Langit sudah berwarna merah muda meyerupai kembang gula dengan semburat ungu dan jingga. Meskipun sebentar lagi hari mulai petang, akan tetapi Raja, Carla dan juga Edgar belum memutuskan untuk pulang. Mereka masih mencari keberadaan Licia.
Setelah sebelumnya mereka saling berpencar; mencari Licia ke tempat yang berbeda, menyusuri setiap jalanan dan menanyakan pada warga sekitar dengan menunjukan foto Licia, sekarang ketiganya sudah berkumpul di jalanan yang sepi tanpa ada lalu lalang orang sekitar satu pun. Di kanan-kirinya berdiri banyak pohon yang menjulang tinggi.
Wajah ketiga orang tersebut sama-sama nampak lebih cemas dari sebelumnya, sebab mereka menemukan tas juga ponsel milik Licia di jalanan. Dan yang membuat mereka cemas adalah ada noda darah di samping tas gadis itu. Kemungkinan besar segala pikiran negatif menyerang otak mereka.
“Jangan-jangan Kak Licia diculik? Dan sebelum diculik, Kak Licia sempat dilukai dulu oleh orang itu.” Praduga Carla, langsung ditanggapi anggukan kepala oleh Raja.
“Kemungkinan, bisa jadi darah ini darah Licia,” respons Raja, lelaki itu berjongkok demi melihat tetesan darah, bahkan mengikuti arah tetesannya.
“Menurut kalian, Licia dibawa ke dalam mobil atau hutan?” Raja bertanya. Dia masih berjongkok membelakangi Carla dan juga Edgar, pandangannya menatap lurus ke arah hutan.
“Mobil, nggak mungkin kalau ke hutan. Memangnya ada apa di sana selain hewan liar?” Carla menanggapi, anak itu bersidekap dada. “Kalau menurut Papa?”
“Ntahlah, sebaiknya kita laporkan saja pada polisi biar mereka yang mencari keberadaan kakakmu.” Jawaban yang diberikan Edgar membuat Carla memutar bola mata malas.
“Kalau menurut dirimu sendiri gimana, Kak?” Carla balik bertanya pada Raja.
“Hutan, tapi belum yakin.” Lelaki itu bangkit berdiri dan menatap Carla. “Apa yang dikatakan papamu benar, kita sebaiknya melaporkan kehilangan Licia pada polisi. Tempat awal Licia menghilang di sini, kita tinggal melaporkannya saja.”
“Tuan-Tuan dan Nona, sedang mencari apa di sini? Apa kalian membutuhkan bantuan?” Entah seseorang datang dari arah mana, tetapi orang itu berhasil membuat Raja, Carla dan Edgar terkejut. Ketiga orang tersebut menatap kakek tua yang sedikit bungkuk dengan pakaian lusuhnya.
“Ah, kami sedang mencari temanku yang hilang, Kek,” jawab Raja.
Kakek itu mengangguk beberapa kali. “Apa dia hilang di sini?”
“Sepertinya begitu, Kek.” Itu Raja lagi yang menjawab, dia menoleh pada Edgar yang sedang memotret tas Licia yang tergeletak, kemudian memotret darahnya. Lalu mengambil foto selfie mereka semua.
“Kakek hanya ingin memberitahu sesuatu, orang yang menghilang di kawasan ini tidak pernah ada satupun yang selamat. Mereka pasti akan ditemukan tewas dengan tidak wajar,” tutur si kakek, membuat ketiga orang yang mendengarnya terdiam dengan wajah pucat.
“Maksudnya, Kek? Kakek tau dari mana? Apa Kakek tau siapa pelaku yang sudah menewaskannya?” ujar Carla, wajahnya nampak panik.
“Sosok bertopeng,” katanya, kemudian kakek itu menunjuk ke arah sebuah papan peringatan yang terpajang di pohon. Papan tersebut sudah berkarat dan sedikit tertutupi oleh dedaunan, sehingga tulisannya tidak terlihat.
“Ada peringatan di sana, apa kalian tidak membacanya? Di kawasan ini ada orang berbahaya, dan sebelum malam tiba cepatlah pergi dari sini.”
++++++
Taxxia, 20 Februari 2017
Pembunuhan berantai telah terjadi di kota Gemahati, lebih tepatnya di desa Jahara. Agar wajahnya tidak diketahui oleh siapapun, pelaku dari tindakan kriminal tersebut menggunakan topeng sebagai penutup wajah. Sebelum menghabisi nyawa korban, pelaku menculiknya terlebih dahulu dan membawanya ke tempat persembunyian yang sampai sekarang belum diketahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Safety or Death
Misterio / Suspenso+Judul awal: With You+ ⚠️KAWASAN 1718+, TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN & PEMBUNUHAN⚠️ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ "Pilih salah satu, menjadi golonganku atau pulang tanpa nyawa?" •••••• Hidup Licia berubah drastis setelah diselamatkan oleh pria bertopeng...