[WY] 10. Kembali Berbuat Ulah

311 25 3
                                    

Hello, Bear. Apa kabar?” Suara itu, suara Mr. blonde; si pria bertopeng menyeramkan yang ingin mencelakainya. Dia kembali berada di sisi Licia, membuat gadis itu ketakutan.

Mata Licia yang terpejam langsung terbuka, hampir berteriak ketika melihat wajah Mr. Blonde yang tertutup topeng berada tepat di depan matanya, wajah pria itu benar-benar begitu dekat. Namun, buru-buru Mr. Blonde membekap mulut Licia.

Shtt, jangan berteriak, Bear, atau aku akan membuat temanmu itu mati sekarang juga,” ancam Mr. Blonde,dia menjauhkan tangan dan badannya dari Licia.

Kedua mata Licia bergerak melihat Zayn yang sedang tertidur pulas di atas sofa. Lelaki itu tidur sendirian tanpa ada selimut yang menghangatkan tubuh. Kemudian Licia tatap Mr. Blonde dengan perasaan was-was. “Tolong jangan macam-macam, Mr,” mohon Licia.

Teringat akan sesuatu, jari telunjuk Licia terangkat untuk menunjuk benda yang terpasang di pojok ruangan. “Lihat, ada CCTV di sana, dan kamu akan ketahuan, Mr.”

Di balik topengnya, Mr. Blonde tersenyum sinis. Bukanlah hal sulit untuk menghilangkan bukti-bukti yang bisa membuatnya tertangkap kapan saja. “Kamu nggak tau siapa aku, Bear,” katanya, dia keluarkan pisau lipat dan menempelkan ujung pisau tersebut pada dagu Licia dan menyusuri bagian wajahnya yang lain.

Tubuh Licia menegang, napasnya terlihat begitu cepat, begitupun dengan keadaan detak jantungnya. “Mr. Blonde, ak—”

“Aku nggak suka berbasa-basi, Bear. Kita langsung saja pada intinya, tolong ucapkan selamat tinggal pada dunia; pada kedua orang tuamu dan juga teman-temanmu, termasuk dia.”

Mr. Blonde menoleh ke arah dimana Zayn tertidur, lalu kembali menatap Licia. Pisau yang masih berada di tangannya, dia angkat tinggi-tinggi; siap menusuk gadis itu dan mengirimnya ke akhirat.

“Mr. Blonde, jangan. Aku mohon jang— arghhh!!”

Kedua mata Licia seketika terbuka ketika tiba-tiba saja memimpikan hal yang buruk. Dengan napas yang tersenggal dan tubuh yang berkeringat dingin, Licia menoleh ke kanan-kiri, lalu melihat Zayn yang sedang terlelap. Malam ini, di ruangan itu hanya ada Zayn yang bertugas menjaganya.

Kemudian Licia melirik jam yang berada di dinding. Pukul 01.00 pagi, dan otak Licia malah memutar kejadian waktu tengah malam itu, sehingga semakin dibuat takut.

Bagaimana jika Mr. Blonde tiba-tiba mendatanginya lalu melakukan apa yang tadi berada di alam mimpi? Tidak, Licia tidak ingin itu terjadi. Licia masih ingin tetap hidup, meski hidupnya sedikit menyedihkan.

“Zayn …,” panggil Licia, lirih. Dia sedikit tidak enak membangunkan lelaki itu karena Zayn sudah membantunya sedari pagi, semenjak Martin pulang dikarenakan ada urusan.

Licia tidak tega, namun dia juga ketakutan akan hal yang sedang bersarang di dalam pikirannya. “Zayn …, Zayn, aku takut. Aku bermimpi buruk, Zayn. Zayn …, kamu sudah nyenyak, ya?”

Tidak ada pilihan Lain, Licia terpaksa membangunkan lelaki itu dengan suara yang sedikit dikeraskan. Dia berjanji, ketika sudah sembuh nanti akan membalas kebaikan Zayn.

Zayn terusik, dia menggumam dalam tidurnya. Mengubah posisi yang semula menghadap punggung sofa menjadi menghadap ke arah bed Licia dan meringkukan badan karena kedinginan.

“Aku …, aku nggak bisa tidur.”

“Kenapa?” tanya Zayn, matanya masih terpejam.

“Aku mimpi buruk, aku takut, Zayn. Aku takut dia datang ke sini.” Perlahan kedua mata Zayn terbuka, lelaki itu berkedip-kedip karena cahaya lampu yang menyilaukan matanya.

Safety or DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang