[WY] 04. |Dasar Orang Aneh

455 45 0
                                    

“Nggak, kamu nggak boleh tinggal sendirian, Lici. Persetan dengan kata mandiri, aku mau kamu tinggal di rumahku."

"Aku takut nanti bakal ada yang jahatin kamu semisal kamu tinggal sendiri. Lagi pula di rumahku nggak hanya ada aku, kok, ada orang tuaku juga.” Raja berkata panjang lebar, melarang Licia yang mengajaknya mencari kosan untuk dijadikan tempat tinggal setelah diusir dari rumah.

Tadi, setelah mendengar kabar Licia diusir dari rumah dan sedang berada di jalanan hanya seorang diri, Raja pun langsung menyusul gadis itu. Ia berusaha datang secepat mungkin karena khawatir dengan Licia, dan sekarang mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah lelaki itu.

“Tapi, aku nggak mau menyusahkan kamu dan orang tuamu, Raja. Kedatanganku hanya akan merepotkan kalian, aku nggak mau ….” Licia berkata lirih, ia menatap Raja yang sedang fokus menyetir, dan lelaki itu hanya menoleh sekilas.

“Tenang saja, nanti aku jelasin ke mereka, cobalah untuk tinggal di rumahku selama satu bulan, atau seenggaknya dua minggu. Kalau kamu tetap merasa nggak nyaman, kamu bisa bilang sama aku. Nanti biar aku carikan tempat tinggal,” katanya, tulus.

Licia mengalihkan pandangan dan berpikir sejenak, ia menghela napas berat. Bingung ingin meng’iya’kan atau tidak. Dirinya benar-benar takut merepotkan Raja dan kedua orang tuanya, terlebih mereka baru saja menyambut kedatangaan anggota baru di keluarganya.

“Bagaimana, Lici?” tanya Raja karena Licia belum juga menjawabnya. Dia menghentikan mobilnya di sisi jalan yang sudah dekat ke arah rumahnya.

Dengan ragu Licia mengangguk, mengundang seyuman Raja. Lelaki itu refleks menggenggam tangan Licia karena saking senangnya. Licia tersenyum tipis. Beruntung sekali dia memiliki seorang teman seperti sosok Raja yang mau membantunya ketika sedang kesusahan.

“Ayo kita ke rumahku dan belajar bersama nanti.” Raja menjauhkan tangannya dan melajukan mobil kembali. Tidak lama mereka sudah sampai di kediaman lelaki itu.

“Tunggu,” cegah Raja ketika Licia hendak melepas sabuk pengaman. Maksudnya, biar Raja saja yang membantunya. Setelah selesai, ia pun melarang Licia untuk tidak membuka pintu mobil terlebih dahulu.

Raja turuun lebih awal, dia buka pintu mobil, lalu merendahkan sedikit tubuhnya sembari mengulurkan tangan. “Silakan, Tuan Putri.” Licia tertawa kecil menanggapi hal itu. Raja ini ada-ada saja.

Menyambut uluran tangan Raja, Licia kemudian turun. Mereka tidak menyadari bahwa ada seorang pria pemilik rumah tersebut yang sedang memperhatikannya, lantas pria itu berdehem. Sehingga keduanya menoleh secara bersamaan.

“Eh, Ayah,” kata Raja, dia menghampiri sang ayah; Jacob, yang berdiri di depan pintu. Begitupun dengan Licia, gadis itu ikut menghampiri ayah temannya dan menyaliminya.

“Tumben Lici ke sini pagi-pagi ada apa, nih?” tanya Jacob, yang langsung membuat Licia menatap ke arah Raja.

“Aku jelasin di dalam saja, Yah, nggak enak kalau jelasin di sini.”

Jacob mengangguk, kemudian dia mengajak kedua anak muda itu untuk masuk dan berbicara di dalam.

++++++

“Yah, biar aku saja yang masak sama Raja, .” Licia menghampiri Jacob yang sedang berada di dapur, wanita itu sudah memakai apron dan bersiap untuk memasak.

Tadi, setelah Raja menjelaskan pada orang tuanya perihal dia datang pagi-pagi bersama Licia, Jacob tentu saja menerima gadis itu dengan senang hati begitupun dengan Airin nanti jika sudah diberitahu. Selain tidak tega dengan Licia, Jacob pun mengatakan jika Licia sudah dianggap sebagai anak sendiri.

Safety or DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang