!" bentakmu.
"hah? kotak makan apa?" tanyanya.
"INI!" sergahmu sembari menyerahkan kotak makan yang berisikan foto-foto milik sungchan.
sungchan lantas tertawa. ia menyisir rambutnya ke belakang dengan jari jemarinya lalu menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.
"hehe iya." jawab sungchan.
satu pukulan kembari mendarat lagi pada lengannya. mungkin beberapa saat kemudian bisa memar kalau ia masih kelewat tengil.
"KAMU PIKIR ITU BISA DIMAKAN?!" tanyamu dengan mata melotot.
"ya nggak bisa sih." jawab sungchan enteng.
rasanya kepalamu pening. perutmu mulai mual. istirahat begini, ada aja kelakuan manusia khususnya sungchan.
"aku nggak butuh kotak makanmu itu." tegasmu sembari menekan kata 'mu' pada 'makanmu' dan beranjak pergi.
laki-laki itu tidak tinggal diam. dihalanginya kamu saat kamu hendak kembali masuk ke dalam kelas.
"APALAGI?" tanyamu dengan suara yang meninggi.
orang-orang satu sekolah ini sudah tau kalau kamu selalu digoda sama sungchan. jadi, saat melihat pemandanganmu marah-marah sama sungchan, mereka tidak begitu kaget.
"terus mbak makan apa dong?" tanya sungchan.
"nggak makan. nggak mood. dah minggir aku mau pergi." katamu tapi masih dihalangi sungchan.
"sebentar. aku tanya. beneran nggak makan?" hadangnya.
"ENGGAK SUNGCHANNNNN." jawabmu dengan wajah kesal dan suara yang malas.
"yaudah kalo gitu. nanti pulang sekolah kita makan!" ujar sungchan sembari berlari meninggalkanmu setelah mengusak puncak kepalamu gemas.
kamu bisa merasakan darah mendidih dari dalam dirimu.
"GAMAU!" teriakmu sembari kembali keluar kelas.
"NGGAK ADA PENOLAKAN!" balasnya sembari berlari mundur menatapmu dan mengejekmu.
"AKU NGGAK MAU MAKAN SAMA KAMU!" teriakmu lagi.
"NGGAK PEDULI!" balas sungchan dengan punggung yang sudah memunggungimu.
kamu cuma bisa menghembuskan nafas panjang sambil menggigit bibir bawahmu. demi tuhan kamu tidak sanggup menghadapi sungchan yang tengil dan ngeselinnya ini kelewat batas.
berpuluh-puluh kali kamu meninggikan suaramu dan meneriakki sungchan atas ketengilan yang ia lakukan kepadamu, tetapi itu semua tidak mempan. bagi sungchan, mendapatkan hatimu adalah motivasi hidup dan jalan ninjanya.
semuanya dimulai saat kamu hendak pulang ke rumah dan menunggu di halte bus. laki-laki bernama sungchan itu tiba-tiba saja duduk di sampingmu sembari berkata bahwa ia tidak punya uang untuk bayar bus. kalau tidak salah saat itu semester 2 kelas 10 dan kamu kelas 11.
"tolong ya mbak. nanti saya nggak bisa pulang." pintanya waktu itu.
pada akhirnya kamu menolongnya dan siapa yang menyangka bahwa setelah itu ia sering mencuri kesempatan untuk duduk satu bangku denganmu di dalam bus.
belum kenal dekat saja sungchan sudah berani menganggumu yang tengah membaca buku saat perjalanan pulang. ditambah lagi ia membaca seluruh teksnya secara lisan bukan dalam hati.
bukan hanya itu saja. sungchan suka tiba-tiba duduk di sampingmu saat makan di kantin. terlebih lagi, adik kelasmu itu suka menggodamu apalagi saat kelas olahraga bersama. entah itu berlari bersamamu atau membuatmu marah.
sampai sekarang pun kamu tidak tau tujuan sungchan menggodamu terus-terusan. yang sungchan tau kamu ini jahat tapi sepertinya ia suka melihatmu kesal dan marah kepadanya.
kamu tidak pernah bisa melarikan diri dari sungchan. contohnya adalah hari itu saat ia berjanji akan mengajakmu makan bersama.
kamu benar-benar berniat untuk kabur dan bahkan kamu sudah keluar kelas lebih cepat dari semua murid. tapi tetaaaaapppp saja, sungchan menemukanmu.
lenganmu ditarik oleh sungchan saat kamu hendak naik bus. ia merangkulmu dan membawamu pergi begitu saja.
"ih apaan sih. aku mau pulang." katamu sembari meronta tapi sungchan malah membawamu semakin erat dalam rangkulannya.
"loh kan belum makan. masa mau pulang gitu aja. nggak kan?" godanya.
kamu kemudian mengyingkirkan tangannya pada bahumu dan berjalan menjauh darinya. sungchan yang berdiri di sampingmu hanya bisa tertawa. baginya, kamu itu menggemaskan.
"karena aku pengen donkatsu, kita harus makan donkatsu!!" serunya sembari masuk ke tempat makan donkatsu.
kamu hanya bisa menghembuskan nafas panjang dan berdoa dalam hati meyakinkan dirimu bahwa kamu bisa melalui ini semua.
masuklah kamu ke dalam dan duduk berhadapan dengan sungchan. tidak lupa kamu menatapnya dengan sinis selagi laki-laki itu memesan makanan.
"kenapa sih mbak ngeliatnya kayak gitu?" ketus sungchan yang masih duduk bersandar pada kursi.
kamu memajukkan tubuhmu lalu melipat kedua tanganmu di atas meja sambil menatapnya.
"kamu kenapa sih chan gini banget? udah tengil, sok-sokan lagi. dipikir pantes?"
sungchan hanya tertawa. "terus biar pantes aku harus gimana dimatanya mbak?" tanya sungchan.
kamu hanya terdiam. lantas sungchan memajukan tubuhnya, berpangku tangan menopang dagu, dan menatapmu lekat-lekat.
"gimana caranya supaya aku pantes dan layak di matanya mbak?"
kamu terkejut dan kamu bisa merasakan jantungmu berdegub kencang melihat sungchan yang hanya berjarak 15 cm denganmu.
"nggak usah berharap." tegasmu lalu pergi meninggalkan sungchan sendirian.
pesanan langsung tiba begitu kamu meninggalkan sungchan. rasanya kamu ingin sekali melempar tasnya ke sungchan karena kamu benar-benar kesal dengannya.
pokoknya, gimana pun caranya, kamu harus bisa melarikan diri dari sungchan karena sungchan si tengil itu semakin menjadi-jadi.
sementara itu di dalam tempat makan,
"yeu malah kabur. untung aja cuma pesen satu." kata sungchan pada dirinya sendiri. "sok jahat tapi tadi kaget sampe wajahnya merah. hahhh gemesin banget."