Kamu tahu satu rahasia langit yang hanya diketahui para
malaikat? Bahwa sesungguhnya, Tuhan sangat mencintaimu.
Sangat menyayangimu ....(Malaikat Magang —Raja)
Angin menampar keras wajah Raja dan Pais ketika malaikat itu menukik tajam untuk mendarat. Kecepatan malaikat itu membuat sosoknya tak bisa dilihat. Bahkan, Kakek Saka sampai memejamkan mata mengira tamannya sedang terantam angin badai. Sementara itu, Raja dan Pais merasa inilah akhir hidup mereka sebagai malaikat magang. Mereka sudah siap untuk mati diadili. Namun, ketika malaikat itu mendarat kilat dan menyembunyikan sayapnya, mata Raja melihat sosok malaikat senior yang sudah dikenalnya.
“Bang Jago?!” ucapnya kaget.
Tetapi, Bang Jago tak menganggap Pais dan Raja ada. Seolah tidak mendengar panggilan Raja, dia fokus dengan Kakek Saka. Dengan senyum yang indah dan terlatih, Bang Jago mendekati Kakek Saka. Dia datang seperti manusia biasa, mengulurkan tangan untuk meraih jari jemari keriput Kakek Saka dan menyalaminya seperti kawan lama.
“Kapan gue bisa senyum sedahsyat itu, ya Tuhan?” bisik Pais mupeng.
“Ah, akhirnya kamu datang, Tara. Tapi, maaf janjian kita bertemu di taman harus berantakan karena dua bocah bermasker ini. Mereka perlu diajarin sopan santun. Dua-duanya nggak ada akhlak,” ujar Kakek itu kepada Bang Jago.
“Yah, malah ngadu ini, Kakek.” Raja menggerutu.
“Biar nanti saya yang kasih mereka pelajaran, Kek. Masih ingat kedatangan saya ke sini, Kek?”
Kakek Saka mengangguk, tahu ke mana Bang Jago akan membawanya.
“Sekarang sudah saatnya Kakek terbang sama saya.”
Raja dan Pais terkejut melihat sisi lembut Bang Jago. Dia begitu santun, hangat, dan penuh senyum. Bahkan, dia begitu sabar membimbing targetnya menuju ajal.
“Ke tempat bernama Sasvata, kan? Tapi, kalau kita perginya lama, bolehkah aku pamitan dulu sama Non Naya. Dia sudah sadar hari ini. Aku tidak ingin membuatnya khawatir.”
Bang Jago menyikapi permintaan Kek Saka dengan bijaksana. “Tentu saja boleh. Tapi, nggak bisa bertemu langsung. Waktu keberangkatan sebentar lagi. Kek Saka rekam saja ya pesan buat Naya. Nanti, saya yang sampaikan,” ujar Bang Jago ramah. “Is, siniin hape lo,” kata Bang Jago mendadak tegas ke arah Pais.
Tadi ngomong sama Kakek halusnya kayak ngomong sama ratu, giliran ngomong ke gue sudah kayak ngomong sama babu. Pais cemberut sambil merelakan ponselnya dipinjam.
Kakek pun tampak bahagia dan semangat. Kemudian, Bang Jago mulai merekam suara Kakek Saka dengan ponsel. Air mata Kakek mengalir, saat mengingat kenangan-kenangan bersama Naya selama hidupnya.
“Maafkan, Mbah ya, Non. Sudah waktunya Mbah pulang. Mbah selalu berdoa, semoga ada malaikat baik yang selalu menjaga Non,” kata terakhir Kakek kepada Naya.
Raja ikut sedih. Tapi, dia tidak tahu kenapa malaikat tidak bisa mengeluarkan air mata. Padahal, hatinya merasa berduka. Raja jadi penasaran, apa rasa sedih yang paling menyayat sehingga dia bisa mengeluarkan air matanya?
“Non Naya pasti tambah kesepian. Kasihan dia, Tara. Dia sudah seperti nggak punya siapa-siapa lagi,” ucap Kakek Saka sedih. Dia seolah sudah tahu hari ini adalah hari kematiannya. Dengan lemah, dia berjalan mendekati taman. Dia ingin berpamitan dengan taman yang sudah puluhan tahun dia rawat seperti anak-anaknya sendiri. Pohon angsana yang dulu kerdil dan kini makin tinggi itu, tampak sedih. Pohon itu seperti ikut melepas kepergian sang kakek, orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FACTORY RESET (New Version)
Teen FictionNovel juara ketiga BWM 4 ini menceritakan tentang Raja, malaikat maut magang, yang mendapatkan tugas untuk menyelamatkan Naya dari rencana bunuh diri dan mereset memori sedih gadis itu. Namun, saat menjalankan tugasnya, dia justru masuk dalam rahasi...